× Home Daftar Isi Tentang Blog Contact Us
Menu

Humanesian

Economic and Accountant

Showing posts with label manajemen. Show all posts
Showing posts with label manajemen. Show all posts
Tingkatan Level Manajemen dan Perannya dalam Perusahaan

Tingkatan Level Manajemen dan Perannya dalam Perusahaan

Ayo Komentar
Tingkatan Manajemen - Manajer merupakan seseorang yang bekerja sama dengan orang lain dengan cara mengorganisasikan kegiatannya secara bersama sama untuk merealisasikan tujuan perusahaan.

Umumnya manajemen mempunyai tanggung jawab dan tugas yang sama, yaitu melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan serta pengendalian.

Tetapi jika dilihat dari sisi level manajemen atau tingkatan manajemen bisa dibagi kedalam tiga jenjang manajemen sesuai fungsi dan tugasnya, yaitu:

tingkatan manajemen
Tingkatan Manajemen

Tingkatan Manajemen

1. Manajemen Puncak | Top Level of Management

Manajemen puncak (top level management) adalah tingkat manajemen yang paling atas dan memiliki otoritas tertinggi pada sebuah organisasi perusahaan dan bertanggungjawab langsung kepada pemilik perusahaan.

Umumnya, manajemen puncak hanya bekerja pada tatanan konseptual dan pemikiran, bukan pada hal hal teknis.

Manajemen puncak memiliki kewenangan yang paling besar diantara manajemen pada tingkatan lainnya.

Manajemen puncak berhak untuk memilih, mengangkat, memberhentikan manajemen yang berada dibawah otoritasnya.

Contoh tingkat manajemen puncak adalah CEO (Cheif Executive Officer), GM (General Manager) atau yang sering pula disebut presiden direksi (presdir).

Direksi merupakan perwakilan dari pemilik perusahaan atau pemegang saham, mereka dipilih oleh pemegang saham perusahaan, dan CEO dipilih oleh dewan direksi perusahaan.

Apa saja yang dilakukan oleh manajemen puncak ?

# Tugas Manajemen Puncak

Setidaknya terdapat peran dan tugas manajemen puncak, seperti:
  1. Menyusun dan menetapkan rencana perusahaan
  2. Menentukan tujuan perusahaan
  3. Mengatur manajemen yang berada dibawah posisi manajemen puncak
  4. Memanfaatkan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan
  5. Bertanggungjawab atas semua yang dilakukan oleh manajemen dibawahnya
VOSS-165 https://onlystream.tv/47kbcabuaqzz

    2. Manajemen Tingkat Menengah | Middle Level of Management

    Manajemen tingkat menengah berada pada tengah tengah dari hirarki manajemen pada sebuah perusahaan.

    Manajemen ini dipilih oleh manajemen puncak dan anajemen tingkat menengah bertanggungjawab atas pelaksanaan rencana yang sudah ditentukan oleh manajemen puncak.

    Berbeda dengan manajer puncak, manajer tengah cenderung bekerja mengandalkan kemampuan manajerial dan hal teknis.

    Kurang membutuhkan ketrampilan yang sifatnya konseptual.

    Manajemen tingkat menengah membawahi dan mengarahkan kegiatan manajer dibawahnya.

    Manajemen pada tingkat ini bertanggung jawab terhadap kegiatan yang dilakukan oleh tingkatan manajemen yang lebih rendah dan bahkan terkadang terhadap beberapa karyawan operasionalnya. 

    Contoh tingkatan manajemen tengah adalah :
    1. Kepala departemen atau HOD. Contohya: manajer keuangan, manajer pembelian, manajer produksi.
    2. Manajer cabang. Seperti kepala cabang unit 
    3. Junior executive. Contoh : asisten manajer pembelian, asistem manajer keuangan, asistem manajer produksi.
    Contoh tugas dan peran manajemen tingkat menengah sebagai berikut :
    1. Menjalankan perintah, kebijakan, rencana yang telah disusun oleh manajemen puncak
    2. Memberi saran atau rekomendasi kepada manajemen puncak
    3. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan semua departemen yang ada
    4. Berkomunikasi dengan manajemen puncak dan manajemen tingkat yang lebih rendah posisinya
    5. Mempersiapkan rencana jangka pendek, umumnya disusun hanya untuk 1 hingga 5 tahun
    6. Mempunyai keterbatasan tanggung jawab dan wewenang karena manajemen tingkat menengah ini merupakan perantara manajemen puncak dengan manajemen yang lebih rendah.
    7. Bertanggung jawab secara langsung kepada dewan direksi dan CEO perusahaan

    3. Manajemen Lini Pertama (First Line Management)

    Manajemen lini pertama (low Level Management) adalah tingkatan manajemen yang paling rendah dalam sebuah perusahaan.

    Manajemen ini bertugas untuk memimpin dan mengawasi kinerja tenaga operasional.

    Karena salah satu tugasnya mengawasi karyawan, manajemen tingkat pertama bekerja menggunakan keterampilan teknikal dan kemampuan komunikasi.

    Kemampuan konseptual hampir tidak dibutuhkan oleh manajer ini.

    Manajemen lini pertama tidak membawahi manajer yang lain.

    Contoh manajemen tingkat pertama adalah mandor atau pengawas atau sering disebut dengan supervisor.

    Mereka dipilih oleh manajemen tingkat menengah.

    Mereka juga bagian dari manajemen operasional yang terlibat secara langsung dalam proses produksi dan bertanggung jawab untuk menyelesaikan rencana dan tugas yang diberikan oleh manajemen yang lebih tinggi.

    Contoh kegiatan yang dilakukan manajemen pada tingkat pertama ini seperti:
    1. Mengarahkan dan mengendalikan karyawan atau pekerja
    2. Mengembangkan moral para karyawan
    3. Menjaga hubungan yang baik antara manajemen tingkat menengah dan para pekerja
    4. Menginformasikan keputusan yang diambil oleh manajemen kepada para karyawan atau pekerja, selain itu manajemen tingkat pertama ini memberi informasi mengenai kinerja, hambatan atau kesulitan, perasaan, tuntutan ataupun hal lainnya dari para karyawan atau pekerja
    5. Menyusun rencana harian, mingguan serta bulanan. Tidak menyusun rencana jangka panjang

    Keahlian Manajemen

    Manajemen dalam jenjang atau level manapun harus mempunyai kemampuan untuk bekerja sama dalam sebuah tim, kemampuan menyusun perencanaan dan pelaksanaan rencana jangka panjang, berani menghadapi dan mengambil resiko serta keahlian interpersonal.

    Umumnya, secara mendasar keahlian manajemen bisa dikelompokkan menjadi tiga:
    1. Keahlian teknis
    2. Keahlian interpersonal
    3. keahlian konseptual

    1. Keahlian Teknis | Technical Skill

    Keahlian teknis adalah kemampuan manajemen untuk mempergunakan prosedur, teknik serta pengetahuan pada bidang khusus.

    Keahlian teknis ini sangat diperlukan oleh seorang manajer di lini pertama atau manajer yang berada pada tingkatan terendah karena manajer dilini ini seringkali terlibat secara langsung dengan pekerjaan teknis.

    Contohnya para pekerja yang menjalankan atau mengoperasikan mesin, salesman atau bahkan programer yang memerlukan pengarahan untuk menyelesaikan tugas tugas mereka yang kompleks

    2. Keahlian Interpersonal | Interpersonal Skill

    Keahlian interpersonal adalah keahlian untuk bekerja secara bersama sama, memahami serta memotivasi orang lain secara individu atau didalam kelompok.

    Contohnya kemampuan dalam berkomunikasi, memimpin, memberikan motivasi kerja kepada para karyawan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan.

    Selain itu mereka harus rajin berinteraksi dengan para atasan maupun orang lain yang berada diluar wilayah kerja mereka

    3. Keahlian Konseptual | Conseptual Skill

    Keahlian konseptual merupakan kemampuan dalam mengkoordinir dan mengintegrasikan seluruh kepentingan serta kegiatan organisasi.

    Keahlian ini sangat penting untuk manajemen puncak.

    Kemampuan skill seorang manajer dalam usahanya untuk naik ke level yang lebih tinggi lagi tergantung kepada kemampuannya dalam memahami peran kerja departemen yang lain seperti bagian keuangan, personalia, produksi, marketing dan yang lainnya

    Keahlian Tambahan

    Masih ada keahlian keahlian manajemen yang lain selain keahlian teknis, keahian interpersonal serta keahlian konseptual yaitu 4 keahlian tambahan yang mestinya dimiliki oleh seorang manajer yang handal, 4 keahlian tersebut sebagai berikut:

    1. Keahlian Diagnosis

    Seorang manajer harusnya mampu untuk menganalisa sebuah masalah yang ada pada organisasi serta mengembangkan solusinya.

    Apabila manajer tidak mampun untuk mengdiagnosis sebuah masalah, maka bisa saja manajer tersebut bukanlah manajer yang berprestasi yang bisa diandalkan untuk naik ke jenjang level yang lebih tinggi

    2. Keahlian Komunikasi

    Manajer harus bisa menyalurkan sebuah ide dan menginformasi kepada yang lain.

    Bukan hanya itu saja, seorang manajer juga harus bisa menerima sebuah ide dan informasi dari orang lain secara baik sehingga nantinya manajer bisa mengkoordinasikan pekerjaan pada rekan rekan kerja satu timnya.

    Tanpa ilmu kemampuan komunikasi yang bagus, manajer akan kesulitan dalam menghidupkan kerja sama tim.

    3. Keahlian Manajemen Waktu

    Manajemen waktu wajib dikuasai oleh seorang manajer yang handal, manajemen harus mampu memprioritaskan pekerjaan yang satu dengan pekerjaan yang lainnya. membagi pekerjaan dan bekerja secara efektif dan efisien sehingga pekerjaan bisa dengan cepat terselesaikan

    4. Keahlian Pengambilan Keputusan

    Manajemen harus sanggup mengambil sebuah keputusan, setelah mendiagnosa dan menganalisa sebuah permasalahan, seorang manajer yang handal harus mampu mengambil sebuah keputusan yang cepat, tepat, efektif untuk menyelesaikan masalah yang ada dan mampu mengambangkan menjadi peluang yang amat berharga

    Read more »
    Konsep Dasar Manajemen dan Penjelasannya

    Konsep Dasar Manajemen dan Penjelasannya

    Ayo Komentar

    Konsep Manajemen

    Konsep Manajemen - manajemen bersifat universal. Tidak ada satu kesepakatan tentang batasan. Banyak definisi yang bisa dijadikan dasar sesuai dengan tujuan masing masing. Namun beberapa ahli berpandangan sama mengenai konsep manajemen.

    Secara garis besar, banyak yang setuju bahwa konsep manajemen bisa dilihat dari 4 sudut pandang.

    Apa saja yang menjadi konsep dasar manajemen ?

    konsep manajemen
    Konsep Manajemen

    1. Manajemen Sebagai Suatu Ilmu

    Awal mulanya, manajemen tidak termasuk sebagai sebuah teori. Teori harus terdiri atas konsep yang bisa menjelaskan fenomena, meramalkan apa yang akan terjadi dan membuktikan ramalan tersebut berdasarkan penelitian secara sistematis.

    Setelah manajemen dipelajari selama beberapa waktu, manajemen akhirnya bisa membuktikan secara sistematis dan memahami fenomena-fenomena dan meramalkan mengapa orang-orang bekerja sama.

    Manajemen sebagai suatu ilmu pengetahuan yang berupaya secara sistematis dalam memahami dan mempelajari bagaimana masing masing manusia bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan dan membuat sistem ini bisa memberikan manfaat untuk kemanusiaan.

    Manajemen sebagai sebuah ilmu pengetahuan telah lama dipelajari dan telah menjadi sebuah teori.

    Gejala gejala dalam manajemen telah diteliti menggunakan metode-metode penelitian ilmiah yang bisa dirumuskan dalam prinsip prinsip yang diwadahi dalam sebuah teori.

    Manajemen sebagai ilmu digunakan untuk menjelaskan dan menerangkan berbagai fenomema-fenomena yang ada sehingga bisa memberikan arahan kepada manajer terhadap apa yang seharusnya mereka kerjakan.
    GVG 950 https://woof.tube/stream/brzxfVmr7xH

    2. Manajemen Sebagai Seni

    Manajemen sebagai seni merupakan sebuah upaya nyata untuk mendatangkan hasil yang maksimal dengan usaha yang seminimal mungkin yang bisa dilakukan. Begitu juga dalam memberikan pelayanan yang terbaik kepada semua pihak yang berhubungan.

    Henry M Boettinger mengemukakan manajemen merupakan sebuah seni dalam suatu pengambilan keputusan, yang artinya manajemen adalah suatu kemampuan, keterampilan atau kemahiran dalam menerapkan prinsip-prinsip dan teknik dalam memanfaatkan semua sumber daya yang dimiliki untuk merealisasikan tujuan yang diinginkan.

    Dia menambahkan bahwa sebagai seni, manajemen memerlukan tiga unsur :
    1. Pandangan
    2. pengetahuan tekhnis
    3. komunikasi
    Ketiga unsur tersebut bisa dikembangkan dengan melakukan pelatihan-pelatihan manajemen.

    Konsep manajemen sebagai seni memandang perlunya kerja sama dengan pihak lain, bagaimana mengatur dan memerintahkan orang lain supaya bisa bekerja sama dengan baik dan menguntungkan.

    Hal ini karena pada dasarnya manusia umumnya adalah "managing" atau mengatur. dan mengatur manusia ada seninya tersendiri agar mendapatkan hasil yang paling maksimal.

    Mary Parker Follet [stoner, 1986] menambahkan "The art getting things done through people". manajemen sebagai sebuah seni untuk menjalankan pekerjaan melalui orang lain. Semua sepakat bahwa manajemen melakukan pekerjaannya dengan cara mengatur orang lain.

    3. Manajemen sebagai Profesi

    Manajemen sebagai sebuah profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang dijalankan orang-orang yang mempunyai keahlian serta keterampilan sebagai kader, manajer atau pimpinan didalam sebuah organiasi tertentu.

    Manajemen diartikan sebuah profesi dikarenakan manajemen memerlukan keahlian, keterampilan, kemahiran dan skill tertentu untuk menjalankan aktivitas dalam merealiasikan tujuan yang diinginkan.

    Semua pekerjaan dijalankan dengan cara yang sangat efektif dan efisien sehingga bisa memanfaatkan segala sumber daya yang ada dengan maksimal. Untuk menjalankannya perlu sebuah kemampuan yang ahli, dan skill ini bisa merupakan suatu profesi tersendiri bagi seorang ahli.

    Para ahli profesional mendapatkan status dengan cara mencapai sebuah standar prestasi kerja dan bukan berdasaran kepada faktor diluar itu seperti suku, keturunan, agama serta kriteria-kriteria yang tidak berkaitan lainnya.

    4. Manajemen sebagai Proses

    Dalam usaha mencapai tujuan, manajemen melakukan berbagai hal yang tidak bisa dipisahkan antara satu kegiatan dengan kegiatan yang lain.

    Konsep manajemen sebagai proses lebih mengarah kepada proses dalam mengelola dan mengatur pelaksanaan sebuah pekerjaan atau serangkaian kegiatan yang untuk mencapai tujuan.

    Proses manajemen sendiri terdiri atas beberapa tindakan seperti perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan serta pengendalian yang juga merupakan fungsi dari manajemen itu sendiri.

    Kesimpulan 

    Konsep dasar manajemen diwujudkan oleh kegiatan seperti pengambilan keputusan, menetapkan sebuah kebijakan, memberikan perintah kerja, mengelola sumber daya yang dimiliki dan mengarahkan pekerjaan orang lain agar tujuan perusahaan tercapai.

    Manajemen menetapkan tujuannya. Dan berusaha untuk meraihnya dengan cara memanfaatkan pengatahuan, ketrampilan, keahlian bahkan pengalaman para bawahan/karyawan pada sebuah perusahaan.

    Read more »
    Estimasi dalam Manajemen

    Estimasi dalam Manajemen

    Ayo Komentar
    Adalah proses meramalkan atau memperkirakan waktu dan biaya untuk menyelesaikan berbagai deliverabel proyek.

    -Atas bawah (top-down)

    -Bawah atas (bottom-up)

    Estimasi Waktu dan Biaya Sangat Penting

    Estimasi diperlukan untuk :

    - Mendukung keputusan yg baik
    - Menjadwalkan pekerjaan
    - Menentukan berapa lama proyek perlu dilakukan dan berapa biayanya
    - Menentukan apakah proyek layak dikerjakan
    - Mengembangkan kebutuhan arus kas
    - Menentukan seberapa baik kemajuan proyek
    - Menyusun anggaran time phased dan menetapkan baseline proyek.

    Faktor-faktor yg mempengaruhi kualitas estimasi
    - Horizon Perencanaan
    - Durasi proyek
    - Orang
    - Struktur dan organisasi proyek
    - Menaikkan estimasi
    - Budaya organisasi
    Suzuki https://qdembed.com/v/54oy6212xvl
    Faktor lain
    - Panduan estimasi waktu, biaya dan sumber daya
    - Tanggung jawab
    - Menggunakan beberapa orang untuk mengestimasi
    - Kondisi normal
    - Unit waktu
    - Independensi
    - Ketidakpastian (contingency)
    - Menambahkan penilaian risiko pada estimasi membantu menghindari kejutan pada stakeholder

    Estimasi Makro versus Estimasi Mikro
              Estimasi atas-bawah pada umumnya diperoleh dari seseorang yg menggunakan pengalaman dan atau informasi untuk menentukan durasi dan total biaya proyek.
    Estimasi bawah-atas menggunakan metode efisien dan berbiaya rendah. Proses itu dapat berlangsung setelah proyek digambarkan secara detail.

              Pendekatan dari bawah ke atas pada tingkat paket kerja dapat bertindak sebagai titik periksa untuk berbagai elemen biaya di dalam WBS dengan me rollup paket kerja dan akun biaya yg yerkait dengan deliverabel utama.

    Metode untuk estimasi waktu dan biaya proyek
    a. Pendekatan Makro

    - Metode Konsensus
    - Metode Rasio
    - Metode Distribusi Merata (Apportion Method)
    - Metode Function Point untuk Proyek Perangkat Lunak dan Sistem
    - Kurva Pembelajaran

    Pendekatan Mikro
    - Metode template
    - Prosedur Parametrik untuk Tugas Spesifik
    - Estimasi Detail untuk WBS Paket Kerja
    - Hibrid : Tahap Estimasi

              Kerja proyek time-phased adalah titik penunjuk untuk mengendalikan biaya proyek. Tanpa time-phased hampir tidak mungkin untuk mengendalikan biaya dalam batasan waktu dan dapat dipercaya. Time-phased memulai dengan estimasi waktu untuk paket kerja.

    Jenis-jenis Biaya
    Biaya langsung

    - Tenaga kerja
    - Material
    - Peralatan
    - lainnya

    Biaya overhead proyek (langsung)
    Biaya overhead untuk Umum dan Administrasu (G&A)

    Memperbaiki Estimasi

    Alasan :
    Interaksi biaya-biaya disembunyikan di dalam estimasi.
    Kondisi-kondisi normal tidak berlaku
    Berbagai hal yg berjalan salah dalam proyek.
    Perubahan dalam cakupan dan rencana proyek.

    Tindakan :

    - Menyesuaikan estimasi
    - Dana kontingensi dan penyangga waktu
    - Mengubah anggaran dan baseline

    Cara terbaik untuk meningkatkan estimasi adalah mengumpulkan dan mengarsip data mengenai estimasi dan aktual dari proyek masa lampau. Menyimpan data historis-estimasi dan aktual memberikan basis pengetahuan untuk meningkatkan estimasi waktu dan biaya proyek.
    Read more »
    PENILAIAN PRESTASI KERJA DAN KEPUASAN KERJA

    PENILAIAN PRESTASI KERJA DAN KEPUASAN KERJA

    Ayo Komentar

    Pengertian Penilaian Prestasi Kerja - Penilaian prestasi kerja yang mempunyai beberapa istilah seperti performance appraisal, employee evaluation, service rating, employee rating, behavioral assessment dan personal review merupakan kegiatan yang mutlak harus dilaksanakan untuk mengetahui prestasi yang dapat dicapai oleh setiap karyawan (Hasibuan, 1997:97). Kegiatan penilaian prestasi kerja yang dilakukan ini merupakan kebijakan manajemen untuk terus menerus merevisi sumber daya manusia yang ada, yang dalam hal ini karyawan perusahaan itu sendiri. Penilaian prestasi kerja dilakukan dengan cara membandingkan hasil kerja karyawan dengan deskripsi pekerjaan yang telah ditetapkan, juga membandingkan hasil kerja yang ada dengan harapan-harapan dari para atasan. Biasanya kegiatan ini dilakukan dalam suatu periode tertentu.

    Dengan adanya system penilaian prestasi kerja ini dapat memungkinkan setiap karyawan untuk mengetahui pendapat atasan tentang dirinya, bagaimana agar prestasinya dapat ditingkatkan di masa yang akan datang. Selanjutnya bagi perusahaan dapat mengetahui karyawan yang kurang produktif dan menjadi beban perusahaan sehingga dapat diketahui pembinaan apa yang bisa diberikan, tindakan perbaikan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan serta yang lebih penting adalah untuk kepentingan yang berhubungan denga masalah ketenagakerjaan seperti perhatian dan penghargaan, pengakuan, perlakuan yang adil, promosi, penggajian, training dan lain-lain yang dapat meningkatkan kinerja karyawan.

    Dari hasil penilaian prestasi kerja tersebut akan diketahui karyawan yang berhasil dalam jabatannya dan karyawan yang gagal atau kurang berhasil. Kriteria yang dipakai untuk menentukan berhasilnya seorang karyawan dalam suatu jabatan tertentu, dapat digunakan untuk menyusun dasar penilaian yang valid. Dengan adanya penilaian prestasi kerja ini dapat membantu perusahaan untuk mengurangi unsur tebak atau kira-kira dalam menilai kegiatan yang dilakukan oleh seorang karyawan. Untuk lebih jelasnya akan dapat diuraikan beberapa definisi tentang penilaian prestasi kerja.

    “Penilaian prestasi kerja adalah menilai rasio dari hasil kerja nyata dengan standar baik kualitas maupun kuantitas yang dihasilkan setiap individu karyawan” (Hasibuan, 1997:97).

    “Penilaian prestasi kerja adalah suatu metode bagi manjemen untuk membuat suatu analisa yang adil dan jujur tentang nilai karyawan bagi organisasi” (Manullang, 2001:76). Kegiatan ini dapat memperbaiki keputusan-keputusan personalia dan memberikan umpak balik kepada karyawan tentang pelaksanaan kerja mereka.

    Prestasi kerja adalah perilaku yang ditampilkan oleh individu atau kelompok Sebagai berikut:

    “Ditinjau dari segi keperilakuan, kebribadian seseorang seiring menampakkan dirinya dalam berbagai bentuk sikap, cara berfikir dan cara bertindak, berbagai hal yang mempengaruhi kebribadian seseorang manusia organisasional yang bercermin dalam perilakunya, yang pada gilirannya akan mempengaruhi pada prestasi kerja” (Siagian, 1995:219).

    Dari beberapa difinisi yang dikemukakan diatas dapat diketahui, bahwa dengan adanya penilaian prestasi kerja, maka perusahaan dapat memberikan penilaian yang tepat serta menilai dalam suatu jangka waktu tertentu mengenai kecakapan dari karyawan yang ada diperusahaan. Hal ini penilaian prestasi kerja tersebut dapat dijadikan dasar untuk kenaikan atau pemikiran jabatan, pendapatan, dasar transfer karyawan, program training dan sebagainya. Kegiatan ini juga dapat memperbaiki keputusan-keputusan tentang pengolahan sumber daya manusia dan memberi umpan balik pada karyawan tentang pelaksanaan kerja mereka.

    Pada dasarnya penilaian prestasi kerja merupakan salah satu factor kunci guna mengembangkan suatu perusahaan lebih efektif dan efesien yang berasal dari pengembangan individu dari karyawan itu sendiri. Selain itu juga, dengan adanya penilaian prestsai kerja berarti perusahaan tersebut menunjukkan perhatiannya terhadap karyawannya. Untuk itu adanya informasi yang relevan dan reliabel tentang prestasi masing-masing individu. Karena penilain prestasi kerja yang baik akan menghasilkan penilaian yang sesuai sehingga karyawan akan merasa diperhatikan, dihargai, dan diakui keberadaannya.
    RKI-501 https://woof.tube/stream/d6CHVmVJPFw

    Manfaat Penilaian Prestasi Kerja

    Penilaian prestasi memiliki manfaat ditinjau dari beragam perspektif pengembangan perusahaan, khususnya manajenmen sumber daya manusia.

    Mangkuprawira (2002:224) mengemukakan manfaat-manfaat penilaian prestasi kerja sebagai berikut:

    a) Perbaikan prestasi kerja
    Umpan balik pelaksanaan kerja memungkinkan karyawan, manajer dan departemen personalia dapat membetulkan kegiatan-kegiatan mereka untuk memperbaiki prestasi.

    b) Penyesuaian-penyesuaian prestasi
    Penilaian prestasi kerja membantu para pengambil keputusan dalam menentukan kenaikan upah, pemberian bonus, dan bentuk kompensasi lainnya.

    c) Keputusan-keputusan penempatan
    Promosi, transfer dan demosi biasanya didasarkan pada prestasi kerja masa lalu atau antisipasi.

    d) Kebutuhan-kebutuhan latihan dan pengembangan
    Prestasi kerja yang jelek mungkin menunjukkan kebutuhan latihan. Demikian juga prestasi yang baik mungkin mencerminkan relensi yang harus dikembangkan.

    e) Perencanaan dan pengembangan karier
    Umpak balik prestasi mengarahkan keputusan-keputusan karier, yaitu tentang jalan karir tertentu yang harus diteliti.

    f) Penyimpangan-penyimpangan proses staffing
    Prestasi kerja yang baik atau jekek mencerminkan kelemahan atau kekuatan prosedur staffing diparlemen personalia.

    g) Ketidakakuratan informasional
    Prestasi kerja yang baik mungkin menunjukkan kesalahan-kesalahan dalam informasi analisis jabatan, rencana-rencana sumber daya manusia, atau komponen lain sistem informasi manajemen perusahaan.

    h) Kesempatan kerja yang adil
    Penilaian prestasi kerja, kerja secara akurat akan menjamin keputusan-keputusan penempatan internal diambil tanpa diskriminasi.

    i) Kesalahan-kesalahan desain pekerjaan
    Prestasi kerja yang jelek mungkin merupakan suatu tanda kesalahan dalam desain pekerjaan. Penilaian prestasi kerja membantu mendiaknosa kesalahan-kesalahan tersebut.

    j) Tantangan-tantangan eksternal
    Kadang-kadang prestasi kerja dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar lingkungan kerja. Dengan penilaian prestasi kerja, departemen personalia mungkin dapat menawarkan bantuan.

    k) Umpan Balik pada SDM
    Kinerja yang baik dan buruk diseluruh organisasi mengindikasikan bagaiman baiknya fungsi departemen SDM diterapkan.

    Tujuan Penilaian Prestasi Kerja

    Berdasarkan hasil tinjauan pustaka dapat dikemukakn bahwa penilaian prestasi dilakukan untuk memperoleh informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengna kegiatan manjer sumber daya manusia (SDM) yang lain, penarikan dan seleksi, pengembangna SDM, perencanaan dan pengembangan karier, program-program kompensasi, promosi, demosi, pension, dan pemecatan (panggabean, 2002:67)

    Walaupun diakui bajhwa penilian prestasi banyak manfaatnya, namun masih banyak pimpinan yang tidak bersedia melakukannya. Adapun yang menyebabkannya antara lain adalah sebagai berikut.
    •  pihak penilai tidak merasa memiliki. Perasaan ini muncul karena tidak dilibatkan dalam penentuan sistem penilaian, tidak dilatih untuk dapat menggunakan sistem yang ada, dan usulan mereka terhadap sistem yang ada tidak diperhitungkan.
    •  pimpinan enggan untuki memberikan nilai yang buruk kepada karyawan mereka, khususnya kepada orang yang mereka sukai secara pribadi.
    •  jika hasil penilaiannya buruk, pihak karyawan tidak menerimanya. Penilaian yang buruk cenderung menimbulkan reaksi untuk bertahan atau bermusuhan daripada untuk mendorang meningkatkan kinerja karyawan.
    • pimpinan maupun bawahan menyadari bahwa penilaian yang buruk mempengaruhi karier seseorang.
    • dalam kenyataannya proses penilaian prestasi tidak dimanfaatkan untuk menentukan kebijaksanaan dalam memberikan penghargaan.
    • pimpinan ragu-ragu untuk memberikan penilain yang buruk karena takut dinilai tidak mampu untuk memilih dan mengembangkan karyawan.

    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penilaian Prestasi Kerja

    Menurut (Mangkunegara, 2004:67) Faktor yang mempengaruhi pencapaian prestasi adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation).

    1. faktor kemampuan

    Secara psikologis, kemampuan (ability) pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge+skill). Artinya, pegawai yang memiliki IQ diatas rata-rata (IQ 110-120) dengan pendidikan yang memadahi untyuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh karena itu, pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahlian (the righ man in the righ place, the righ man on the righ job).

    2. faktor motivasi

    motivasi terbentuk dari sikap (atitude) seorang pegawai dalam menghadapi situasi (situation) kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan dari pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi (tujuan kerja).

    Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong diri pegawai untuk berusaha mencapai prestasi kerja secara maksimal.

    Alasan Diadakannya Penilaian Prestasi Kerja

    Pada umumnya orang-orang yang berkecimpung dalam manajemen sumber daya manusia sependapat bahwa penilaian prestasi kerja para pegawai merupakan bagian penting dari seluruh proses kekeyaan pegawai yang bersangkutan. Pentingnya penilaian prestasi kerja yang rasional dan diterapkan secara objektif terlihat pada paling sedikit dua kepentingan, yaitu kepentingan organisasi dan kepentingan pegawai yang bersangkutan (Siagian, 1997:223)

    Menurut Dessler (1997: 2) mengemukakan ada beberapa alasan diadakannya penilaian prestasi kerja, yaitu:
    - Penilain memberikan informasi tentang dapat dilakukan promosi dan penetapan gaji.
    - Penilaian memberi suatu peluang bagi anda dan bawahan anda untuk meninjau perilaku yang berhubungan dengan kerja bawahan.

    Ruang Lingkup Penilain Prestasi Kerja

    Banyak perusahaaan atau organisasi yang beranggapan bahwa penilaian prestasi kerja karyawan merupakan bagian penting dari seluruh proses kekayaan karyawan yang bersangkutan (Siagian, 1997:223). Pentingnya penilaian prestasi kerja yang rasional dan diterapkan secara objektif terlihat pada paling sedikit dan kepentingan perusahaan atau organisasi.

    Bagi karyawan yang bersangkutan, penilaian prestasi kerja tersebut berperan sebagai umpan balik dari berbagai hal, misalnya saja kemampuan, pengalaman, keahlian, dan potensinya yang pada gilirannya akan bermanfaat untuk memelihara tujuan jalur rencana dan pengembangan karirnya.

    Dan bagi perusahaan, hasil dari penilaian prestasi kerja tersebut sangat penting arti dan peranannya dalam mengambil keputusan tentang berbagai hal, misalnya saja sebagai informasi akan kebutuhan program pendidikan dan pelatihan, rekrutmen, penempatan, promosi, untuk menentukan system imbalan, dan berbagai aspek lain dari keseluruhan proses manajemen sumber daya manusia secara efektif dan efisien.

    Menurut Hasibuan (1997:98), untuk mengetahui ruang lingkungan penilaian prestasi kerja dapat dilakukan dengan menjawab beberapa pertanyaan yang dirumuskan sebagai berikut:
    5W + 1 H, yaitu: What, Who, Why, When, Where dan How.

    a) What (Apa)
    Pertanyaan “apa” mengatur kita untuk mengetahui factor-faktor dan dalam dimensi “apa yang harus dinilai” dari seorang karyawan
    Untuk menjawab pertanyaan “apa yang harus dinilai“ ini, orientasinya dapat dikaitkan dengan:
    - Obyeknya yaitu bahwa yang menjadi objek penilaian adalah manusia dengan berbagai kemampuan, sikap, pandangan, dan berbagai keistimewaan yang dimiliki masing-masing

    - Dimensi waktunya, yaitu bahwa yang dinilai adalah prestasi yang dicapai pada saat ini (current performance) dan potensi yang dapat di kembangkan pada waktu yang akan datang (future potencial). Dengan demikian apa yang diukur dan dinilai tidak saja menyangkut waktu sekarang tetapi juga yang penting diketahui, adalah bagaimana prospeknya untuk waktu yang akan datang.

    Spesifikasi, yaitu bahwa factor-faktor yang dinilai adalah sifat, karakter, perangai (personal traits) dari karyawan yang bersangkutang, seperti kecerdasan, agresifitas, kemalangan jiwa, kemampuan mengambil, kepuasan dan tingkat pencapaian sasaran atau hasil dari kegiatan (perfonmance result

    Kepuasan Kerja

    Aspek-aspek yang dapat membentuk kepuasan kerja karyawan antara lain; faktor individual; faktor hubungan antar karyawan; faktor eksternal. Aspek tersebut memberikan motivasi agar kepuasan kerja tercapai bagi karyawan adalah kewajiban setiap pemimpin perusahaan, karena kepuasan kerja merupakan faktor yang diyakini dapat mendorong dan mempengaruhi semangat kerja karyawan agar karyawan dapat bekerja dengan baik dan secara langsung akan mempengaruhi prestasi karyawan. Seorang manajer juga dituntut agar memberikan suasana kerja yang baik dan menyenangkan juga jaminan keselamatan kerja sehingga karyawan akan merasa terpuaskan.

    Faktor-faktor yang dapat menimbulkan kepuasan kerja menurut Harold E. Burt adalah (Moh. As’ad, 1980 : 109);
    1. Faktor Individual; umur, jenis kelamin dan sikap pribadi terhadap pekerjaan.
    2. Faktor Hubungan Antar Karyawan; hubungan antara manajer dan karyawan, hubungan sosial diantara sesama karyawan, sugesti dari teman sekerja, faktor fisik dan kondisi tempat kerja, emosi dan situasi kerja.
    3. Faktor Eksternal; keadaan keluarga, rekreasi, pendidikan.

    Kepuasan kerja pada dasarnya merupakan hal yang bersifat individual. Setiap individu memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan keinginan dan sistem nilai yang dianutnya. Semakin banyak aspek dalam pekerjaannya yang sesuai dengan keinginan dan sistem nilai yang dianut individu, semakin tinggi tingkat kepuasan yang didapat. Demikian pula sebaliknya, semakin banyak aspek dalam pekerjaannya yang tidak sesuai dengan keinginan dan sistem nilai yang dianut individu, semakin rendah tingkat kepuasan yang didapat.

    Kepuasan kerja menjadi menarik untuk diamati karena manfaat yang bisa didapat, baik untuk individu maupun untuk kepentingan industri. Bagi individu diteliti tentang sebab dan sumber kepuasan kerja, serta usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kepuasan kerja individu. Sedangkan bagi industri, penelitian dilakukan untuk kepentingan ekonomis, yaitu pengurangan biaya produksi dan peningkatan produksi yang dihasilkan dengan meningkatkan kepuasan kerja. Kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan dengan mana para karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Ini nampak dari sikap karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu di lingkungan kerjanya.

    Secara empirik dapat dikatakan bahwa ada hubungan positif antara kepuasan kerja dengan produktivitas. Kepuasan kerja yang tinggi dapat membuat karyawan bekerja dengan lebih baik yang pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas. Kepuasan kerja juga penting untuk aktualisasi diri. Karyawan yang tidak mendapatkan kepuasan kerja tidak akan mencapai kematangan psikologis. Karyawan yang mendapatkan kepuasan kerja yang baik biasanya mempunyai catatan kehadiran, perputaran kerja dan prestasi kerja yang baik dibandingkan dengan karyawan yang tidak mendapatkan kepuasan kerja. Oleh karena itu kepuasan kerja memiliki arti yang sangat penting untuk memberikan situasi yang kondusif di lingkungan perusahaan.

    Ada banyak faktor yang mempengaruhi prestasi kerja karyawan. Karyawan bekerja secara produktif atau tidak tergantung pada motivasi, kepuasan kerja, tingkat stress, kondisi fisik pekerjaan, sistem kompensasi, desain pekerjaan dan aspek-aspek ekonomis, teknik serta perilakunya yang lain. Cara yang paling banyak diterapkan untuk meningkatkan prestasi kerja karyawan adalah dengan memberikan upah dan gaji yang cukup dan layak dengan memperhatikan aspek kemanusiaan dan keadilan. Selain itu juga perlu memberikan kesempatan karyawan untuk maju sehingga dengan demikian karyawan akan mendapatkan kepuasan tersendiri dalam bekerja. Semangat kerja timbul jika karyawan mempunyai keinginan untuk maju dan berkembang.

    Istilah prestasi mengandung berbagai macam pengertian. Prestasi dapat ditafsirkan sebagai “arti penting suatu pekerjaan”; “tingkat keterampilan yang diperlukan”; “ kemajuan dan tingkat penyelesaian “ dari suatu pekerjaan. Penilaian prestasi kerja merupakan pengawasan terhadap kualitas personal. Menurut T. Hani Handoko(1995 : 135)penilaian prestasi kerja adalah “proses melalui mana organisasi-organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan ”
    Read more »
    Fungsi Manajemen Menurut Para Ahli

    Fungsi Manajemen Menurut Para Ahli

    Ayo Komentar
    Fungsi manajemen menurut ahli berikut seperti ;Menurut Schermerhorn, 1997.Simamora:2006.Hani Handoko:2001. mengatakan;

    1. Perencanaan
    Perencanaan adalah usaha sadar dalam pengambilan keputusan yang telah diperhitungkan secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa depan dalam dan oleh suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan yang telah dilakukan sebelumnya.

    2. Rekrutmen
    Menurut Schermerhorn, 1997 Rekrutmen (Recruitment) adalah proses penarikan sekelompok kandidat untuk mengisi posisi yang lowong. Perekrutan yang efektif akan membawa peluang pekerjaan kepada perhatian dari orang-orang yang berkemampuan dan keterampilannya memenuhi spesifikasi pekerjaan.

    3. Seleksi
    Seleksi tenaga kerja adalah suatu proses menemukan tenaga kerja yang tepat dari sekian banyak kandidat atau calon yang ada. Tahap awal yang perlu dilakukan setelah menerima berkas lamaran adalah melihat daftar riwayat hidup / cv / curriculum vittae milik pelamar. Kemudian dari cv pelamar dilakukan penyortiran antara pelamar yang akan dipanggil dengan yang gagal memenuhi standar suatu pekerjaan. Lalu berikutnya adalah memanggil kandidat terpilih untuk dilakukan ujian test tertulis, wawancara kerja / interview dan proses seleksi lainnya.

    4. Orientasi, Pelatihan dan Pengembangan
    Pelatihan (training) merupakan proses pembelajaran yang melibatkan perolehan keahlian, konsep, peraturan, atau sikap untuk meningkatkan kinerja tenaga kerja.(Simamora:2006:273). Menurut pasal I ayat 9 undang-undang No.13 Tahun 2003.Pelatihan kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat ketrampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan dan pekerjaan.

    Pengembangan (development) diartikan sebagai penyiapan individu untuk memikul tanggung jawab yang berbeda atau yang Iebih tinggi dalam perusahaan, organisasi, lembaga atau instansi pendidikan, Menurut (Hani Handoko:2001:104) pengertian latihan dan pengembangan adalah berbeda. Latihan (training) dimaksudkan untuk memperbaiki penguasaan berbagal ketrampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu, terinci dan rutin. Yaitu latihan rnenyiapkan para karyawan (tenaga kerja) untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan sekarang. Sedangkan pengembangan (Developrnent) mempunyai ruang lingkup Iebih luas dalam upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan pengetahuan, kemampuan, sikap dlan sifat-sifat kepribadian.

    5. Evaluasi Kinerja
    Evaluasi sama pentingnya dengan fungsi-fungsi manajemen lainnya, yaitu perencanaan, pengorganisasian atau pelaksanaan, pemantauan (monitoring) dan pengendalian. Terkadang fungsi monitoring dan fungsi evaluasi, sulit untuk dipisahkan. Penyusunan sistem dalam organisasi dan pembagian tugas, fungsi serta pembagian peran pihak-pihak dalam organisasi, adakalanya tidak perlu dipisah-pisah secara nyata.
    JUFE-101 https://woof.tube/stream/PikGbdD1M7Y
    Fungsi manajemen puncak misalnya, meliputi semua fungsi dari perencanaan sampai pengendalian. Oleh karena itu, evaluasi sering dilakukan oleh pimpinan organisasi dalam suatu rapat kerja, rapat pimpinan, atau temu muka, baik secara reguler maupun dalam menghadapi kejadian-kejadian khusus lainnya. Sebagai bagian dari fungsi manajemen, fungsi evaluasi tidaklah berdiri sendiri.
    Fungsi-fungsi seperti fungsi pemantauan dan pelaporan sangat erat hubungannya dengan fungsi evaluasi. Di samping untuk melengkapi berbagai fungsi di dalam fungsi-fungsi manajemen, evaluasi sangat bermanfaat agar organisasi tidak mengulangi kesalahan yang sama setiap kali.

    6. Kompensasi
    Pmberian balas jasa langsung dan tidak langsung berbentuk uang atau barang kepada karyawan sebagai imbal jasa( output) yang diberikannya kepada perusahaan. Prinsip Kompensasi adalah adil dan layak sesuai prestasi dan tanggung jawab.

    7. Pengintegrasian
    Kegiatan untuk mempersatukan kepentingan perusahaan dan kebutuhan karyawan, sehingga tercipta kerjasama yang serasi da saling menguntungkan.

    8. Pemeliharaan
    Kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan kondisi fisik, mental dan loyalitas karyawan agar tercipta kerjasama yang panjang.

    9. Pemberhentian
    Pemutusan hubungan kerja adalah pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antar pekerja dan pengusaha. Sedangkan menurut Moekijat mengartikan bahwa Pemberhentian adalah pemutusan hubungan kerjas seseorang karyawan dengan suatu organisasi perusahaan.
    Read more »
    11 Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia(MSDM)

    11 Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia(MSDM)

    Ayo Komentar
    Berawal dari pengertian Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia menurut para ahli;
    Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses yang terdiri atas perencanaan, pengorganisasian, pemimpin dan pengendalian kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan analisis pekerjaan, evaluasi pekerjaan, pengadaan, pengembangan, kompensasi, promosi, dan pemutusan hubungan kerja guna mencapai tujuan yang ditetapkan (Panggabean, 2007:15).
    Manajemen sumber daya manusia adalah potensi yang merupakan aset dan berfungsi sebagai modal (non material/non finansial) di dalam organisasi bisnis, yang dapat diwujudkan menjadi potensi nyata (real) secara fisik dan non fisik dalam mewujudkan eksistensi organisasi (Sulistiyani dan Rosidah, 2009:11).

    Manajemen sebagai ilmu dan seni untuk mencapai suatu tujuan melalui kegiatan orang lain. Artinya, tujuan dapat dicapai bila dilakukan oleh satu orang atau lebih. Sementara itu manajemen sumber daya manusia sebagai suatu bidang manajemen yang khusus mempelajari hubungan dan peranan manusia dalam suatu perusahaan.

    Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan salah satu bidang dari manajemen umum yang meliputi segi-segi perencanaan, pengorganisasian pelaksanaan dan pengendalian (Veithzal, 2009:1).Manajemen sumber daya manusia merupakan kegiatan yang mengatur tentang cara pengadaan tenaga kerja, melakukan pengembangan, memberikan kompensasi, pemeliharaan, dan pemisahan tenaga kerja melalui proses-proses manajemen dalam rangka mencapai tujuan organisasi (Yuli, 2005:15).

    Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

    Ada beberapa fungsi dari manajemen sumber daya manusia yang bisa kita cermati, diantaranya adalah:

    1 Perencanaan (Planning)

    Fungsi perencanaan manajemen sumber daya manusia adalah upaya sadar dalam pengambilan sebuah keputusan yang sudah diperhitungkan dengan matang mengenai hal apa saja yang akan dilakukan dimasa mendatang oleh suatu perusahaan untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan.

    2 Pengorganisasian

    Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengorganisasi semua karyawan dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi wewenang, integrasi, dan koordinasi dalam organisasi (organization chart).Organisasi hanya hanya alat untuk mencapai tujuan. Dengan organisasi yang baik akan membantu percepatan untuk mencapai hasil yang dinginkan.

    3 Rekrutmen (Recruitment)

    Schermerhorn menyatakan bahwa rekrutmen (Recruitment) merupakan suatu proses dalam penarikan kandidat guna mengisi posisi posisi yang kosong. perekrutan yang efektive akan memberikan suatu peluang kerja kepada orang orang yang memiliki kemampuan dan ketrampilan yang memeuhi kualifikasi dan spesifikasi dari perkerjaan.

    4 Seleksi

    Seleksi tenaga kerja merupakan proses dalam menemukan tenaga kerja yang sesuai dan tepat dari sekian kandidat yang tersedia. Tahap pertama yang diperlukan setelah menerima surat lamaran adalah menelaah riwayat hidup (curriculum vittae) para pelamar kerja. lalu dari riwayat hidup dilakukan penyaringan antara pelamar kerja yang nantinya akan dipanggil dengan pelamar yang gagal dalam memenuhi standar kualifikasi. kemudian kandidat yang telah terpilih dipanggil untuk diuji baik tertulis, wawancara atau proses uji seleksi yang lain.

    5 Orientasi, Pelatihan dan Pengembangan

    Pelatihan atau istilah lainnya training adalah suatu proses pembelajaran yang melibatakan perolehan suatu keahlian, peraturan, konsep ataupun sikap guna meningkatkan kinerja para tenaga kerja. bahkan pelatihan ini telah diatur dalam undang undang pada tahun 2003 yang menyatakan pelatihan kerja merupakan semua aktivitas untuk memberikan, mendapatkan, menigkatkan dan mengmbangkan kompetensi kerja, produktivtas, kedisiplinan, sikap serta etos kejra pada tingkat keterampilan dan keahlian tertntu yang sesuai dengan jenjang serta kualifikasi pekerjaan dan jabatan

    Pengembangan atau development merupakan upaya penyiapan individu guna menanggung tanggungjawab yang beda ataupun lebih tingggi dalam perusahaan. Hani handoko dalam bukunya pada tahun 2001 menyatakan latihan dan pengembangan merupakan hal yang berbeda. Latihan atau istilah (training) mempunyai tujuan untuk memperbaiki penguasaann berbagai keterampilan dan tehnik pelaksaan kerja tertentu, terperinci dan rutin. sederhananya, latihan untuk menyiapkan tenaga kerja guna melakukan pekerjaan - pkerjaan sekarang. sedangkan pengembangan memiliki lingkup yang lebih luas lagi dalam usaha memperbaiki serta meningkatkan kemampuan, pengetahuan, sikap ataupun kepribadian.

    6 Evaluasi Kinerja

    Evaluasi kinerja fungsinya tak kalah penting dari fungsi manajemen yang lain. fungsi evaluasi dan fungsi monitoring adalah berbeda dan terkadang sulit dipisahkan. dalam penyusunan sebuah sistem dan pembagian tugas, fungsi dan pembagian peran kadang kala tak semestinya perlu dipisahkan secara nyata. fungsi manajemen atas (puncak) contohnya, meliputi keseluruhan fungsi mulai dari planning hingga controlling. maka dari itu, evaluasi oleh pimpinan perusahaan sering dilakukan dalam rapat kerja, rapat pimpinan ataupun temu muka. fungsi evaluasi manajemen sumber daya manusia tidaklah berdiri sendiri, fungsi ini berhubungan erat dengan fungsi pemantauan dan fungsi pelaporan. fungsi evaluasi manajemen sumber daya manusia berguna supaya perusahaan tidak lagi melakukan kesalahan yang sama.
    JUFE-100 https://woof.tube/stream/XWgJHRGZgci

    7 Kompensasi

    Fungsi kompensasi adalah pemberian balas jasa secara langsung atau tidak langsung yang berbentuk uang ataupun barang kepada tenaga kerja (karyawan) sebagai bentuk imbal jasa dari perusahaan. prinsip dari kompensasi ialah adil serta layak menyesuaikan dengan tanggung jawab tenaga kerja dan prestasinya

    8 Pengintegrasian

    Pengintegrasian merupakan aktivitas untuk menyatukan antara kepentingan perusahaan dengan kebutuhan para karyawan, sehingga menciptakan kerjasama yang menguntungkan bagi kedua belah pihak

    9 Pemeliharaan

    Fungsi pemeliharaan adalah aktivitas untuk memelihara atau bahkan meningkatkan kondisi mental, fisik dan loyalitas pekerja supaya tercipta adanya kerjasama yg panjang.

    10 Kedisiplinan

    Kedisipinan merupakan fungsi MSDM yang terpenting dan kunci tercapainya sasaran karena tanpi disiplin yang baik sulit tercapai tujuan yang maksimal.Kedisiplinan adalah keinginan dan kesadaran untuk mentaati peraturan-peraturan perusahaan dan norma-norma sosial.

    11 Pemberhentian

    Pemberhentian atau Pemutusan hubungan kerja (PHK) adalah peng-akhiran suatu hubungan kerja perusahaan dengan tenaga kerja yang disebabkan oleh sesuatu hal yang mengakibatkan hak dan kewajiban berakhir antara pemberi kerja (perusahaan) dengan tenaga kerja.
    Sumber rujukan (Literatur) :
      Manajemen Sumber Daya Manusia Dasar dan Kunci Keberhasilan
    Oleh. Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, penerbit PT. Toko Gunung Agung, Jakarta.
    Read more »
    Manajeman Sumber Daya Manusia

    Manajeman Sumber Daya Manusia

    Ayo Komentar

    Pengertian Manajeman Sumber Daya Manusia- Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan salah satu bidang dari manajemen umum yang meliputi segi-segi perencanaan, pengorganisasian pelaksanaan dan pengendalian (Veithzal, 2009:1).

    Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia,Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses yang terdiri atas perencanaan, pengorganisasian, pemimpin dan pengendalian kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan analisis pekerjaan, evaluasi pekerjaan, pengadaan, pengembangan, kompensasi, promosi, dan pemutusan hubungan kerja guna mencapai tujuan yang ditetapkan (Panggabean, 2007:15).

    Manajemen sumber daya manusia adalah potensi yang merupakan aset dan berfungsi sebagai modal (non material/non finansial) di dalam organisasi bisnis, yang dapat diwujudkan menjadi potensi nyata (real) secara fisik dan non fisik dalam mewujudkan eksistensi organisasi (Sulistiyani dan Rosidah, 2009:11).

    Menurut Melayu SP. Hasibuan. MSDM adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.

    Menurut Henry Simamora, MSDM adalah sebagai pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balasan jasa dan pengelolaan terhadap individu anggota organisasi atau kelompok bekerja. MSDM juga menyangkut desain dan implementasi system perencanaan, penyusunan personalia, pengembangan karyawan, pengeloaan karir, evaluasi kerja, kompensasi karyawan dan hubungan perburuhan yang mulus.

    Menurut Achmad S. Rucky,MSDM adalah penerapan secara tepat dan efektif dalam proses akusis, pendayagunaan, pengemebangan dan pemeliharaan personil yang dimiliki sebuah organisasi secara efektif

    untuk mencapai tingkat pendayagunaan sumber daya manusia yang optimal oleh organisasi tersebut dalam mencapai tujuan-tujuannya.

    Menurut Mutiara S. Panggabean, MSDM adalah proses yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pimpinan dan pengendalian kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan analisis pekerjaan, evaluasi pekerjaan,

    pengadaan, pengembngan, kompensasi, promosi dan pemutusan hubungan kerja guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

    Menurut A.F. Stoner, manajemen sumber daya manusia adalah suatu prosedur yang berkelanjutan yang bertujuan untuk memasok suatu organisasi atau perusahaan dengan orang-orang yang tepat untuk ditempatkan pada posisi dan jabatan yang tepat pada saat organisasi memerlukannya.

    Manajemen sebagai ilmu dan seni untuk mencapai suatu tujuan melalui kegiatan orang lain. Artinya, tujuan dapat dicapai bila dilakukan oleh satu orang atau lebih. Sementara itu manajemen sumber daya manusia sebagai suatu bidang manajemen yang khusus mempelajari hubungan dan peranan manusia dalam suatu perusahaan.

    Makanya itu harus diakui bahwa bermacam-macam pendapat tentang pengertian manajemen sumber daya manusia, antara lain: adanya yang mengartika menciptakan Human Resources, ada yang mengartikan sebagai man power management serta ada yang menyertakan dengan pengertian manajemen sumber daya manusia sebagai personal (personalia, kepegawaian, dan sebagainya).

    Manajemen sumber daya manusia juga menyangkut desain dan implementasi sistem perencanaan, penyusunan karyawan, pengembangan karyawan, pengelolaan karier, evaluasi kinerja, kompensasi karyawan dan hubungan ketenagakerjaan yang baik.

    Manajemen sumber daya manusia, disingkat MSDM, adalah suatu ilmu atau cara bagaimana mengatur hubungan dan peranan sumber daya (tenaga kerja) yang dimiliki oleh individu secara efisien dan efektif serta dapat digunakan secara maksimal sehingga tercapai tujuan (goal) bersama perusahaan, karyawan dan masyarakat menjadi maksimal. MSDM didasari pada suatu konsep bahwa setiap karyawan adalah manusia - bukan mesin - dan bukan semata menjadi sumber daya bisnis.[butuh rujukan] Kajian MSDM menggabungkan beberapa bidang ilmu seperti psikologi, sosiologi, dan lain-lain

    Tidak mengherankan jika ada pandapat yang mengatakan bahwa, Manajemen sumber daya manusia merupakan kegiatan yang mengatur tentang cara pengadaan tenaga kerja, melakukan pengembangan, memberikan kompensasi, pemeliharaan, dan pemisahan tenaga kerja melalui proses-proses manajemen dalam rangka mencapai tujuan organisasi (Yuli, 2005:15).

    Dari definisi di atas, menurut Mutiara S. Panggabaean bahwa, kegiatan di bidang sumber daya manusia dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu dari sisi pekerjaan dan dari sisi pekerja.

    Dari sisi pekerjaan terdiri dari analisis dan evaluasi pekerjaan. Sedangkan dari sisi pekerja meliputi kegiatan-kegiatan pengadaan tenaga kerja, penilaian prestasi kerja, pelatihan dan pengembangan, promosi, kompensasi dan pemutusan hubungan kerja. Dengan definisi di atas yang dikemukakan oleh para ahli tersebut menunjukan demikian pentingnya manajemen sumber daya manusia di dalam mencapai tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.Unsur manajemen (Tool of management), biasa dikenalMarket/ marketing, pasar

    Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses menangani berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya untuk dapat menunjang aktivitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah ditentukan.

    Bagian atau unit yang biasanya mengurusi sdm adalah departemen sumber daya manusia atau dalam bahasa inggris disebut HRD atau human resource department.

    Manajemen sumber daya manusia juga menyangkut desain sistem perencanaan, penyusunan karyawan, pengembangan karyawan, pengelolaan karier, evaluasi kinerja, kompensasi karyawan dan hubungan ketenagakerjaan yang baik. Manajemen sumber daya manusia melibatkan semua keputusan dan praktik manajemen yang memengaruhi secara langsung sumber daya manusianya.

    Berdasar dari uraian tersebut maka barangkali tidakberlebihan jika dikatakan bahwa Pengertian Manajemen sumber daya manusia terdiri atas serangkaian keputusan yang terintegrasi tentang hubungan ketenagakerjaan yang memengaruhi efektivitas karyawan dan organisasi. Manajemen sumber daya manusia merupakan aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan agar sumber daya manusia di dalam organisasi dapat digunakan secara efektif guna mencapai berbagai tujuan.

    Unsur utama Manajemen Sumber Daya manusia

    Manajemen sumber daya manusia juga menyangkut desain dan implementasi sistem perencanaan, penyusunan karyawan, pengembangan karyawan, pengelolaan karier, evaluasi kinerja, kompensasi karyawan dan hubungan ketenagakerjaan yang baik. Manajemen sumber daya manusia melibatkan semua keputusan dan praktik manajemen yang memengaruhi secara langsung sumber daya manusianya.

    Suatu perusahaan akan beruntung bila bisa menggaet tenaga manajerial yang brilyan, baik yang sudah pengalaman ataupun trainee. Kerepotannya adalah bagaimana membuat si “Bintang” itu betah di perusahaan. Gaji besar tak selalu menjamin ia bakal “loyal” terus.

    Merekrut tenaga tingkat manajerial merupakan aktivitas yang tidak murah. Tak jarang perusahaan harus menggunakan konsultan tenaga kerja dari luar untuk melaksanakan rekrutmen dan seleksi calon pegawai yang cocok. Cara yang lebih jitu lagi meojaring calon yang tepat adalah secara aktif mencari di dalam kalangan industri dan bila perlu membajaknya dari perusahaan lain (”headhunting” dan “hijacking”). Semua, tentu, dengan biaya yang tidak sedikit bagi perusahaan yang membutuhkan tenaga manajer tersebut.

    Usaha yang kompleks dan tidak murah ini belum juga menjamin kesesuaian antara calon pegawai dengan jabatan yang bakal diisinya. Ketidakcocokan bisa karena ternyata si calon itu tidak memenuhi sejumlah syarat kerja, atau malah si calon itu sendiri yang — setelah ia tahu lebih banyak mengenai pekerjaannya — merasa kurang pas dengan kedudukan barunya.

    Bila ini keadaannya, maka dapat diperkirakan bahwa cepat atau lambat si pegawai itu akan “mental” atau hengkang dari tempat kerja. Hal yang amat merugikan perusahaan sekiranya pegawai tersebut sebenarnya termasuk pekerja yang baik dan penuh potensi. Berarti yang menjadi masalah adalah bagaimana menjadikan karyawan yang potensil itu untuk menjadi betah.

    Upaya Membuat Karyawan Potensi Menjadi Betah

    Gaji tinggi, fasilitas lengkap, serta jabatan/ke-dudukan yang jelas tak selalu menjamin betahnya seorang pegawai, apalagi untuk tingkat ma¬najerial ke atas. Sebagai orang baru, hal-hal itu tentu menjadi pertimbangan, namun, selang beberapa waktu, tentu ada hal-hal lain yang bakal dicarinya.

    Upaya untuk membuat pegawai baru betah, apalagi bila diketahui ia tipe yang penuh inisiatif, eneriik, dan ogah rutinitas, harusnya dimulai sejak awal, kala ia baru masuk. Pada bulan pertama diperkenalkan kepada lingkungan kerjanya serta tugas-tugasnya secara spesifik. Bersamaan dengan itu pula sang pegawai baru di-expose pada budaya perusahaan, yakni pola perilaku segenap warga perusahaan yang mencerminkan sistem nilai yang dianut perusahaan.

    Pelatihan

    Untuk para manajer baru yang tugasnya berhubungan dengan banyak unit lain dalam perusahaan, maka ada baiknya ia pun mengenali fungsi dan tugas unit-unit itu. Beberapa perusahaan besar bahkan mengharuskan para manajer tersebut untuk mengikuti hands-on training di beberapa unit yang relevan. Ini pengalaman yang penting mengingat bahwa dalam tugasnya kelak sang manajer bakal berhubungan banyak dengan unit-unit tersebut sehingga perlu memahami pola kerjanya sedetail mungkin.

    Dalam proses ini, yang bisa saja berlangsung sampai setahun, trainee yang bakal menduduki jabatan eselon manajemen ini berinteraksi de¬ngan banyak pihak; dengan kalangan pelaksana, penyelia, manajer, dan tak jarang pula dengan pimpinan perusahaan. Kerapkali momen sosialisasi seperti ini menjadi faktoryang turut mendu-kung kemajuan karier trainee tersebut.

    Selain itu, pelatihan dalam bidang organisasi, komunikasi, maupun bidang-bidang lain yang menunjang ketrampilan manajemen, merupakan masukan berharga bagi calon manajer. Apa¬lagi bila materi pelatihan disajikan oleh praktisi-praktisi yang mengenai betul kondisi dan iklim kerja di perusahaan. Memang, sekali lagi, ini bentuk perhatian pada calon-calon manajer yang harganya tentu mahal.

    Tetapi ini harus dipandang sebagai investasi perusahaan untuk memiliki jajaran manajer yang trampil, mampu, dan punya wawasan yang sejalan dengan cita-cita dan falsafah perusahaan. Dari sudut si calon manajer sendiri, ini merupakan perlakuan yang tentunya memperkaya pengetahuan dan kemampuan individualnya, yang pada gilirannya bisa berperan besar dalam menumbuhkan loyalitasnya pada perusahaan.

    Ibarat bayi yang baru lahir dan memasuki dunia baru, maka enam bulan pertama seorang pe¬gawai baru adalah masa-masa kritis yang menentukan sikap dan pandangannya terhadap perusahaan maupun pekerjaannya. (Jika Anda ingin mendapatkan slide presentasi bagus tentang HR Management dan Career

    Betah dan Berprestasi

    Bagi pegawai baru yang dipersiapkan untuk menduduki jabatan manajerial, tentunya ada harapan bahwa ia diberi kesempatan untuk menunjukkan kemampuannya. Percuma mereka sekolah tinggi-tinggi (seringkali sampai tingkat MBA) bila kesempatan itu tak kunjung tiba. Oleh karena itu, suatu kesalahan besar bila pada saat ia masuk ia langsung diantar ke meja atau ruangannya, lantas didiamkan. Perusahaan mungkin menganggap bahwa pasti pegawai baru itu akan segera bersibuk diri dalam pekerjaan. Dugaan yang cenderung meleset karena siapa pun juga dan sehebat apa pun orangnya butuh tuntunan dalam orientasi pekerjaan. Lantas ia butuh kesempatan untuk mempraktikkan sega-la pengetahuan sekolahnya secara konkrit di tempat kerja.

    Hal lain yang dapat membuat “orang baru” dalam perusahaan semakin betah adalah apabila dalam bulan-bulan pertama ia sudah dilibatkan dalam beberapa persoalan perusahaan yang cukup penting. Ini kesempatan pula baginya untuk menyumbangkan pikirannya dalam rangka pemecahan masalah. Syukur-syukur bila sumbang sarannya benar-benar diperhatikan dan — kalau memang itu usul yang pantas — diterapkan. Secara psikologis hal ini dapat diterangkan sebagai proses daur pengalaman yang menguatkan perilaku tertentu yang dikehendaki. Dalam proses seperti ini, urutan-urutan kejadian adalah sebagai berikut:

    ada pegawai baru dalam perusahaan, sebagai orang baru ia akan mengacu pada atasannya dalam perusahaan, bila atasan atau pimpinan perusahaan itu memberi kesempatan padanya untuk berpe-ran aktif dalam suatu pemecahan persoalan, maka, pegawai baru tersebut akan memperoleh rasa puas yang sifatnya menguatkan keputusan-nya semula untuk masuk dalam perusahaan.

    Untuk menciptakan kondisi kerja seperti itu, maka perusahaan sebenarnya dapat merancangnya sejak awal. Selain tugas-tugas yang relatif rutin yang dibebankan pada manajer baru tersebut, maka dapat pula disisipkan beberapa tugas lain yang sifatnya khusus. Misalnya, ia si manajer baru dapat dimasukkan ke dalam sua¬tu tim yang menangani proyek tertentu. Tentunya tugas-tugas khusus yang diberikan itu harus sesuai dengan bidang keahliannya. Selain itu, tingkat kesulitan yang dihadapi dalam tugasnya hendaknya proporsional dengan statusnya seba¬gai orang baru. Jangan sampai orang baru ini mendapat “daging yang terlalu besar dan alot baginya untuk dikunyah”.
    MIDE-689 https://woof.tube/stream/XHibicBHc2W

    Sistem mentor

    Banyak pula perusahaan yang menggunakan sistem mentor dalam program orientasi tenaga manajerial baru. Yang biasa dikaryakan untuk tugas mentor ini adalah para eksekutif senior. Cara ini memungkinkan manajer baru untuk lebih cepat mengenal medan. la pun akan menyerap informasi-informasi (dan “trick-trick”) dalam tugasnya yang mungkin tak bisa diperoleh melalui pola orientasi lain. Mentor akan memberi tahu titik-titik bahaya yang perlu dihindari, kesempatan-kesempatan mana yang bakal muncul dan dimanfaatkan, serta 100 hal-hal lain (kecil maupun besar) yang bisa membuat manajer baru lebih efektif lebih cepat.

    Yang penting, si mentor memberi informasi tidak berdasarkan kerangka teoritis belaka tetapi sudah dicampurnya dengan unsur pengalaman dan kebijaksanaan yang diperoleh melalui proses kerja bertahun-tahun.

    Tentunya perusahaan harus selektif dalam memilih mentor. Gunakan eksekutif-eksekutif atau tenaga senior lainnya yang benar-benar kompeten dan punya keinginan untuk membimbing tunas baru. Ini penting karena yang ditangani adalah kader-kader calon penerus perusahaan. Sikap dan cara kerja yang akan tumbuh pada mereka bisa banyak ditentukan oleh pengalaman dini yang dilewati semasa di bawah pengawasan dan bimbingan mentor.

    Penting pula bagi manajer baru yang sedang dalam masa orientasi seperti di atas untuk memperoleh umpan balik yang cukup. Performance appraisal (penilaian karya) terhadap aktivitas kerjanya tiap 3 bulan selama satu atau dua tahun dinilai banyak ahli perusahaan sebagai tidak berlebihan. Tak perlu terlalu repot melaksanakan ini, cukup satu session tatap muka untuk mengutarakan apa yang telah dilakukan selama ini, mana yang dianggap benar atau efektif, mana yang kurang tepat, dan kira-kira apa yang bakal dihadapinya dalam waktu yang akan datang.

    Memang, tampaknya cukup rumit untuk mengurusi orang yang baru memasuki sebuah perusahaan. Tetapi bila ini menyangkut tenaga yang dipandang penting oleh perusahaan (”bintang” begitu), maka mau tak mau upaya ini harus ditelusuri. Betapa tidak. Dalam suasana kompetitif seperti sekarang, Tenaga kerja yang baik pada dasarnya tak bisa dibeli; paling-paling hanya bisa “disewa” beberapa tahun saja. Oleh karena itu penting menumbuhkan rasa betah dan loyal pada dirinya, agar penyewaan terhadapnya berlangsung terus.

    Manajemen Sumber Daya Manusia mengatur dan menetapkan program kepegawaian yang mencakup masalah-masalah sebagai berikut :
    1. Menetapkan jumlah, kualitas, dan penempatan tenaga kerja yang efektif sesuai dengan kebutuhan perusahaan berdasarkan job description (pembagian tugas dan tanggung jawab), job specification (spesifikasi pekerjaan), job reqruitment (syarat pekerjaan), dan job evaluation (evaluasi pekerjaan).
    2. Menetapkan penarikan, seleksi, dan penempatan karyawan berdasarkan asa the ringht man in the right place and the right man in the right job (menempatkan karyawan pada tempat dan kedudukan yang tepat). 
    3. Menetapkan program kesejahteraan, pengembangan, promosi, dan pemberhentian. 
    4. Meramalkan penawaran dan permintaan sumber daya manusia pada masa yang akan datang. Memperkirakan keadaan perekonomian pada umumnya dan perkembangan perusahaan pada khususnya.
    5. Memonitor dengan cermat undang-undang perburuhan dan kebijaksanaan pemberian balas jasa perusahaan-perusahaan sejenis.
    6. Memonitor kemajuan teknik dan perkembangan serikat buruh. 
    7.  Melaksanakan pendidikan, latihan dan penilaian produktivitas karyawan.
    8.  Mengatur mutasi karyawan baik vertikal maupun horizontal.
    9. Mengatur pensiun, pemberhentian, dan pesangonnya.
    Tujuan utama manajemen sumber daya manusia adalah untuk meningkatkan kontribusi pegawai terhadap organisasi dalam rangka mencapai produktivitas organisasi yang bersangkutan. Hal ini dapat di pahami karena semua kegiatan organisasi dalam mencapai tujuan, tergantung kepada manusia yang mengelola organisasi yang bersangkutan. Oleh sebab itu, sumber daya manusia tersebut harus dikelola agar dapat berdaya guna dan berhasil guna dalam mencapai tujuan organisasi.

    tujuan manajemen SDM

    a. Tujuan Sosial
    Tujuan sosial manajemen sumber daya manusia adalah agar organisasi atau perusahaan bertanggung jawab secara sosial dan etis terhadap keutuhan dan tantangan masyarakat dengan meminimalkan dampak negatifnya.

    b. Tujuan Organisasional
    Tujuan organisasional adalah sasaran formal yang dibuat untuk membantu organisasi mencapai tujuannya.

    c. Tujuan Fungsional
    Tujuan fungsional adalah tujuan untuk mempertahankan kontribusi departemen sumber daya manusia pada tingkat yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.

    d. Tujuan Individual
    Tujuan individual adalah tujuan pribadi dari tiap anggota organisasi atau perusahaan yang hendak mencapai melalui aktivitasnya dalam organisasi.

    Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

    Adapun Fungsi-fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Menurut Cherrington (1995:11) yaitu :

    a. Staffing/Employment

    Fungsi ini terdiri dari tiga aktivitas penting, yaitu perencanaan, penarikan, dan seleksi sumber daya manusia. Sebenarnya para manajer bertanggung jawab untuk mengantisipasi kebutuhan sumber daya manusia. Dengan semakin berkembangnya perusahaan, para manajer menjadi lebih tergantung pada departemen sumber daya manusia untuk mengumpulkan informasi mengenai komposisi dan keterampilan tenaga kerja saat ini.

    Meskipun penarikan tenaga kerja dilakukan sepenuhnya oleh departemen sumber daya manusia, departemen lain tetap terlibat dengan menyediakan deskripsi dari spesifikasi pekerjaan untuk membantu proses penarikan.

    Dalam proses seleksi, departemen sumber daya manusia melakukan penyaringan melalui wawancara, tes, dan menyelidiki latar belakang pelamar. Tanggung jawab departemen sumber daya manusia untuk pengadaan tenaga kerja ini semakin meningkat dengan adanya hukum tentang kesempatan kerja yang sama dan berbagai syarat yang diperlukan perusahaan.

    b. Performance Evaluation

    Departemen sumber daya manusia dan para manajer. Para manajer menanggung tanggung jawab utama untuk mengevaluasi bawahannya dan departemen sumber daya manusia bertanggung jawab untuk mengembangkan bentuk penilaian kinerja yang efektif dan memastikan bahwa penilaian kinerja tersebut dilakukan oleh seluruh bagian perusahaan.

    Departemen sumber daya manusia juga perlu melakukan pelatihan terhadap para manajer tentang bagaimana membuat standar kinerja yang baik dan membuat penilaian kinerja yang akurat.

    c. Compensation

    Dalam hal kompensasi/reward dibutuhkan suatu koordinasi yang baik antara departemen sumber daya manusia dengan para manajer. Para manajer bertanggung jawab dalam hal kenaikan gaji, sedangkan departemen sumber daya manusia bertanggung jawab untuk mengembangkan struktur gaji yang baik.

    Sistem kompensasi yang memerlukan keseimbangan antara pembayaran dan manfaat yang diberikan kepada tenaga kerja. Pembayaran meliputi gaji, bonus, insentif, dan pembagian keuntungan yang diterima oleh karyawan. Manfaat meliputi asuransi kesehatan, asuransi jiwa, cuti, dan sebagainya. Departemen sumber daya manusia bertanggung jawab untuk memastikan bahwa kompensasi yang diberikan bersifat kompetitif diantara perusahaan yang sejenis, adil, sesuai. dengan hukum yang berlaku (misalnya:UMR), dan memberikan motivasi.

    d. Training and Development

    Departemen sumber daya manusia bertanggung jawab untuk membantu para manajer menjadi pelatih dan penasehat yang baik bagi bawahannya, menciptakan program pelatihan dan pengembangan yang efektif baik bagi karyawan baru (orientasi) maupun yang sudah ada (pengembangan keterampilan), terlibat dalam program pelatihan dan pengembangan tersebut, memperkirakan kebutuhan perusahaan akan program pelatihan dan pengembangan, serta mengevaluasi efektifitas progam pelatihan dan pengembangan. Tanggung jawab departemen sumber daya manusia dalam hal ini juga menyangkut masalah pemutusan hubungan kerja Tanggung jawab ini membantu restrukturisasi perusahaan dan memberikan solusi terhadap konflik yang terjadi dalam perusahaan.

    e. Employe Relations

    Dalam perusahaan yang memiliki serikat pekerja, departemen sumber daya manusia berperan aktif dalam melakukan negosiasi dan mengurus masalah persetujuan dengan pihak serikat pekerja. Membantu perusahaan menghadapi serikat pekerja merupakan tanggung jawab departemen sumber daya manusia. Setelah persetujuan disepakati, departemen sumber daya manusia membantu para manajer tentang bagaimana mengurus persetujuan tersebut dan menghindari keluhan yang lebih banyak.

    Tanggung jawab utama departemen sumber daya manusia adalah untuk menghindari praktek-praktek yang tidak sehat (misalnya: mogok kerja, demonstrasi). Dalam perusahaan yang tidak memiliki serikat kerja, departemen sumber daya manusia dibutuhkan untuk terlibat dalam hubungan karyawan. Secara umum, para karyawan tidak bergabung dengan serikat kerja jika gaji mereka cukup memadai dan mereka percaya bahwa pihak perusahaan bertanggung jawab terhadap kebutuhan mereka.

    Departemen sumber daya manusia dalam hal ini perlu memastikan apakah para karyawan diperlakukan secara baik dan apakah ada cara yang baik dan jelas untuk mengatasi keluhan. Setiap perusahaan, baik yang memiliki serikat pekerja atau tidak, memerlukan suatu cara yang tegas untuk meningkatkan kedisiplinan serta mengatasi keluhan dalam upaya mengatasi permasalahan dan melindungi tenaga kerja.

    f. Safety and Health

    Setiap perusahaan wajib untuk memiliki dan melaksanakan program keselamatan untuk mengurangi kejadian yang tidak diinginkan dan menciptakan kondisi yang sehat. Tenaga kerja perlu diingatkan secara terus menerus tentang pentingnya keselamatan kerja Suatu program keselamatan kerja yang efektif dapat mengurangi jumlah kecelakaan dan meningkatkan kesehatan tenaga kerja secara umum. Departemen sumber daya manusia mempunyai tanggung jawab utama untuk mengadakan pelatihan tentang keselamatan kerja, mengidentifikasi dan memperbaiki kondisi yang membahayakan tenaga kerja, dan melaporkan adanya kecelakaan kerja.

    g. Personal Research

    Dalam usahanya untuk meningkatkan efektifitas perusahaan, departemen sumber daya manusia melakukan analisis terhadap masalah individu dan perusahaan serta membuat perubahan yang sesuai. Masalah yang sering diperhatikan oleh departemen sumber daya manusia adalah penyebab terjadinya ketidakhadiran dan keterlambatan karyawan, bagaimana prosedur penarikan dan seleksi yang baik, dan penyebab ketidakpuasan tenaga kerja. Departemen sumber daya manusia bertanggung jawab untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi yang menyinggung masalah ini. Hasilnya digunakan menilai apakah kebijakan yang sudah ada perlu diadakan perubahan atau tidak. 
    Read more »
    Older Posts Home
    Subscribe to: Posts (Atom)

    en-PO

    Loading...

    Kategori

    akuntansi ekonomi kewirausahaan manajemen pajak pkn politik sejarah seni budaya sosiologi

    Popular Posts

    • Soal dan Pembahasan Pengaruh Subsidi terhadap Keseimbangan Pasar
      Subsidi merupakan kebalikan atau lawan dari pajak, dan sering disebut pajak negatif. Pengaruh terhadap pajakjuga berkebalikan dengan keseim...
    • Soal dan Pembahasan Mengenai Elastisitas Permintaan dan Penawaran
      Definisi elastisitas permintaan dan elastisitas penawaran. Elastisitas harga permintaan merupakan ukuran kuantitatif yang menunjukkan ...
    • Soal dan Pembahasan Mengenai Keseimbangan harga
      Keseimbangan Harga Keseimbangan harga di pasar tercapai apabila Qd = Qs atau Pd = Ps, Jadi keseimbangan harga merupakan kesepakatan-k...
    • Soal Biologi Ujian Semester Ganjil Kelas XII
      LATIHAN SOAL BIOLOGI UJIAN SEMESTER GANJIL KLS XII-IPA 1.        Perhatikan gambar kecambah berikut ini!                    ...
    • Bank Soal Biologi untuk Kelas XII
      1. Perhatikan gambar kecambah berikut ini! dari gambar tersebut yang berlabel 1,2,3 secara berurutan adalah.... A.epikotil-hipokotil-ko...
    • Kumpulan Soal dan Kunci Jawaban Biologi Kelas XII Semester Genap
      Soal UAS Biologi Kelas XII dan Pembahasannya Soal UAS Biologi Kelas XII dan Pembahasannya . Pilihan ganda Soal dan Jawaban UAS Biol...
    • Soal Tentang Cuaca Dan Iklim Lengkap dengan Jawaban
      Latihan Soal Pilihan Ganda Materi Cuaca dan Iklim Beserta Jawaban Kumpulan uap air di langit dinamakan .... a. Pelangi b. Udara c....
    Loading...

    Arsip Blog

    Ehcrodeh. Powered by Blogger.
    Copyright © Humanesian. Template by : Petunjuk Onlene