Metode Penghitungan Indeks Harga
Secara garis besar, ada dua metode penghitungan indeks harga, yakni metode tidak tertimbang dan metode tertimbang.
Ada dua jenis metode tidak tertimbang, yaitu:
1) Metode agregatif sederhana, yang dirumuskan sebagai berikut:
Contoh soal
Diketahui harga rata-rata 6 macam barang adalah sebagai berikut:
Jika tahun 2001 dijadikan sebagai tahun dasar maka dengan menggunakan metode agregatif sederhana, indeks harga tahun 2002 dan 2003 bisa dihitung sebagai berikut:
a. Metode tidak tertimbang
Yaitu metode yang tidak menggunakan faktor penimbang dalam menghitung indeks harga. Karena tidak menggunakan faktor penimbang maka semua barang dianggap sama penting.Ada dua jenis metode tidak tertimbang, yaitu:
1) Metode agregatif sederhana, yang dirumuskan sebagai berikut:
Contoh soal
Diketahui harga rata-rata 6 macam barang adalah sebagai berikut:
Jika tahun 2001 dijadikan sebagai tahun dasar maka dengan menggunakan metode agregatif sederhana, indeks harga tahun 2002 dan 2003 bisa dihitung sebagai berikut:
2) Metode rata-rata relatif harga, yang dirumuskan sebagai berikut:
Diketahui harga rata-rata lima macam buah adalah sebagai berikut:
b. Metode tertimbang
Yaitu metode yang menggunakan faktor penimbang dalam menghitung indeks harga. Faktor penimbang adalah faktor yang digunakan untuk membedakan pentingnya suatu barang terhadap barang-barang yang lain.
Itu berarti metode tertimbang tidak menyamaratakan kedudukan tiap barang. Metode tertimbang merupakan jalan keluar dari metode tidak tertimbang yang memiliki kelemahan.
Kelemahan metode tidak tertimbang adalah semua barang dianggap sama penting, padahal tiap barang memiliki karakteristik yang berbeda.
Dalam metode tertimbang, faktor penimbang yang bisa digunakan adalah tingkat penggunaan, jumlah yang terjual, jumlah yang diproduksi dan lain-lain. Secara umum, metode tertimbang dirumuskan sebagai berikut:
Contoh Soal
Diketahui harga rata-rata enam macam barang beserta tingkat penggunaannya sebagai faktor penimbang adalah sebagai berikut. (Dalam hal ini tahun 2000 dianggap sebagai tahun dasar).
Selain itu, dalam metode tertimbang dikenal metode Laspeyres, metode Paasche dan metode Marshall.
1) Metode Laspeyres
Metode ini dibuat oleh Laspeyres. Metode Laspeyres adalah metode tertimbang yang menggunakan kuantitas (jumlah) pada tahun dasar (Qo) sebagai faktor penimbang. Indeks harga Laspeyres dirumuskan sebagai berikut:
Contoh Soal
Diketahui harga rata-rata dan kuantitas 4 macam buah-buahan sebagai berikut. Dari data tersebut, hitung indeks harga Laspeyresnya.
2) Metode Paasche
Metode ini dikemukakan oleh Paasche. Metode Paasche adalah metode tertimbang yang menggunakan kuantitas (jumlah) pada tahun yang dihitung indeks harganya (Qn) sebagai faktor penimbang.
Indeks harga Paasche dirumuskan sebagai berikut:
Dengan soal yang sama dengan indeks harga Laspeyres di atas, kita akan menghitung indeks harga Paasche untuk tahun 1999.
3) Metode Marshall
Sesuai dengan namanya, metode ini dikemukakan oleh Marshall. Metode Marshall adalah metode tertimbang yang menggabungkan kuantitas pada tahun dasar (Qo) dan kuantitas pada tahun yang dihitung indeks harganya (Qn) sebagai faktor penimbang. Indeks harga Marshall dirumuskan sebagai berikut:
Dengan harga yang sama pada penghitungan indeks harga Laspeyres di atas, kita akan menghitung indeks harga Marshall tahun 1999.
Dari ketiga perhitungan di atas, tampak bahwa dengan data yang sama, bila dihitung dengan menggunakan metode yang berbeda akan menghasilkan indeks harga yang berbeda pula walaupun dengan selisih yang kecil.
MEYD-018 https://verystream.com/stream/2RNGBsKZNqhBerikut Bebarapa Materi Ekonomi SMA kelas X sesuai dengan kurikulum KTSP, dan beberapa pembahasan Soal-soal Olimpiade Sains Ekonomi yang sesuai dengan materi :
Indek Harga Dan Inflasi
(Writen By : Agus Triono, S.Pd)
A. Indek Harga
1. Pengertian Angka Indek
Angka indek merupakan suatu konsep yang dapat memberikan gambaran tentang perubahan-perubahan variabel dari suatu priode ke periode berikutnya. Dengan demikian angka indek dapat diartikan sebagai angka perbandingan yang perubahan relatifnya dinyatakan dalam bentuk prosentase (%) terhadap yang lain.
2. Peranan angka indek dalam ekonomi
Indek harga dalam ekonomi mempunyai peranan antara lain :
- Dapat dijadikan standar/pedoman untuk melakukan perbandingan harga dari waktu ke waktu.
- Indek harga merupakan petunjuk/indikator yang dapat digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi secara umum.
- Indek harga pedagang besar dapat memberikan gambaran/trend dalam perdagangan.
- Indek harga konseumen dan indek biaya hidup dapat digunakan sebagai dasar penetapan gaji, termasuk dasar untuk mengubahnya.
- Indek harga yang dibayar/diterima petani dapat menggambarkan apakah petani semakin makmur atau tidak.
- Indek harga dapat dijadikan dasar untuk menetapkan pola / kebijakan ekonomi dan moneter oleh pemerintah.
3. Jenis-jenis angka indek
a. Indek harga konsumen (IHK)Indek harga konsumen adalah ukuran statistik yang dapat menunjukkan perubahan-perubahan yang terjadi pada eceran barang dan jasa yang diminta oleh konsumen dari waktu ke waktu.
b. Indek harga perdagangan besar (Whole Saler)
Indek harga perdangan besar adalah angka indek yang menunjukkan perubahan-perubahan yang terjadi atas harga pada pasar primer mengenai barang-barang tertentu.
c. Indek harga yang diterima petani
Angka indek yang diterima petani adalah indek harga yang berhubungan dengan pengorbanan (harga pokok) yang telah dikorbankan denganhasil/yang diterima petani.
d. Indek harga yang dibayar petani.
Indek yang dibayar petani adalah indek harga yang meliputi pembelian/biaya konsumsi dan pembelanjaan untuk biaya produksi pertaniannya.
4. Perhitungan angka indek harga (price index).
Angka indek harga adalah angka indek yang menunjukkan perubahan harga dari suatu periode ke periode lainnya. angka indek harga dapat dirumuskan sebagai berikut:
∑PnPn = --------------- x 100%
∑Po
Keterangan :
P = angka indek harga pada tahun n
Pn = harga tahun n, tahun yang akan dihitung indeknya
Po = harga tahun dasar
Contoh kasus :
beberapa harga kebutuhan pokok sebagai berikut :
----------------------------------------------------------------
Jenis Harga Tahun 2003 Harga Tahun 2004
barang (Po) (Pn)
---------------------------------------------------------------
Beras 3.000 4.000
Terigu 7.000 8.000
Gula 10.000 8.000
------------------------------------------------------------
∑Po = 20.000 ∑Pn = 20.000
------------------------------------------------------------
jika tahun 2003 dianggap tahun dasar maka angka indek tahun 2003 adalah 100. sedangkan angka indek tahun 2004 secara agregatif daapt dicari sebagai berikut :
20.000
Pn = ------------ x 100%
20.000
Pn = 1 x 100%
Pn = 100%,
jadi angka indek tahun 2004 adalah 100%.
5. Indek harga dengan Metode Laspeyres
Perhitungan angka indek laspeyres (IL) merupakan angka indek tertimbang dengan faktor penimbang (W) secara obyektif. Faktor penimbangnya ditentukan dengan kuantitas (Q) dengan menggunakan tahun dasar (Qo). angka indek laspeyres (IL) dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
∑Pn x Qo
IL = --------------- x 100%
∑Po x Qo
keterangan :
IL = angka indek laspeyres.
Pn = harga tahun n, tahun yang akan dihitung angka indeknya.
Po = harga tahun dasar.
Qo = kuantitas tahun dasar.
untuk lebih jelasnya tentang IL, mari kita bahas soal dibawah ini :
beberapa harga kebutuhan pokok sebagai berikut :
---------------------------------------------------------------------------------
Jenis Harga Harga Kuantitas (Kg) Po x Qo Pn x Qo
Barang 2003 2004 2003 2004 2003 2004
(Po) (Pn) (Qo) (Qn)
---------------------------------------------------------------------------------
Beras 3.000 4.000 90 95 270.000 360.000
Terigu 7.000 8.000 50 60 350.000 400.000
Gula 10.000 8.000 10 25 100.000 80.000
--------------------------------------------------------------------------------
∑ 20.000 20.000 150 180 720.000 840.000
--------------------------------------------------------------------------------
JIka tahun 2003 dianggap sebagai tahun dasar maka angka indek tahun 2003 adalah 100. untuk angka indek laspeyres tahun 2004 adalah sebagai berikut :
∑Pn x Qo
IL = --------------- x 100%
∑Po x Qo
840.000
IL = -------------- x 100%
720.000
IL = 116,67%
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa harga kebutuhan pokok pada tahun 2004 mengalami kenaikan sebesar 16,67% dibandingkan tahun dasar 2003.
6. Indek harga dengan metode Paasche
Angka indek paasche merupakan angka indek tertimbang dengan faktor penimbang secara obyektif. Faktor penimbangnya ditentukan dengan jumlah (Q) dengan menggunakan jumlah tahun n (Qn). angka indek Paasche dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :
∑Pn x Qn
IP = --------------- x 100%
∑Po x Qn
Contoh Kasus:
Tabel daftar harga beberapa kebutuhan pokok tahun 2003 s/d 2004
--------------------------------------------------------------------------------
Jenis Harga Harga Kuantitas Po x Qn Pn x Qn
Barang 2003 2004 2003 2004 2003 2004
(Po) (Pn) (Qo) (Qn)
--------------------------------------------------------------------------------
Beras 3.000 4.000 90 95 285.000 380.000
Terigu 7.000 8.000 50 60 420.000 480.000
Gula 10.000 8.000 10 25 250.000 200.000
---------------------------------------------------------------------------------
∑ 20.000 20.000 150 180 955.000 1.060.000
---------------------------------------------------------------------------------
JIka tahun 2003 dianggap sebagai tahun dasar maka angka indek tahun 2003 adalah 100. untuk angka indek Paasche tahun 2004 adalah sebagai berikut :
∑Pn x Qn
IP = --------------- x 100%
∑Po x Qn
1.060.000
IP = -------------- x 100%
955.000
IP = 110,99%
dengan demikan dapat disimpulkan bahwa harga beberapa kebutuhan pokok pada tahun 2004 mengalami kenaikan sebesar 10,99% dibanding tahun dasar 2003.
B. Inflasi
1. Pengertian inflasi
Inflasi adalah suatu keadaan ekonomi yang memperlihatkan naiknya harga barang dan jasa secara umum dan berlangsung terus menerus.
2. Jenis Inflasi.
Jenis-jenis inflasi debedakan menjadi 3, yaitu :
a. Inflasi dilihat dari asalnya, dibedakan menjadi :
- Inflasi dari dalam negeri (domestic inflation) adalah inflasi yang disebabkan oleh terjadinya peristiwa ekonomi di dalam negeri. Contoh : gagal panen secara menyeluruh.
- Inflasi dari luar negeri (imported inflation) adalah inflasi yang disebabkan tingginya harga barang-barang yang dibeli dari luar negeri. contoh : harga bahan baku untuk produksi dalam negeri.
b. Inflasi dilihat dari tingkat keparahan
parah tidaknya inflasi dibedakan menjadi :
- Inflasi ringan ( 0% s/d 10% )
- Inflasi Sedang ( >10% s/d 30% )
- Inflasi berat ( >30% s/d 200% )
- Inflasi tak terkendali (Hyper inflation) ( > 100 %)
c. Inflasi dilihat dari penyebabnya, dibedakan menjadi :
- Inflasi yang terjadi karena meningkatnya permintaan terhadap berbagai macam barang dan jasa (demand pull inflation).
- Inflasi yang terjadi karena kenaikan ongkos produksi secara terus menerus, yang disebut dengan cosh push inflation.
Inflasi dapat terjadi karena beberapa sebab, antara lain :
- Pemerintah, jika penerimaan pemerintah lebih kecil daripada pengeluaran, maka pemerintah dapat mencetak uang baru, hal ini akan dapat menimbulkan inflasi jika tidak diimbangi dengan penambahan produksi yang akan ditawarkan kepada masyarakat.
- Pihak swasta, inflasi dapat terjadi jika pihak swasta banyak menerima kredit dengan jumlah besar untuk memenuhi permintaan penjamin kredit pihak swasta.
- Ekspor impor, jika ekspor lebih besar daripada impor maka devisa yang diterima akan menambah jumlah uang yang beredar didalam negeri sehingga kemungkinan dapat menimbulkan inflasi.
- Penerimaan dan pengeluaran negara, apabila jumlah penerimaan lebih kecil dari pengeluaran maka terjadi defisit, sehingga pemerintah harus mencetak uang baru, tetapi kalau penambahan uang baru tidak seimbang dengan yang dibutuhkan maka justru dapat menimbulkan inflasi.
4. Cara mengatasi inflasi.
Untuk mengatasi inflasi, pemerintah melakukan bebarapa kebijakan sebagai berikut :
- Kebijakan moneter, adalah kebijakan pemerintah melalui bank sentral mengatur jumlah uang yang beredar. kebijakan moneter berupa kebijakan diskonto, pasar terbuka, Cash ratio dan pembatasan kredit.
- Kebijakan fiskal, adalah kebijakan mengatur pengeluaran pemerintah dan mengatur perpajakan. untuk mengatasi inflasi pemerintah mengambil langkah : (1) menekan pengeluaran pemerintah. (2) menaikkan pajak. (3) mengadakan pinjaman pemerintah.
- Kebijakan non Moneter adalah kebijakan yang dilakukan pemerintah dalam mengatasi inflasi diluar kebijakan Moneter dan kebijakan fiskal. kebijakan non moneter yang dilakukan pemerintah antara lain : mengendalikan harga, menaikkan hasil produksi, dan kebijakan upah.
5. Cara menghitung inflasi
untuk menghitung besarnya inflasi terlebih dahulu harus diketahui indek harga konsumen (IHK).
IHK adalah ukuran perubahan harga dari kelompok barang dan jasa yang paling banyak dikonsumsi oleh rumah tangga dalam jangka waktu tertentu.
untuk menghitung IHK digunakan rumus :
Harga sekarang
IHK = ----------------------- x 100%
Harga pada tahun dasar
Contoh menghitung IHK :
Harga jenis barang tertentu pada tahun 2003 Rp. 50.000 dan harga pada tahun dasar Rp. 40.000, maka IHK tahun 2003 adalah...
50.000
IHK = ---------- x 100% = 125%
40.000
Rumus untuk menghitung Laju inflasi adalah :
Laju Inflasi = IHK Periode n - IHK tahun sebelumnya
Contoh soal :
IHK bulan Agustus 2009 sebesar 115,34 dan IHK pada bulan september 2009 seesar 125,30, maka laju inflasi bulan september adalah ....
Jawab :
Laju inflasi = 125,30 - 115,34 = 9.96%
DAFTAR PUSTAKA :
Purwanto, Wiji. Ekonomi SMA X. Jakarta : Tunas Melati, 2006.
Demikian saja pembahasan kita pada kesempatan kali ini, Jika ada pertanyaan seputar indek harga dan inflasi dan juga pertanyaan seputar soal olimpiade sains ekonomi dan soal ujian UN ekonomi, silahkan diposkan pada bagian komentar dibawah ini. Terimakasih. kami tunggu pertanyaannya.
Loading...
No comments:
Post a Comment