Kode akun adalah suatu kerangka yang menggunakan angka, huruf atau kombinasi keduanya untuk memberikan tanda atau kode pada akun-akun yang sudah dirancang sebelumnya.
Bagan Perkiraan (Chart Of Account)
Bagan Perkiraan (Chart Of Account) adalah daftar yang dibuat dari rekening yang digunakan oleh badan usaha untuk mendefinisikan setiap barang atau uang yang dihabiskan atau diterima. Hal ini digunakan untuk mengatur entitas keuangan dan untuk memisahkan pengeluaran, pendapatan, aset dan kewajiban untuk memberikan pihak yang berkepentingan pemahaman yang lebih baik tentang kesehatan entitas keuangan. Bagan perkiraan (chart of accounts) daftar perkiraan yang ada dalam perusahaan lengkap dengan nama dan nomor kode perkiraannya.
Bentuk – bentuk perkiraan (akun) :
Bentuk T (T form) atau Skontro
Bentuk 2 kolom atau 2 lajur
Bentuk 3 kolom atau 3 lajur
Bentuk 4 kolom atau 4 lajur
Bagan / unsur – unsur akun (perkiraan) :
Nama akun, contoh: aktiva, kewajiban, modal
Tempat untuk mencatat penambahan yang terjadi pada akun
Tempat untuk mencatat pengurangan yang terjadi pada akun
Debit adalah sisi sebelah kiri akun. Apabila didebit, berarti pada sisi sebelah kiri tersebut ditulis atau dicatat suatu jumlah tertentu. Kredit adalah sisi sebelah kanan akun. Apabila dikredit, berarti pada sisi sebelah kanan tersebut ditulis atau dicatan suatu jumlah tertentu.
Kode Perkiraan (Akun) Akuntansi
Kode perkiraan adalah pemberian kode pada perkiraan sehingga setiap perkiraan mudah diingat, dimengerti, dan digunakan. Biasanya dinyatakan dengan notasi angka, huruf atau kombinasi angka dan huruf. Kode perkiraan akuntansi perlu dicantumkan dalam pencatatan akuntansi, tujuannya adalah untuk memudahkan proses pencatatan, pencarian dan penyimpanan serta pembebaban yang dituju pada setiap perkiraan. Oleh karenanya kode perkiraan akuntansi hendaknya mempunyai kriteria seperti, mudah diingat, konsisten, sederhana dan singkat serta memungkinkan adanya penambahan perkiraan akuntansi baru tanpa mengubah kode perkiraan akuntansi yang sudah ada. Dalam pelaksanaannya, pemberian kode tersebut dapat ditentukan dengan memilih salah satu cara berdasarkan kebijaksanaan masing – masing pengelola perusahaan.
Jenis-jenis Kode Perkiraan Akuntansi
Dalam suatu sistem akuntansi perusahaan, pemberian kode perkiraan akuntansi sangat tergantung pada keanekaragaman transaksi dan jumlah transaksi yang terjadi. Semakin banyak dan kompleksitas transaksi yang terjadi akan menyebabkan semakin banyak kode perkiraan akuntansi yang akan digunakan.
Terdapat beberapa kode perkiraan akuntansi yang dapat digunakan biasanya seperti kode numerial, kode desimal, kode mnemonik serta kode kombinasi huruf dan angka. Dalam pembahasan ini hanya membicarakan dua macam kode akun yang biasa digunakan. Kode perkiraan akuntansi yang dibahas adalah kode numerial dan kode desimal.
1) Kode Numerial.
Merupakan cara pengkodean perkiraan akuntansi berdasarkan nomor secara berurutan. Pada sistem ini, pemberian kode terhadap perkiraan dapat dilakukan secara mudah dan bebas. Setiap perkiraan dapat diberikan nomor dengan aturannya sendiri.
Misalnya :
1 Kas
2 Piutang dagang
3 Perlengkapan kantor
4 …………….dst.
2) Kode Desimal.
Merupakan cara pemberian kode perkiraan akuntansi dengan menggunakan lebih dari satu angka. Setiap angka mempunyai arti, kode desimal ini dapat dibedakan atas kode kelompok dan kode blok. Pada sistem ini setiap perkiraan diberikan kode dengan menggunakan dasar angka Sepuluh Digit, yaitu dari angka 0 sampai 9. Angka paling depan digunakan sebagai penunjuk golongan pokok. Selanjutnya untuk tiap anak golongan ditambah angka lagi.
Misalnya :
5. Biaya
5.0 Biaya Penyediaan Jasa
5.0.1. Gaji
5.0.2. Komisi
5.0.2.1. Komisi Perantara
5.0.2.2. Komisi Agen
5.0.3. Upah
5.1 Biaya Administrasi
5.1.1. Perlengkapan
5.1.2. Telepon
Dst.
3) Mnemonic
Mnemonic, artinya mudah diingat. Jadi pada sistem ini pemberian kode dilakukan dengan tanda yang mudah diingat. Namun biasanya pada sistem Mnemonic kode perkiraan yang digunakan adalah huruf – huruf. Paling lazim digunakan inisial dari suatu kata.
Misalnya :
A untuk Aktiva
H untuk Hutang
Dan seterusnya.
Kesulitan yang akan ditemukan pada sistem ini adalah jika ada kata yang inisialnya sama dengan inisial kata perkiraan yang lain harus dibuat kode lain. Misalnya saja jika perusahaan menyebutkan Aktiva sebagai Harta, maka inisialnya H, jadi tentunya untuk hutang harus dibuat sebutan lain. Jalan keluarnya untuk hutang Kewajiban, sehingga inisialnya K. atau cara lain dengan menggunakan kode tambahan yang mudah diingat.
4) Kombinasi Huruf dan Angka.
Kombinasi huruf dan angka, artinya pada sistem ini setiap perkiraan diberi kode dengan menggunakan huruf dan nomor. Keduanya dipadukan untuk membentuk kode tertentu.
Misalnya:
Hutang Gaji Bagian Umum diberi kode H 1-21.
H menunjukkan Hutang.
1 menunjukkan golongan hutang.
21 menunjukkan bagian tertentu yang berhubungan dengan kejadian hutang tersebut.
Dari ke empat cara di atas yang peling sering digunakan dalam prakteknya adalah cara decimal. Pada dasarnya pembuatan kode untuk tiap perkiraan klasifikasinya disesuaikan dengan pengelompokan dan urutan perkiraan.
Pengaruh Transaksi Pada Perkiraan (Akun)
Setiap transaksi keuangan yang terjadi akan menambah atau mengurangi nilai atau jumlah uang yang tercantum pada sisi debit atau kredit perkiraan – perkiraan tertentu. Pada dasarnya, naik turun atau penambahan dan pengurangan jumlah/ nilai uang pada sisi debit dan kredit secara garis besar dapat digambarkan sebagai berikut:
Nama Perkiraan Bertambah di Berkurang di Saldo Normal
Harta / Kekayaan Sebelah Debit Sebelah Kredit Debit
Hutang/ Kewajiban Sebelah Kredit Sebelah Debit Kredit
Modal Sebelah Kredit Sebelah Debit Kredit
a. Pengambilan Pribadi(Prive) Sebelah Debet Sebelah Kredit Debit
b. Dividen Sebelah Kredit Sebelah Debit Kredit
Penghasilan/pendapatan Sebelah Kredit Sebelah Debit Kredit
Biaya – biaya Sebelah Debit Sebelah Kredit Debit
Pengklasifikasian Kedalam Laporan Keuangan.
Perkiraan dalam buku besar biasanya diklasifikasikan menurut sifat-sifatnya sebagai aktiva, kewajiban, modal, pendapatan dan atau biaya. Perkiraan-perkiraan tersebut juga dapat diklasifikasikan lagi dalam kategori-kategori yang lebih luas. Dalam artikel ini akan dibahas klasifikasi perkiraan pada sebuah perusahaan kecil. Pengklasifikasian perkiraan-perkiraan dilakukan sesuai dengan ketentuan bahwa transaksi-transaksi akuntansi di samping dicatat juga harus digolong-golongkan.
Penggolong-golongan transaksi berarti bahwa transaksi-transaksi yang mempunyai sifat yang sama harus dilaporkan sebagai satu kesatuan. Misalnya pada Perusahaan X, apabila selama bulan Maret 2012 telah dibeli perlengkapan sebanyak sepuluh kali, maka semua pembelian perlengkapan ini harus dicatat dalam satu kelompok transaksi yang disebut “perlengkapan”.
Perkiraan Neraca atau biasa disebut perkiraan riil, Perkiraan neraca atau perkiraan riil adalah perkiraan-perkiraan yang pada akhir periode akan dilaporkan di dalam neraca. Yang termasuk dalam perkiraan neraca adalah aktiva (harta), kewajiban (hutang), dan modal. Contoh perkiraan aktiva adalah kas, wesel tagih, piutang dagang atau piutang usaha, perlengkapan, biaya dibayar di muka, peralatan, tanah, gedung, mesin, kendaraan.
Perkiraan kewajiban di antaranya wesel bayar, hutang dagang atau hutang usaha, hutang bank, hutang gaji, hutang bunga, hutang pajak, hutang hipotek, hutang obligasi. Perkiraan modal mencakupi modal Tuan Y, prive Tuan Y. Perkiraan prive digunakan untuk mencatat pengambilan-pengambilan uang yang dilakukan oleh pemilik dan digunakan untuk keperluan pribadinya.
Perkiraan Rugi laba atau biasa disebut perkiraan nominal Perkiraan rugi laba atau perkiraan nominal adalah perkiraan-perkiraan yang pada akhir periode akan dilaporkan dalam laporan rugi laba. Yang termasuk dalam perkiraan rugi laba adalah pendapatan dan biaya. Pendapatan dapat berasal dari bermacam-macam kegiatan, misalnya penjualan barang, pemberian jasa, penyewaan aktiva, peminjaman uang atau kegiatan-kegiatan lain dalam rangka usaha dan tujuan memperoleh laba. Perkiraan-perkiraan yang termasuk dalam klasifikasi ini dapat diberi nama penjualan, upah jasa, pendapatan jasa, pendapatan bunga atau pendapatan sewa.
Jika suatu perusahaan mempunyai beberapa jenis pendapatan, maka masing-masing dicatat dalam perkiraan yang terpisah. Biaya yang terjadi untuk memperoleh pendapatan juga dapat bermacam-macam. Luasnya pengelompokan dan banyaknya perkiraan biaya berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan lain. Hal ini tergantung pada sifat dan besarnya perusahaan. Contoh perkiraan biaya adalah biaya gaji, biaya perlengkapan, biaya listrik, air telepon, biaya penyusutan, biaya bunga, biaya sewa, biaya serba-serbi. Demikian artikel seputar akuntansi tentang klasifikasi perkiraan.
1) Akun
Sesuai dengan prinsip akuntansi Indonesia, perkiraan atau akun digolongkan menjadi :
1) Kelompok Perkiraan Riil atau Perkiraan Neraca
Kelompok ini dapat digolongkan menjadi 3 (tiga):
a) Harta lassets.
b) Utang/kewajiban (liability)
c) Modal (capital)
2) Kelompok Perkiraan Laba Rugi dan Perkiraan Nominal yaitu perkiraan:
a) Pendapatan
b) Beban
2) Harta (Assets)
Harta (Assets) adalah jumlah kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan yang di dalamnya terdiri atas “harta yang berwujud” dan “harta yang tak berwujud”. Seluruh harta ini dapat dinilai dengan uang.
Penggolongan Harta (Assets)
Harta Lancar (Current Assets)
Harta ini berbentuk uang tunai atau dapat diuangkan dengan segera, misalnya kas, wesel tagih dan piutang usaha.
Harta Tetap Harta ini sifatnya permanen atau dapat digunakan dalam beberapa periode akuntansi, misalnya tanah, gedung, hak paten, hak cipta, dan merk dagang.
a) Harta tetap berwujud
Misalnya: tanah, gedung dan kendaraan
b) Harta tetap tak berwujud
Misalnya: hak paten. hak cipta, merk dagang, dan goodwill.
Penggolongan Harta Berdasarkan Tingkat Likuiditas
Harta Lancar
1) Kas
2) Surat-surat berharga
3) Piutang wesel
4) Piutang usaha
5) Beban – beban yang dibayar di muka
6) Pendapatan Yang akan diterima
7) Persediaan – persediaan
Harta Tetap
Harta Tetap Berwujud
a) Tanah
b) Bangunan
c) Peralatan
d) Kendaraan
HartaTetap Tak Berwujud
a) Hak cipta
b) Hak paten
c) Merk dagang
d) Goodwill
3) Kewajiban Berdasarkan Jangka Waktu
Utang adalah kewajiban perusahaan pada pihak luar pemilik perusahaan dan dibayar dalam jangka waktu tertentu.
Penggolongan Kewajiban Berdasarkan Jangku Waktu
1) Utang jangka pendek adalah kewajiban perusahaan kepada pihak luar pemilik perusahaan dan dibayar kurang dari satu tahun.
Contoh: wesel bayar dan utang usaha
2) Utang jangka panjang adalah utang perusahaan karena meminjam lebih dari satu tahun.
Contoh: utang hipotik, dan obligasi
4) Modal
Modal adalah Selisih harta dengan utang adalah modal –> M = H – U. Dapat juga diartikan kewajiban pihak perusahaan kepada pemilik untuk membayar haknya bila diperlukan.
Macam-macam Modal:
Modal pribadi
Modal saham
Laba yang ditahan
5) Pendapatan (Income)
Pendapatan (Income) adalah kegiatan perusahaan dalam pemberian jasa/barang kepada pihak luar perusahaan.
Penggolongan Pendapatan
Pendapatan Usaha yaitu pemberian jasa atau barang yang langsung berhubungan dengan kegiatan usaha. Misalnya pendapatan jasa dan penjualan barang dagangan.
Pendapatan Luar Biasa yaitu hasil pemberian jasa/barang yang tidak langsung berhubungan dengan kegiatan usaha. Misalnya pendapatan bunga, sewa, dan penerimaan komisi.
6) Beban (Expense)
Beban (Expense) adalah pengorbanan yang dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh pendapatan dalam perusahaan.
Penggolongan Beban:
Beban Usaha adalah pengorbanan yang dikeluarkan langsung berhubungan dengan kegiatan usaha, misalnya beban gaji, listrik, air, dan penyusutan.
Beban di Luar Usaha adalah pengorbanan yang dikeluarkan tidak berhubungan langsung dengan perusahaan, misalnya beban bunga dan beban kegiatan rupa-rupa.
7) Kode Perkiraan
Untuk menklasifikasikan perkiraan (akun) harus dilakukan dengan cara menyediakan/menyusun bagan perkiraan berdasarkan pada persamaan akuntansi yang sederhana sebagai berikut :
Pada saat perusahaan mulai berdiri :
AKTIVA = HUTANG + MODAL (awal)
Apabila perusahaan sudah beroprasi :
AKTIVA = HUTANG + MODAL + PENGHASILAN – BIAYA
Yang kita gunakan adalah persamaan yang kedua. Masing – masing variabel dalam persamaan itu kita beri kode/nomor perkiraan tertentu, misalnya :
AKTIVA : 1
HUTANG : 2
MODAL : 3
PENGHASILAN : 4
BIAYA : 5
Variabel persamaan dan kode perkiraaan tersebut kita turunkan/kembangkan sesuai dengan perkiraan yang digunakan oleh perusahaan, misalnya :
AKTIVA : 1
Aktiva Lancar : 11
Kas Di Tangan : 111
Kas di Bank : 112
HUTANG : 2
Hutang Lancar : 21
Hutang Dagang : 211
Hutang Gaji : 212
Hutang Jangka Panjang : 22
Hutang Wesel : 221
Hutang Obligasi : 222
MODAL : 3
Modal Rian : 31
Modal Dewi : 32
PENDAPATAN : 4
Penjualan : 41
Penj. Komp : 411
Penj. Jasa : 412
BIAYA : 5
Telepon : 51
Listrik : 52
B. Kegunaan Kode Akun
1. Untuk mempermudah dalam mengidentifikasi akun-akun dalam buku besar.
2. Untuk mempermudah pencatatan, pengelompokan, penyimpanan dan pengambilan data akuntansi.
3. Dapat mengurangi pekerjaan pencatatan.
4. Penyediaan identifikasi ringkas.
5. Mempermudah bagi data dalam pemrosesan selanjutnya.
Bagan Perkiraan (Chart Of Account)
Bagan Perkiraan (Chart Of Account) adalah daftar yang dibuat dari rekening yang digunakan oleh badan usaha untuk mendefinisikan setiap barang atau uang yang dihabiskan atau diterima. Hal ini digunakan untuk mengatur entitas keuangan dan untuk memisahkan pengeluaran, pendapatan, aset dan kewajiban untuk memberikan pihak yang berkepentingan pemahaman yang lebih baik tentang kesehatan entitas keuangan. Bagan perkiraan (chart of accounts) daftar perkiraan yang ada dalam perusahaan lengkap dengan nama dan nomor kode perkiraannya.
Minako Komukai https://mm9841.com/f/1xoqqqlw1xoAkun (perkiraan) adalah formulir (media) / kartu yang digunakan untuk mengelompokkan transaksi – transaksi yang sejenis ke dalam suatu nama kelompok transaksi dan tempat untuk mencatat penambahan serta pengurangan yang terjadi dalam kelompok tersebut. Dalam system pencatatan, kita menggunakan system “Akuntansi Berpasangan” (Double Entery Accounting), yang artinya bahwa setiap transaksi akan selalu dicatat di dalam 2 perkiraan/lebih dengan jumlah debit dan kredit yang seimbang.
Bentuk – bentuk perkiraan (akun) :
Bentuk T (T form) atau Skontro
Bentuk 2 kolom atau 2 lajur
Bentuk 3 kolom atau 3 lajur
Bentuk 4 kolom atau 4 lajur
Bagan / unsur – unsur akun (perkiraan) :
Nama akun, contoh: aktiva, kewajiban, modal
Tempat untuk mencatat penambahan yang terjadi pada akun
Tempat untuk mencatat pengurangan yang terjadi pada akun
Debit adalah sisi sebelah kiri akun. Apabila didebit, berarti pada sisi sebelah kiri tersebut ditulis atau dicatat suatu jumlah tertentu. Kredit adalah sisi sebelah kanan akun. Apabila dikredit, berarti pada sisi sebelah kanan tersebut ditulis atau dicatan suatu jumlah tertentu.
Kode Perkiraan (Akun) Akuntansi
Kode perkiraan adalah pemberian kode pada perkiraan sehingga setiap perkiraan mudah diingat, dimengerti, dan digunakan. Biasanya dinyatakan dengan notasi angka, huruf atau kombinasi angka dan huruf. Kode perkiraan akuntansi perlu dicantumkan dalam pencatatan akuntansi, tujuannya adalah untuk memudahkan proses pencatatan, pencarian dan penyimpanan serta pembebaban yang dituju pada setiap perkiraan. Oleh karenanya kode perkiraan akuntansi hendaknya mempunyai kriteria seperti, mudah diingat, konsisten, sederhana dan singkat serta memungkinkan adanya penambahan perkiraan akuntansi baru tanpa mengubah kode perkiraan akuntansi yang sudah ada. Dalam pelaksanaannya, pemberian kode tersebut dapat ditentukan dengan memilih salah satu cara berdasarkan kebijaksanaan masing – masing pengelola perusahaan.
Jenis-jenis Kode Perkiraan Akuntansi
Dalam suatu sistem akuntansi perusahaan, pemberian kode perkiraan akuntansi sangat tergantung pada keanekaragaman transaksi dan jumlah transaksi yang terjadi. Semakin banyak dan kompleksitas transaksi yang terjadi akan menyebabkan semakin banyak kode perkiraan akuntansi yang akan digunakan.
Terdapat beberapa kode perkiraan akuntansi yang dapat digunakan biasanya seperti kode numerial, kode desimal, kode mnemonik serta kode kombinasi huruf dan angka. Dalam pembahasan ini hanya membicarakan dua macam kode akun yang biasa digunakan. Kode perkiraan akuntansi yang dibahas adalah kode numerial dan kode desimal.
1) Kode Numerial.
Merupakan cara pengkodean perkiraan akuntansi berdasarkan nomor secara berurutan. Pada sistem ini, pemberian kode terhadap perkiraan dapat dilakukan secara mudah dan bebas. Setiap perkiraan dapat diberikan nomor dengan aturannya sendiri.
Misalnya :
1 Kas
2 Piutang dagang
3 Perlengkapan kantor
4 …………….dst.
2) Kode Desimal.
Merupakan cara pemberian kode perkiraan akuntansi dengan menggunakan lebih dari satu angka. Setiap angka mempunyai arti, kode desimal ini dapat dibedakan atas kode kelompok dan kode blok. Pada sistem ini setiap perkiraan diberikan kode dengan menggunakan dasar angka Sepuluh Digit, yaitu dari angka 0 sampai 9. Angka paling depan digunakan sebagai penunjuk golongan pokok. Selanjutnya untuk tiap anak golongan ditambah angka lagi.
Misalnya :
5. Biaya
5.0 Biaya Penyediaan Jasa
5.0.1. Gaji
5.0.2. Komisi
5.0.2.1. Komisi Perantara
5.0.2.2. Komisi Agen
5.0.3. Upah
5.1 Biaya Administrasi
5.1.1. Perlengkapan
5.1.2. Telepon
Dst.
3) Mnemonic
Mnemonic, artinya mudah diingat. Jadi pada sistem ini pemberian kode dilakukan dengan tanda yang mudah diingat. Namun biasanya pada sistem Mnemonic kode perkiraan yang digunakan adalah huruf – huruf. Paling lazim digunakan inisial dari suatu kata.
Misalnya :
A untuk Aktiva
H untuk Hutang
Dan seterusnya.
Kesulitan yang akan ditemukan pada sistem ini adalah jika ada kata yang inisialnya sama dengan inisial kata perkiraan yang lain harus dibuat kode lain. Misalnya saja jika perusahaan menyebutkan Aktiva sebagai Harta, maka inisialnya H, jadi tentunya untuk hutang harus dibuat sebutan lain. Jalan keluarnya untuk hutang Kewajiban, sehingga inisialnya K. atau cara lain dengan menggunakan kode tambahan yang mudah diingat.
4) Kombinasi Huruf dan Angka.
Kombinasi huruf dan angka, artinya pada sistem ini setiap perkiraan diberi kode dengan menggunakan huruf dan nomor. Keduanya dipadukan untuk membentuk kode tertentu.
Misalnya:
Hutang Gaji Bagian Umum diberi kode H 1-21.
H menunjukkan Hutang.
1 menunjukkan golongan hutang.
21 menunjukkan bagian tertentu yang berhubungan dengan kejadian hutang tersebut.
Dari ke empat cara di atas yang peling sering digunakan dalam prakteknya adalah cara decimal. Pada dasarnya pembuatan kode untuk tiap perkiraan klasifikasinya disesuaikan dengan pengelompokan dan urutan perkiraan.
Pengaruh Transaksi Pada Perkiraan (Akun)
Setiap transaksi keuangan yang terjadi akan menambah atau mengurangi nilai atau jumlah uang yang tercantum pada sisi debit atau kredit perkiraan – perkiraan tertentu. Pada dasarnya, naik turun atau penambahan dan pengurangan jumlah/ nilai uang pada sisi debit dan kredit secara garis besar dapat digambarkan sebagai berikut:
Nama Perkiraan Bertambah di Berkurang di Saldo Normal
Harta / Kekayaan Sebelah Debit Sebelah Kredit Debit
Hutang/ Kewajiban Sebelah Kredit Sebelah Debit Kredit
Modal Sebelah Kredit Sebelah Debit Kredit
a. Pengambilan Pribadi(Prive) Sebelah Debet Sebelah Kredit Debit
b. Dividen Sebelah Kredit Sebelah Debit Kredit
Penghasilan/pendapatan Sebelah Kredit Sebelah Debit Kredit
Biaya – biaya Sebelah Debit Sebelah Kredit Debit
Pengklasifikasian Kedalam Laporan Keuangan.
Perkiraan dalam buku besar biasanya diklasifikasikan menurut sifat-sifatnya sebagai aktiva, kewajiban, modal, pendapatan dan atau biaya. Perkiraan-perkiraan tersebut juga dapat diklasifikasikan lagi dalam kategori-kategori yang lebih luas. Dalam artikel ini akan dibahas klasifikasi perkiraan pada sebuah perusahaan kecil. Pengklasifikasian perkiraan-perkiraan dilakukan sesuai dengan ketentuan bahwa transaksi-transaksi akuntansi di samping dicatat juga harus digolong-golongkan.
Penggolong-golongan transaksi berarti bahwa transaksi-transaksi yang mempunyai sifat yang sama harus dilaporkan sebagai satu kesatuan. Misalnya pada Perusahaan X, apabila selama bulan Maret 2012 telah dibeli perlengkapan sebanyak sepuluh kali, maka semua pembelian perlengkapan ini harus dicatat dalam satu kelompok transaksi yang disebut “perlengkapan”.
Perkiraan Neraca atau biasa disebut perkiraan riil, Perkiraan neraca atau perkiraan riil adalah perkiraan-perkiraan yang pada akhir periode akan dilaporkan di dalam neraca. Yang termasuk dalam perkiraan neraca adalah aktiva (harta), kewajiban (hutang), dan modal. Contoh perkiraan aktiva adalah kas, wesel tagih, piutang dagang atau piutang usaha, perlengkapan, biaya dibayar di muka, peralatan, tanah, gedung, mesin, kendaraan.
Perkiraan kewajiban di antaranya wesel bayar, hutang dagang atau hutang usaha, hutang bank, hutang gaji, hutang bunga, hutang pajak, hutang hipotek, hutang obligasi. Perkiraan modal mencakupi modal Tuan Y, prive Tuan Y. Perkiraan prive digunakan untuk mencatat pengambilan-pengambilan uang yang dilakukan oleh pemilik dan digunakan untuk keperluan pribadinya.
Perkiraan Rugi laba atau biasa disebut perkiraan nominal Perkiraan rugi laba atau perkiraan nominal adalah perkiraan-perkiraan yang pada akhir periode akan dilaporkan dalam laporan rugi laba. Yang termasuk dalam perkiraan rugi laba adalah pendapatan dan biaya. Pendapatan dapat berasal dari bermacam-macam kegiatan, misalnya penjualan barang, pemberian jasa, penyewaan aktiva, peminjaman uang atau kegiatan-kegiatan lain dalam rangka usaha dan tujuan memperoleh laba. Perkiraan-perkiraan yang termasuk dalam klasifikasi ini dapat diberi nama penjualan, upah jasa, pendapatan jasa, pendapatan bunga atau pendapatan sewa.
Jika suatu perusahaan mempunyai beberapa jenis pendapatan, maka masing-masing dicatat dalam perkiraan yang terpisah. Biaya yang terjadi untuk memperoleh pendapatan juga dapat bermacam-macam. Luasnya pengelompokan dan banyaknya perkiraan biaya berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan lain. Hal ini tergantung pada sifat dan besarnya perusahaan. Contoh perkiraan biaya adalah biaya gaji, biaya perlengkapan, biaya listrik, air telepon, biaya penyusutan, biaya bunga, biaya sewa, biaya serba-serbi. Demikian artikel seputar akuntansi tentang klasifikasi perkiraan.
1) Akun
Sesuai dengan prinsip akuntansi Indonesia, perkiraan atau akun digolongkan menjadi :
1) Kelompok Perkiraan Riil atau Perkiraan Neraca
Kelompok ini dapat digolongkan menjadi 3 (tiga):
a) Harta lassets.
b) Utang/kewajiban (liability)
c) Modal (capital)
2) Kelompok Perkiraan Laba Rugi dan Perkiraan Nominal yaitu perkiraan:
a) Pendapatan
b) Beban
2) Harta (Assets)
Harta (Assets) adalah jumlah kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan yang di dalamnya terdiri atas “harta yang berwujud” dan “harta yang tak berwujud”. Seluruh harta ini dapat dinilai dengan uang.
Penggolongan Harta (Assets)
Harta Lancar (Current Assets)
Harta ini berbentuk uang tunai atau dapat diuangkan dengan segera, misalnya kas, wesel tagih dan piutang usaha.
Harta Tetap Harta ini sifatnya permanen atau dapat digunakan dalam beberapa periode akuntansi, misalnya tanah, gedung, hak paten, hak cipta, dan merk dagang.
a) Harta tetap berwujud
Misalnya: tanah, gedung dan kendaraan
b) Harta tetap tak berwujud
Misalnya: hak paten. hak cipta, merk dagang, dan goodwill.
Penggolongan Harta Berdasarkan Tingkat Likuiditas
Harta Lancar
1) Kas
2) Surat-surat berharga
3) Piutang wesel
4) Piutang usaha
5) Beban – beban yang dibayar di muka
6) Pendapatan Yang akan diterima
7) Persediaan – persediaan
Harta Tetap
Harta Tetap Berwujud
a) Tanah
b) Bangunan
c) Peralatan
d) Kendaraan
HartaTetap Tak Berwujud
a) Hak cipta
b) Hak paten
c) Merk dagang
d) Goodwill
3) Kewajiban Berdasarkan Jangka Waktu
Utang adalah kewajiban perusahaan pada pihak luar pemilik perusahaan dan dibayar dalam jangka waktu tertentu.
Penggolongan Kewajiban Berdasarkan Jangku Waktu
1) Utang jangka pendek adalah kewajiban perusahaan kepada pihak luar pemilik perusahaan dan dibayar kurang dari satu tahun.
Contoh: wesel bayar dan utang usaha
2) Utang jangka panjang adalah utang perusahaan karena meminjam lebih dari satu tahun.
Contoh: utang hipotik, dan obligasi
4) Modal
Modal adalah Selisih harta dengan utang adalah modal –> M = H – U. Dapat juga diartikan kewajiban pihak perusahaan kepada pemilik untuk membayar haknya bila diperlukan.
Macam-macam Modal:
Modal pribadi
Modal saham
Laba yang ditahan
5) Pendapatan (Income)
Pendapatan (Income) adalah kegiatan perusahaan dalam pemberian jasa/barang kepada pihak luar perusahaan.
Penggolongan Pendapatan
Pendapatan Usaha yaitu pemberian jasa atau barang yang langsung berhubungan dengan kegiatan usaha. Misalnya pendapatan jasa dan penjualan barang dagangan.
Pendapatan Luar Biasa yaitu hasil pemberian jasa/barang yang tidak langsung berhubungan dengan kegiatan usaha. Misalnya pendapatan bunga, sewa, dan penerimaan komisi.
6) Beban (Expense)
Beban (Expense) adalah pengorbanan yang dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh pendapatan dalam perusahaan.
Penggolongan Beban:
Beban Usaha adalah pengorbanan yang dikeluarkan langsung berhubungan dengan kegiatan usaha, misalnya beban gaji, listrik, air, dan penyusutan.
Beban di Luar Usaha adalah pengorbanan yang dikeluarkan tidak berhubungan langsung dengan perusahaan, misalnya beban bunga dan beban kegiatan rupa-rupa.
7) Kode Perkiraan
Untuk menklasifikasikan perkiraan (akun) harus dilakukan dengan cara menyediakan/menyusun bagan perkiraan berdasarkan pada persamaan akuntansi yang sederhana sebagai berikut :
Pada saat perusahaan mulai berdiri :
AKTIVA = HUTANG + MODAL (awal)
Apabila perusahaan sudah beroprasi :
AKTIVA = HUTANG + MODAL + PENGHASILAN – BIAYA
Yang kita gunakan adalah persamaan yang kedua. Masing – masing variabel dalam persamaan itu kita beri kode/nomor perkiraan tertentu, misalnya :
AKTIVA : 1
HUTANG : 2
MODAL : 3
PENGHASILAN : 4
BIAYA : 5
Variabel persamaan dan kode perkiraaan tersebut kita turunkan/kembangkan sesuai dengan perkiraan yang digunakan oleh perusahaan, misalnya :
AKTIVA : 1
Aktiva Lancar : 11
Kas Di Tangan : 111
Kas di Bank : 112
HUTANG : 2
Hutang Lancar : 21
Hutang Dagang : 211
Hutang Gaji : 212
Hutang Jangka Panjang : 22
Hutang Wesel : 221
Hutang Obligasi : 222
MODAL : 3
Modal Rian : 31
Modal Dewi : 32
PENDAPATAN : 4
Penjualan : 41
Penj. Komp : 411
Penj. Jasa : 412
BIAYA : 5
Telepon : 51
Listrik : 52
C. Macam-Macam Kode Akun/Perkiraan
1. Kode Numeral
Dalam penyusunan kode numeral ini, akun buku besar diberi kode angka yang berurutan.
No
|
Kode Akun
|
Nama Akun
|
Keterangan
|
1.
|
1.
|
Kas
|
Aktiva lancar
|
2.
|
Piutang usaha
| ||
3.
|
Wesel tagih
| ||
4.
|
Efek
| ||
5.
|
Persediaan barang dagangan
| ||
6.
|
Perlengkapan toko
| ||
7.
|
Perlengkapan kantor
| ||
8.
|
Asuransi dibayar di muka
| ||
9.
|
Beban dibayar di muka
| ||
10.
|
Sewa dibayar di muka
| ||
2.
|
11.
|
Peralantan
|
Aktiva tetap
|
12.
|
Akumulasi penyusutan perlatan
| ||
13.
|
Kendaraan
| ||
14.
|
Akumulasi penyusutan kendaraan
| ||
15.
|
Gedung
| ||
16.
|
Akumulasi penyusutab gedung
| ||
17.
|
Tanaha
| ||
3.
|
18.
|
....
|
....
|
19.
|
.... dan seterusnya
|
....
|
2. Kode Kelompok
Kode kelompok merupakan jenis kode yang dalam pemberian kode akunnya dilakukan dengan mengelompokan akun aktiva, kewajiban, modal, pendapatan dan beban.
No. Kode
|
Kelompok Akun
|
1
|
Aktiva
|
2
|
Kewajiban
|
3
|
Modal
|
4
|
Pendapatan
|
5
|
Beban
|
6
|
Pendapatan lain-lain
|
7
|
Beban lain-lain
|
Struktur penggolongan akun adalah sebagai berikut.
No. Akun
|
Keterangan
|
Digit pertama
|
Kelompok akun
|
Digit kedua
|
Golongan akun
|
Digit ketiga
|
Subgolongan akun
|
Digit keempat
|
Jenis akun
|
Sebagai contoh,perhatikan keterangan pembagian golongan, subgolongan, dan nama akun kas kode 101
1 0 1
Nama Akun : Kas
Golongan Akun : Aktiva lancar
Kelompok Akun : Aktiva
Berikut ini daftar kode kelompok yang sudah tersusun.
Daftar Kode Kelompok Akun
No. Kode
|
Golongan 1 Aktiva
| ||
1
|
10-
|
Aktiva lancar
| |
101
|
Kas
| ||
102
|
Piutang usaha
| ||
103
|
Wesel tagih
| ||
104
|
Persediaan barang dagang
| ||
105
|
Perlengkapan toko
| ||
106
|
Perlengkapan kantor
| ||
107
|
Asuransi dibayar di muka
| ||
108
|
Beban dibayar di muka
| ||
11-
|
Investasi jangka panjang
| ||
111
|
Investasi saham
| ||
112
|
Investasi obligasi
| ||
12-
|
Aktiva tetap
| ||
121
|
Peralatan toko
| ||
122
|
Akumulasi penyusutan peralatan toko
| ||
123
|
Kendaraan
| ||
124
|
Akumulasi penyusutan kendaraan
| ||
125
|
Tanah
| ||
126
|
Gedung toko
| ||
127
|
Akumulasi penyusutan gedung toko
| ||
13-
|
Aktiva tetap tak berwujud
| ||
131
|
Hak paten
| ||
132
|
Hak cipta
| ||
133
|
Merek
| ||
134
|
Goodwill
| ||
135
|
Franchise
| ||
14-
|
Aktiva lain-lain
| ||
141
|
Mesin yang tidak digunakan
| ||
142
|
Beban yang ditangguhkan
| ||
No. Kode
|
Golongan 2 Kewajiban
| ||
2
|
20-
|
Kewajiban lancar
| |
201
|
Hutang usaha
| ||
202
|
Wesel bayar
| ||
203
|
Beban yang masih harus (ymh) dibayar
| ||
204
|
Hutang sewa
| ||
205
|
Hutang pajak
| ||
206
|
Hutang gaji dan upah
| ||
207
|
Uang muka penjualan
| ||
21-
|
Kewajiban jangka panjang
| ||
211
|
Hutang hipotek
| ||
212
|
Hutang obligasi
| ||
No. Kode
|
Golongan 3 Ekuitas
| ||
3
|
30-
|
Ekuitas
| |
301
|
Ekuitas pemilik
| ||
302
|
Pengambilan prive
| ||
No. Kode
|
Golongan 4 pendapatan
| ||
4
|
40-
|
Pendapatan
| |
401
|
Pendapatan usaha
| ||
No. Kode
|
Golongan 5 beban
| ||
5
|
50-
|
Beban
| |
501
|
Beban gaji
| ||
502
|
Beban iklan
| ||
503
|
Beban sewa
| ||
504
|
Beban asuransi
| ||
505
|
Beban perlengkapan
| ||
506
|
Beban penyusutan aktiva tetap
| ||
No. Kode
|
Golongan 6 Pendapatan Lain-Lain
| ||
6
|
60
|
Pendapatan lain-lain
| |
601
|
Pendapatan bunga
| ||
602
|
Pendapatan dari penjualan efek
| ||
No. Kode
|
Golongan 7 Beban Lain-Lain
| ||
7
|
70-
|
Beban lain-lain
| |
701
|
Beban rugi penjualan aktiva tetap
|
3. Kode Angka Blok
Dalam pengkodean ini akun buku besar dikelompokan menjadi beberapa golongan dan setiap golongan disediakan suatu blok angka yang beruntun untuk pemberian kodenya.
No. Kode
|
Nama Akun
|
1 – 20
|
Aktiva lancar
|
21 – 30
|
Investasi jangka panjang
|
31 – 50
|
Aktiva tetap berwujud
|
51 – 60
|
Aktiva tetap tidak berwujud
|
61 – 80
|
Aktiva lain-lain
|
81 – 100
|
Hutang lancar
|
101 – 110
|
Hutang jangka panjang
|
111 – 120
|
Ekuitas
|
121 – 160
|
Pendapatan penjualan
|
161 – 180
|
Harga pokok penjualan
|
181 – 290
|
Beban produksi
|
291 – 340
|
Beban administrasi dan beban umum
|
341 – 390
|
Beban pemasaran
|
391 – 440
|
Pendapatan di luar usaha
|
441 – 499
|
Beban di luar usaha
|
500
|
Laba rugi
|
4. Kode Angka Desimal
Sistem desimal (decimal system) adalah pemberian kode akun dengan menggunakan sepuluh unit angka dari 0 sampai 9. Masing-masing angka/digit menunjukan kelompok, golongan , dan jenis akun.
Kode
|
Keterangan
|
1
|
Aktiva
|
1.0
|
Aktiva lancar
|
1.0.1
|
Kas
|
1.0.2
|
Piutang usaha
|
1.0. ...
|
dan seterusnya
|
1.1
|
Investasi jangka panjang
|
1.1.1
|
Investasi saham
|
1.1.2
|
Investasi obligasi
|
1.2
|
Aktiva tetap
|
1.2.1
|
Peralatan toko
|
1.2.2
|
Akumulasi penyusutan peralatan toko
|
1.2. ...
|
dan seterusnya
|
5. Kode Mnemonik
Pada sistem ini pengkodean akun dilakukan dengan menggunakan huruf-huruf tertentu.
Kelompok Akun
|
Nama Akun
|
Kode
| ||
Aktiva (A)
|
Aktiva lancar
|
AL
| ||
Kas
|
AL.K
| |||
Piutang usaha
|
AL.PU
| |||
Surat berharga
|
AL.SB
| |||
Kewajiban (K)
|
Kewajiban lancar
|
KL
| ||
Hutang wesel
|
KL.HW
| |||
Hutang usaha
|
KL.HU
| |||
Ekuitas (E)
|
Modal sendiri
|
E.S
| ||
Pendapatan (P)
|
Pendapatan jasa
|
P.J
| ||
Pendapatan komisi
|
P.K
| |||
Penjualan
|
P.Pjl
| |||
Beban (B)
|
Beban usaha
|
B.U
| ||
6. Kode Kombinasi Huruf Dan Angka
Kode akun yang dikombinasikan antara huruf dan angka disesuaikan dengan perkuraan yang digunakan. Huruf diletakkan di depan sebagai tanda perkiraan sedangkan di belakang huruf diletakan angka-angka yang menunjukan kode akun.
Kelompok
|
Kode
|
Golongan Akun
|
Kode
|
Jenis Akun
|
Kode
|
Aktiva
|
A
|
Aktiva lancar
|
AL
|
Kas
|
AL – 10
|
Piutang usaha
|
AL – 11
| ||||
perlengkapan
|
AL – 12
| ||||
Aktiva tetap
|
AT
|
Peralatan toko
|
AT – 13
| ||
Hutang
|
H
|
Hutang lancar
|
HL
|
Hutang usaha
|
UL – 20
|
Hutang wesel
|
UL – 21
| ||||
Hutang jangka panjang
|
HJ
|
Hutang hipotek
|
UJ – 22
| ||
Hutang obligasi
|
UJ – 23
| ||||
Ekuitas
|
M
|
Ekuitas sendiri
|
MS
|
Ekuitas saham
|
MS – 30
|
Beban
|
B
|
Beban usaha
|
BU
|
Beban gaji
|
BU – 50
|
Beban sewa
|
BU – 51
| ||||
Pendapatan
|
P
|
Pendaptan jasa
|
PJ
|
Jasa reparasi
|
PJ – 40
|
Jasa komisi
|
PJ – 41
| ||||
Dan seterusnya
|
...
|
Loading...
No comments:
Post a Comment