Persediaan barang dagang merupakan salah satu akun penting dalam perusahaan. Apabila persediaan dikelola dengan tepat maka akan memudahkan perusahaan mencapai target yang diharapkan, sebaliknya apabila persediaan barang dagang dikelola secara tidak tepat maka akan mengakibatkan perusahaan jauh dari target yang diharapkan.
Salah satu pengelolaan persediaan barang dagang adalah dengan melakukan penilaian persediaan barang dagang. Dengan melakukan penilaian persediaan barang dagang secara tepat maka perusahaan dapat mengetahui nilai yang persediaan barang dagang dalam periode tertentu dan dapat mengetahui besarnya harga pokok penjualan barang dagang tersebut. Untuk melakukan penilaian persediaan barang dagang maka ada dua komponen yang harus diketahui terlebih dahulu, komponen tersebut adalah jumlah fisik barang dagang dan harga satuan tiap barang.
Komponen yang pertama dalam penilaian persediaan barang dagang yaitu jumlah fisik barang. Jumlah fisik barang dapat diketahui dengan cara menghitung barang tersebut baik dihitung pada ahir periode berjalan maupun dihitung secara berkala. Sedangkan komponen yang kedua dalam penilaian persediaan barang dagang yaitu harga barang per unit. Harga barang per unit dapat diketahui berdasarkan asumsi yang digunakan perusahaan, asumsi dasar tersebut antara lain FIFO atau MPKP, LIFO atau MTKP dan Average.
Berdasarkan data transaksi UD Pindi Jaya diatas buatlah perhitungan Nilai Persediaan barang dagang dan harga pokok penjualan dengan menggunakan metode penilaian persediaan barang dagang MPKP, MTKP dan Average!
Pembahasan soal Penilaian persediaan barang dagang
Berdasarkan transaksi UD Pindi jaya maka Harga pokok penjualan (HPP) dan persediaan ahir dihitung sebagai berikut:
a. Perhitungan Harga Pokok Penjualan dengan metode MPKP
b. Perhitungan persediaan ahir barang dagang dengan metode MPKP
Perhitungan jumlah fisik barang dengan metode fisik
Persediaan yang masih tersedia atau belum dijual sebanyak 155 unit dengan rincian, barang yang dibeli tanggal 15 januari masih tersisa 30 unit karena telah dijual 50 unit, barang yang dibeli tanggal 20 dan 30 januari masih utuh karena belum terjual masing-masing sebanyak 50 unit dan 75 unit.
Dengan demikian nilai persediaan barang dagang ahir pada bulan januari dengan metode MPKP adalah sebagai berikut:
Nilai Persediaan barang dagang ahir dihitung dengan rumus;
Berdasarkan transaksi UD Pindi jaya maka Harga pokok penjualan (HPP) dan persediaan ahir dihitung sebagai berikut:
Pada metode rata-rata tertimbang harga per unit barang dihitung dengan membagi jumlah harga pembelian barang yang tersedia untuk dijual dengan jumlah jumlah barang yang tersedia. Sedangkan nilai persediaan ahir dihitung dengan mengalikan jumlah barang yang tersedia dengan harga rata-rata persatuan.
Berdasarkan transaksi UD Pindi jaya maka Harga pokok penjualan (HPP) dan persediaan ahir dihitung sebagai berikut:
SeDemikianlah pembahasan Penilaian Persediaan Barang Dagang dalam Akuntansi.
Pembahasan dalam postingan ini merupakan pembahasan penilaian persediaan barang dagang dengan metode MPKP, PTKP dan Rata-rata dengan perhitungan barang dagang secara fisik dalam ahir periode. Untuk memahami penerapan penilaian persediaan barang dagang dengan metode MPKP, MTKP dan rata-rata secara perfektual dapat dipahami dalam posting penilaian persediaan barang dagang sistem perpetual.
Salah satu pengelolaan persediaan barang dagang adalah dengan melakukan penilaian persediaan barang dagang. Dengan melakukan penilaian persediaan barang dagang secara tepat maka perusahaan dapat mengetahui nilai yang persediaan barang dagang dalam periode tertentu dan dapat mengetahui besarnya harga pokok penjualan barang dagang tersebut. Untuk melakukan penilaian persediaan barang dagang maka ada dua komponen yang harus diketahui terlebih dahulu, komponen tersebut adalah jumlah fisik barang dagang dan harga satuan tiap barang.
Komponen yang pertama dalam penilaian persediaan barang dagang yaitu jumlah fisik barang. Jumlah fisik barang dapat diketahui dengan cara menghitung barang tersebut baik dihitung pada ahir periode berjalan maupun dihitung secara berkala. Sedangkan komponen yang kedua dalam penilaian persediaan barang dagang yaitu harga barang per unit. Harga barang per unit dapat diketahui berdasarkan asumsi yang digunakan perusahaan, asumsi dasar tersebut antara lain FIFO atau MPKP, LIFO atau MTKP dan Average.
Bloom https://onlystream.tv/tmit46532tpw
Metode Penilaian Persediaan Barang Dagang
Penilaian persediaan barang dagang dapat dilakukan dengan beberapa metode, namun dalam postingan ini hanya akan dibahas tiga metode saja yaitu metode MPKP, metode MTKP dan metode Average. Dengan tujuan memudahkan pemahaman dalam proses penilaian persediaan barang dagang maka ketiga metode tersebut akan dibahas dengan ilustrasi dan pembahasan soal berikut ini:
Ilustrasi soal Penilaian persediaan barang dagang:
Pada bulan januari 2013 pada UD Pindi Jaya terdapat data transaksi yang berhubungan dengan persediaan barang dagang sebagai berikut:
Tanggal 1 januari 2013 terdapat persediaan barang dagang awal sebanyak 100 unit dengan harga perunit Rp 125.000
Tanggal 5 januari 2013 terjadi pembelian barang dagangan sebanyak 75 unit dengan harga per unit 130.000
Tanggal 10 januari 2013 terjadi penjualan barang dagangan sebanyak 125 unit dengan harga per unit 150.000
Tanggal 15 januari 2013 terjadi pembelian barang dagangan sebanyak 80 unit dengan harga per unit 135.000
Tanggal 20 januari 2013 terjadi pembelian barang dagangan sebanyak 50 unit dengan harga per unit 140.000
Tanggal 25 januari 2013 terjadi penjualan barang dagangan sebanyak 100 unit dengan harga per unit 175.000
Tanggal 30 januari 2013 terjadi pembelian barang dagangan sebanyak 75 unit dengan harga per unit 145.000
#Penilaian persediaan barang dagang dengan metode MPKP
Metode MPKP (Masuk Pertama Keluar Pertama) atau disebut juga metode FIFO (First In First Out) merupakan metode penilaian persediaan barang dagang dimana barang yang dahulu masuk (dibeli terlebih dahulu) dianggap lebih dahulu keluar (lebih dahulu dijual). Ketika menghitung HPP dengan metode MPKP maka harga per unit barang menggunakan harga perunit dari barang yang masuk terlebih dahulu (mulai dari harga per unit persediaan awal dilanjutkan dengan harga per unit barang yang dibeli pertama kali dan seterusnya). sedangkan saat menghitung persediaan ahir dengan metode ini dihitung dengan mengalikan barang yang masih tersedia (barang pada ahir periode berjalan) dengan harga per unit barang.Berdasarkan transaksi UD Pindi jaya maka Harga pokok penjualan (HPP) dan persediaan ahir dihitung sebagai berikut:
a. Perhitungan Harga Pokok Penjualan dengan metode MPKP
Transaksi penjualan tangal 10 januari 2013
Dijual 125 unit barang dagang, Harga Pokok penjualan dihitung sebagai berikut:
HPP = Jumlah fisik barang x Harga per unit
100 unit x Rp 125.000 = Rp 12.500.000
25 Unit x Rp 130.000 = Rp 3.250.000
HPP transaksi penjualan tanggal 10 januari...........Rp 15.750.000
Transaksi Penjualan tangal 25 Januari 2013
Dijual 100 Unit barang dagang, Harga Pokok Penjualan dihitung sebagai berikut:
HPP = Jumlah fisik barang x Harga per unit
50 unit x Rp 130.000 = Rp 6.500.000
50 Unit x Rp 135.000 = Rp 6.750.000
HPP transaksi penjualan tanggal 25 januari...........Rp 13.250.000
Dengan demikian HPP dalam bulan januari adalah 15.750.000 + 13.250.000 = Rp 29.000.000Perhitungan jumlah fisik barang dengan metode fisik
Persediaan yang masih tersedia atau belum dijual sebanyak 155 unit dengan rincian, barang yang dibeli tanggal 15 januari masih tersisa 30 unit karena telah dijual 50 unit, barang yang dibeli tanggal 20 dan 30 januari masih utuh karena belum terjual masing-masing sebanyak 50 unit dan 75 unit.
Dengan demikian nilai persediaan barang dagang ahir pada bulan januari dengan metode MPKP adalah sebagai berikut:
Nilai Persediaan barang dagang ahir dihitung dengan rumus;
= Jumlah fisik persediaan barang x Harga Per unit barang
=> 30 unit x Rp 135.000 = Rp 4.050.000
=> 50 unit x Rp 140.000 = Rp 7.000.000
=> 75 unit x Rp 145.000 = Rp 10.875.000+
Total ................................= Rp 21.925.000
#Penilaian Persediaan barang dagang dengan metode MTKP
Metode MTKP (Masuk Terahir Keluar Pertama) atau disebut metode Lifo (Last In First Out) merupakan metode penilaian persediaan barang dagang dimana barang yang terahir masuk (dibeli terahir) dianggap barang yang terlebih dahulu keluar (lebih dahulu dijual). Ketika menghitung HPP dengan metode MTKP maka harga perunit barang menggunakan harga per unit dari barang yang masuk terahir (terahir dibeli) terlebih dahulu.Sedangkan saat menghitung persediaan barang dagang ahir dengan metode MTKP dihitung dengan mengalikan barang yang masih tersedia (Mulai dari barang pada awal periode berjalan dan seterusnya) dengan harga per satuan.Berdasarkan transaksi UD Pindi jaya maka Harga pokok penjualan (HPP) dan persediaan ahir dihitung sebagai berikut:
a. Perhitungan Harga Pokok Penjualan dengan metode MTKP
Dengan demikian HPP dalam bulan januari adalah 14.375.000 + 16.900.000 = Rp 31.900.000
b. Perhitungan persediaan ahir barang dagang dengan metode MTKP
Perhitungan jumlah fisik barang dengan metode fisik
Persediaan yang masih tersedia atau belum dijual sebanyak 155 unit dengan rincian, barang yang dibeli tanggal 5 januari masih tersisa 55 unit karena telah dijual 20 unit dan persediaan barang dagang awal sebesar 100 unit.
Dengan demikian nilai persediaan barang dagang ahir pada bulan januari dengan metode MTKP adalah sebagai berikut:
Nilai Persediaan barang dagang ahir dihitung dengan rumus;
Transaksi Penjualan tangal 25 Januari 2013
Dijual 100 Unit barang dagang, Harga Pokok Penjualan dihitung sebagai berikut:
HPP = Jumlah fisik barang x Harga per unit
75 unit x Rp 145.000 = Rp 10.875.000
25 Unit x Rp 140.000 = Rp 3.500.000
HPP transaksi penjualan tanggal 25 januari...........Rp 14.375.000
Transaksi penjualan tangal 10 januari 2013
Dijual 125 unit barang dagang, Harga Pokok penjualan dihitung sebagai berikut:
HPP = Jumlah fisik barang x Harga per unit
25 unit x Rp 140.000 = Rp 3.500.000
80 Unit x Rp 135.000 = Rp 10.800.000
20 Unit x Rp 130.000 = Rp 2.600.000
HPP transaksi penjualan tanggal 10 januari...........Rp 16.900.000
Perhitungan jumlah fisik barang dengan metode fisik
Persediaan yang masih tersedia atau belum dijual sebanyak 155 unit dengan rincian, barang yang dibeli tanggal 5 januari masih tersisa 55 unit karena telah dijual 20 unit dan persediaan barang dagang awal sebesar 100 unit.
Dengan demikian nilai persediaan barang dagang ahir pada bulan januari dengan metode MTKP adalah sebagai berikut:
Nilai Persediaan barang dagang ahir dihitung dengan rumus;
= Jumlah fisik persediaan barang x Harga Per unit barang
= 55 unit x Rp 130.000 = Rp 7.150.000
= 100 unit x Rp 125.000 = Rp 12.500.000+
Total ............................... = Rp 19.650.000
#Penilaian Persediaan Barang dagang dengan metode Average
Metode average atau disebut juga metode rata-rata dibagi menjadi dua yaitu metode rata-rata sederhana atau simple average method dan metode rata-rata tertimbang atau weighted average method. Pada metode rata-rata sederhana harga rata-rata barang per unit dihitung dengan membagi total harga per satuan setiap transaksi pembelian dengan jumlah transaksi pembelian termasuk persediaan awal barang. Sedangkan nilai persediaan barang diperoleh dari hasil perkalian harga rata-rata per unit barang dengan sisa barang.Pada metode rata-rata tertimbang harga per unit barang dihitung dengan membagi jumlah harga pembelian barang yang tersedia untuk dijual dengan jumlah jumlah barang yang tersedia. Sedangkan nilai persediaan ahir dihitung dengan mengalikan jumlah barang yang tersedia dengan harga rata-rata persatuan.
Berdasarkan transaksi UD Pindi jaya maka Harga pokok penjualan (HPP) dan persediaan ahir dihitung sebagai berikut:
Metode Rata-rata sederhana
Harga Rata-rata barang per unit;
= (125.000 + 130.000 + 135.000 + 140.000 + 145.000)
5
= Rp 135.000
= (125.000 + 130.000 + 135.000 + 140.000 + 145.000)
5
= Rp 135.000
Nilai Persediaan ahir => 155 unit x Rp 135.000 = Rp 20.925.000
Perhitungan HPP:
HPP = BTUD (barang tersedia untuk dijual) - Persediaan Ahir
HPP = (persediaan awal + pembelian) - Persediaan ahir
HPP ={(100x125000)+(75x130.000)+(80x135.000)+(50x140.000)+
(75x145.000)} -20.925.000
HPP = 50.925.000 - 20.925.000
HPP = RP 30.000.000
Perhitungan HPP:
HPP = BTUD (barang tersedia untuk dijual) - Persediaan Ahir
HPP = (persediaan awal + pembelian) - Persediaan ahir
HPP ={(100x125000)+(75x130.000)+(80x135.000)+(50x140.000)+
(75x145.000)} -20.925.000
HPP = 50.925.000 - 20.925.000
HPP = RP 30.000.000
Metode Rata-rata tertimbang
Harga Rata-rata barang per unit ;
=(100x125.000)+(75x130.000)+(80x135.000)+(50x140.000)+(75x145.000)
(100 + 75 + 80 + 50 + 75)
= Rp 134.000
=(100x125.000)+(75x130.000)+(80x135.000)+(50x140.000)+(75x145.000)
(100 + 75 + 80 + 50 + 75)
= Rp 134.000
Nilai Persediaan ahir => 155 unit x Rp 134.000 = Rp 20.770.000
Perhitungan HPP:
HPP = BTUD (barang tersedia untuk dijual) - Persediaan Ahir
HPP = (persediaan awal + pembelian) - Persediaan ahir
HPP ={(100x125000)+(75x130.000)+(80x135.000)+(50x140.000)+
(75x145.000)} -20.770.000
HPP = 50.925.000 - 20.770.000
HPP = RP 30.155.000
Perhitungan HPP:
HPP = BTUD (barang tersedia untuk dijual) - Persediaan Ahir
HPP = (persediaan awal + pembelian) - Persediaan ahir
HPP ={(100x125000)+(75x130.000)+(80x135.000)+(50x140.000)+
(75x145.000)} -20.770.000
HPP = 50.925.000 - 20.770.000
HPP = RP 30.155.000
Pembahasan dalam postingan ini merupakan pembahasan penilaian persediaan barang dagang dengan metode MPKP, PTKP dan Rata-rata dengan perhitungan barang dagang secara fisik dalam ahir periode. Untuk memahami penerapan penilaian persediaan barang dagang dengan metode MPKP, MTKP dan rata-rata secara perfektual dapat dipahami dalam posting penilaian persediaan barang dagang sistem perpetual.
Loading...
No comments:
Post a Comment