AKUNTANSI UNTUK PERUSAHAAN MANUFAKTUR
Karakteristik Perusahaan Manufaktur
Perusahaan manufaktur (manufacturing firm) adalah perusahaan yang kegiatannya mengolah bahan baku menjadi barang jadi kemudian menjual barang jadi tersebut. Kegiatan khusus dalam perusahaan manufaktur adalah pengolahan bahan baku menjadi barang jadi. Kegiatan ini sering disebut proses produksi. Kegiatan produksi, apabila digambarkan akan nampak seperti di bawah ini:
Bidang akuntansi yang menangani masalah produksi disebut akuntansi biaya (cost accounting). Tujuannya, menetapkan beban pokok produksi barang jadi. Bab ini akan membahas sesuai ruang lingkup yang telah disebutkan, yakni penetapan beban pokok produksi. Titik berat pembahasan masih diletakkan pada pengenalan terhadap proses akuntansi dan laporan khusus untuk perusahaan manufaktur.
Masalah Khusus Perusahaan Manufaktur
Dibandingkan dengan perusahaan dagang, masalah khusus dalam akuntansi perusahaan manufaktur adalah persediaan, biaya pabrikasi (manufacturing costs), biaya produksi dan beban pokok produksi.
Persediaan (Inventory)
Berdasarkan perusahaan dagang, dalam perusahaan manufaktur biasanya terdiri dari tiga macam, yakni:
1. Persediaan bahan baku (raw materials inventory)
2. Persediaan barang dalam proses (work in process inventory)
3. Persediaan barang jadi (finished goods inventory)
Persediaan bahan baku melaporkan harga pokok bahan baku yang ada pada tanggal neraca. Bahan baku adalah barang-barang yang digunakan dalam proses produksi. Persediaan dalam proses terdiri dari biaya bahan baku dan biaya-biaya manufaktur lain yang telah terjadi untuk memproduksi barang yang belum selesai. Untuk menyelesaikannya masih diperlukan tambahan biaya. Persediaan barang jadi terdiri dari total biaya pabrik untuk barang-barang yang telah selesai diproduksi, tetapi belum dijual. Sebuah perusahaan manufaktur dengan demikian harus menyediakan tiga perkiraan untuk persediaan.
Biaya Manufaktur (Manufacturing Cost)
Biaya-biaya yang terjadi dalam perusahaan manufaktur selama suatu periode disebut biaya manufaktur (manufacturing cost), atau lebih dikenal dengan biaya pabrik. Biaya ini digunakan untuk menyelesaikan barang yang masih sebagian selesai di awal periode, barang-barang yang dimasukkan dalam proses produksi periode itu dan barang-barang yang baru dapat diselesaikan sebagian di akhir periode. Pada dasarnya biaya pabrik dapat dikelompokkan menjadi:
a. Biaya bahan baku (raw materials cost) yaitu biaya untuk bahan-bahan yang dapat dengan mudah dan langsung diidentifikasikan dengan barang jadi. Contoh bahan baku adalah kayu bagi perusahaan mebel atau tembakau bagi perusahaan rokok.
b. Biaya tenaga kerja lansung (direct labor cost) adalah biaya untuk tenga kerja yang menangani secara langsung proses produksi atau yang dapat diidentifikasikan langsung dengan barang jadi. Contoh buruh langsung adalah tukang kayu dalam perusahaan mebel atau pelinting rokok dalam perusahaan rokok (Sigaret Kretek Tangan = SKT).
c. Biaya overhead pabrik (overhead cost) adalah biaya-biaya pabrik selain bahan baku dan tenga kerja langsung. Biaya ini tidak dapat diidentifikasikan secara langsung dengan barang yang dihasilkan.
Contoh biaya overhead pabrik adalah:
(1) bahan pembantu (kadangkadang disebut: bahan tidak langsung (indirect materials) misalnya perlengkapan pabrik (mur, baut dan pelitur dalam perusahaan mebel);
(2) tenga kerja tidak langsung (indirect labor) yaitu tenaga kerja yang pekerjaannya tidak dapat diidentifikasikan secara langsung dengan barang yang dihasilkan, misalnya gaji mandor;
(3) pemeliharaan dan perbaikan (maintenance and repair);
(4) listrik, air telepon dan lainlain.
Ketiga jenis biaya manufaktur ini dapat dihubungkan dan dilihat keterkaitannya dengan memperhatikan bagan yang diilustrasikan di bawah ini.
Clairette https://woof.tube/stream/5gUWXteJHRM
Biaya Produksi (Production Cost) dan Biaya Periode (Period Cost)
Biaya produksi (production cost) adalah biaya yang dibebankan dalam proses produksi selama suatu periode. Biaya ini terdiri dari persediaan barang dalam proses awal ditambah biaya pabrikasi (manufacturing cost), kemudian dikurangi dengan persediaan barang dalam proses akhir. Biaya pabrikasi adalah semua biaya yang berhubungan dengan proses produksi. Tiga komponen biaya yang terdapat dalam biaya produksi adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead. Biaya overhead adalah semua biaya pabrikasi (semua biaya yang terkait dengan proses produksi) yang bersifat tidak langsung, termasuk biaya-biaya yang dibebankan pada persediaan dalam proses pada akhir periode. Biaya overhead ini seringkali tidak dapat diatribusikan/dilekatkan pada masing-masing unit produk yang dikerjakan secara spesifik. Karena biaya ini biasanya dinikmati bersama selama proses produksi berlangsung. Dalam situasi tertentu dapat pula disebut sebagai biaya bersama (common cost). Biaya bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung sering pula disebut sebagai biaya utama (prime cost), yaitu biaya yang merupakan komponen utama dari produk yang dibuat dan dapat dengan mudah diatribusikan pada masing-masing unit produk yang dikerjakan atau dibuat. Biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead sering pula disebut sebagai biaya konversi (conversion cost), yaitu biaya yang dikeluarkan atau terjadi sehingga bahan baku dapat diubah menjadi produk jadi.
Kelompok biaya lain selain biaya produksi adalah biaya periode (period cost), yaitu biaya nonpabrikasi yang dikeluarkan atau terjadi selama periode berjalan dalam rangka operasional perusahaan. Biaya ini dapat dibagi menjadi dua kelompok, yakni beban penjualan atau pemasaran dan beban-beban administratif. Klasifikasi biaya yang berbeda-beda ini dilakukan agar dapat mengukur kinerja atau prestasi masing-masing bagian secara lebih fair. Kata lainnya adalah, alokasi yang tepat akan dapat meningkatkan pertanggungjawaban masingmasing bagian. Sehingga sebuah beban, bisa jadi teralokasikan ke dalam pos-pos yang berbeda walaupun jenisnya sama. Beban depresiasi komputer, misalnya, bisa jadi merupakan kelompok biaya overhead, jika komputer tersebut berada di atau dipergunakan untuk kegiatan oleh departemen produksi. Mungkin juga merupakan beban pemasaran/penjualan jika komputer tersebut dimanfaatkan oleh bagian tersebut. Atau boleh jadi pula beban depresiasi komputer tersebut merupakan kelompok beban adminstratif jika komputernya digunakan oleh bagian kantor atau administrasi. Oleh karena itulah kita harus dapat mengklasifikasikan setiap beban ke dalam kelompok biaya yang tepat karena berdasarkan laporan tersebut kinerja suatu bagian/seseorang akan diukur.
Beban pokok produksi (Cost of Goods Manufactured)
Biaya barang yang telah diselesaikan selama suatu periode disebut beban pokok produksi barang selesai (cost of goods manufactured) atau disingkat dengan beban pokok produksi. Harga pokok ini terdiri dari biaya pabrik ditambah persediaan dalam proses awal periode dikurangi persediaan dalam proses akhir periode. Beban pokok produksi selama suatu periode dilaporkan dalam laporan harga produksi (cost of goods manufactured statement). Laporan ini merupakan bagian dari beban pokok penjualan (cost of goods sold).
Akuntansi Perusahaan Manufaktur
Seperti telah dijelaskan, siklus akuntansi meliputi tahap pencatatan dan tahap pengikhtisaran yang terdiri dari:
Tahap pencatatan
1. Pembuatan atau penerimaan bukti transaksi
2. Pencatatan dalam jurnal
3. Pemindahanbukuan ( posting ) ke buku besar
Tahap pengikhtisaran
4. Pembuatan neraca saldo
5. Pembuatan neraca lajur dan jurnal penyelesaian
6. Penyusunan laporan keuangan
7. Pembuatan jurnal penutup
8. Pembuatan neraca saldo penutup
9. Pembuatan jurnal balik
Bab ini tidak akan membahas tahap demi tahap siklus tersebut.
Pembahasan perusahaan manufaktur di sini lebih pada menguraikan tahap-tahap tersebut secara garis besar saja. Penekanan diberikan pada proses akuntansi untuk masing-masing akun/rekening/perkiraan perusahaan manufaktur (ketiga istilah ini dipakai seluruhnya, secara bergantian, sepanjang pembahasan dalam buku ini untuk menunjukkan bahwa ketiganya merupakan istilah yang lazim dipakai sehari-hari dalam praktik pada DU/DI). Namun demikian, tetap diharapkan bahwa pemaparan berikut ini telah mencakup semua pemahaman minimal yang diperlukan untuk dapat menjalankan proses akuntansi pada sebuah perusahaan manufaktur.
Bahan Baku (Raw Materials)
Pembelian bahan baku, seperti halnya perusahaan dagang, dicatat dalam buku pembelian (untuk pembelian kredit) dan buku pengeluaran kas (untuk pembelian tunai). Pembayaran hutang yang bersangkutan dicatat dalam buku pengeluaran kas. Di buku besar, pembelian bahan baku dicatat dalam rekening pembelian dan rekening-rekening lain yang berhubungan, misalnya potongan pembelian serta pembelian retur dan pengurangan harga. Pengeluaran bahan baku dari gudang untuk produksi tidak dicatat.
Jadi, seperti dalam perusahaan dagang, perkiraan persediaan bahan baku hanya digunakan untuk menampung ayat jurnal penyesuaian pada akhir periode. Jurnal penyesuaian dibuat untuk nilai persediaan yang ada di awal dan akhir periode. Sementara itu, nilai persediaan ditentukan dengan mengadakan penghitungan fisik. Jurnal penyesuaian untuk persediaan (awal dan akhir) dilakukan terhadap rekening Ikhtisar Beban pokok produksi.
Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor)
Pembayaran gaji kepada tenaga kerja langsung dicatat dalam buku pengeluaran kas. Dalam buku perlu disediakan perkiraan tersendiri untuk biaya buruh langsung. Pada akhir periode dibuatkan jurnal penyesuaian untuk upah yang masih belum saatnya dibayar. Pembebanan biaya buruh langsung dilakukan dengan mambuat jurnal penutup ke rekening Ikhtisar Beban pokok produksi.
Biaya Overhead Pabrik (Overhead)
Biaya ini terdiri dari berbagai jenis, misalnya: bahan pembantu, tenga keja tidak langsung, gaji, listrik, telepon, perlengkapan pabrik, pemeliharaan dan perbaikan, asuransi, penyusutan bangunan pabrik, penyusutan mesin-mesin pabrik, penyusutan kendaraan pabrik, penyusutan peralatan pabrik dan lain-lain. Untuk tiap-tiap jenis biaya dapat dibuatkan rekening tersendiri di buku besar. Atau, kalau ingin lebih sederhana, dalam buku besar hanya disediakan satu rekening saja yaitu biaya overhead pabrik sebagai rekening induk (sesungguhnya). Rincian biaya overhead pabrik ke dalam tiap-tiap jenis biaya dicatat dalam buku tambahan. Pembelian biaya overhead pabrik, misalnya pembelian bahan pembantu, dicatat dalam buku pembelian. Pembayarannya, dicatat dalam buku pengeluaran kas. Pembebanan biaya overhead pabrik ke dalam produksi dilakukan dengan membuat jurnal penutup atas rekening yang bersangkutan. Rekening lawanya adalah Ikhtisar Beban pokok produksi.
Persediaan dalam Proses ( Work in Process Inventory )
Proses produksi adalah kegiatan yang berlangsung terus menerus. Sementara itu, akuntansi harus melaporkan informasi keuangan secara berkala. Akibatnya, pada saat laporan keuangan harus dibuat, terdapat kemungkinan adanya sebagian barang yang belum selesai diproses. Walaupun demikian, biaya yang telah terjadi untuk barang itu, tetap harus dilaporkan. Inilah yang dicantumkan sebagai persediaan dalam proses. Untuk memperoleh beban pokok produksi barang yang telah selesai, biaya pabrik ditambah dengan nilai persediaan dalam proses di awal periode dan dikurangi dengan nilai persediaan dalam proses di akhir periode.
Pesediaan dalam proses, baik di awal maupun akhir periode diperoleh dengan jalan melakukan penghitungan phisik. Untuk sementara, jangan diperhatikan dahulu bagaimana menghitung nilai persediaan dalam proses. Yang perlu diketahui adalah bahwa nila ini terdiri dari biaya bahan baku, buruh langsung dan biaya pabrikase yang telah terjadi sampai dengan saat dilaporkan. Untuk mencatat nilai persediaan dalam proses, dibuatkan rekening yang diberi nama: “Persediaan dalam Proses”. Pada akhir periode dibuat jurnal penyesuaian untuk menghilangkan persediaan dalam proses awal dan membebankannya ke proses produksi. Sementara itu, jurnal penyesuaian lain untuk menimbulkan persediaan dalam proses yang ada pada akhir periode. Rekening lawan yang digunakan dalam jurnal penyesuaian tersebut adalah Ikhtisar Beban pokok produksi.
Di bawah ini (pada halaman berikut) diberikan ilustrasi tentang alur pembebanan biaya ke dalam proses produksi hingga pengakuan beban pokok penjualan. Alur ini digambarkan dalam bentuk hubungan di antara buku besar perkiraan-perkiraan yang terkait dengan proses produksi dalam sebuah perusahaan manufaktur. Kita dapat melihat di situ, apa saja perkiraan yang terkait dan harus dibuatkan jurnalnya selama proses produksi berlangsung, dan kapan masing-masing perkiraan tersebut harus didebitkan atau dikreditkan. Tentu saja, ilustrasi tersebut menggambarkan pencatatan yang harus dibuat ketika perusahaan menerapkan metode perpetual untuk persediaannya.
AKUNTANSI
UNTUK PERUSAHAAN PENGOLAHAN / MANUFAKTUR#2
Perusahaan pengolahan / manufaktur: perusahaan yang mengolah bahan mentah (bahan baku) menjadi barang jadi.
Klasifikasi persediaan pada perusahaan pengolahan :
Persediaan Bahan Baku
Persediaan Barang Dalam Proses
Persediaan Barang Jadi
Laporan Keuangan
Laporan Keuangan perusahaan manufaktur hampir sama dengan laporan keuangan perusahaan dagang. Perbedaannya terletak pada bagian Aktiva Lancar di Neraca dan Harga Pokok Penjualan di Laporan Rugi-Laba.
Neraca
Perbandingan Neraca Perusahaan Dagang dan Perusahaan Manufaktur:
Perusahaan Dagang
Neraca sebagian
31 Desember 2010
|
Perusahaan Manufaktur
Neraca sebagian
31 Desember 2010
| ||||
Aktiva Lancar:
|
Aktiva Lancar:
| ||||
Kas
|
Rp 1.000
|
Kas
|
Rp 1.200
| ||
Piutang (bersih)
|
13.000
|
Piutang (bersih)
|
4.000
| ||
Persediaan Barang Dagangan
|
9.000
|
Persediaan:
| |||
Sewa Dibayar di Muka
|
2.900
|
Barang Jadi
|
Rp 15.000
| ||
25.900
|
Barang Dalam Proses
|
18.000
| |||
Bahan Baku
|
9.000
| ||||
42.000
| |||||
Sewa Dibayar di Muka
|
1.600
| ||||
48.800
|
Laporan Rugi-Laba
Perbandingan bagian Harga Pokok Penjualan di Laporan Rugi-Laba antara Perusahaan Dagang dan Perusahaan Manufaktur:
Perusahaan Dagang
Laporan Rugi-Laba sebagian
Periode Tahun 2010
| |
Harga Pokok Penjualan:
| |
Persediaan Barang Dagangan 1 Januari …………
|
Rp 10.000
|
(+) Pembelian Bersih …………………..……………
|
99.250
|
Barang Tersedia Untuk Dijual ………………………
|
Rp 109.250
|
(-) Persediaan Barang Dagangan 31 Desember …
|
9.000
|
Harga Pokok Penjualan …………………………….
|
Rp 100.250
|
Perusahaan Manufaktur
Laporan Rugi-Laba sebagian
Periode Tahun 2010
| |
Harga Pokok Penjualan:
| |
Persediaan Barang Jadi 1 Januari ………………….
|
Rp 12.000
|
(+) Harga Pokok Produksi (lihat skedul) ……………
|
688.000
|
Barang Tersedia Untuk Dijual ……………………….
|
Rp 700.000
|
(-) Persediaan Barang Jadi 31 Desember ………….
|
15.000
|
Harga Pokok Penjualan
|
Rp 685.000
|
Komponen yang berbeda digambarkan secara skematis sbb:
Perusahaan Dagang:
Persediaan Barang + Pembelian - Persediaan Barang = Harga Pokok
Dagangan (Awal) Bersih Dagangan (Akhir) Penjualan
Perusahaan Manufaktur:
Persediaan Barang + Harga Pokok - Persediaan Barang = Harga Pokok
Jadi (Awal) Produksi Jadi (Akhir) Penjualan
Pada perusahaan manufaktur diperlukan banyak rekening untuk menentukan harga pokok produksi, tetapi dalam Laporan Rugi-Laba hanya disajikan totalnya saja, sedangkan rinciannya disajikan dalam Skedul Harga Pokok Produksi.
Contoh Skedul Harga Pokok Produksi (merupakan lampiran Laporan Rugi-Laba di atas):
Skedul Harga Pokok Produksi
Tahun 2010
| |||
Persediaan Barang Dalam Proses 1 Januari …………………..
|
Rp 10.000
| ||
Ditambah:
| |||
Bahan Baku:
| |||
Persediaan 1 Januari ………………..
|
Rp 5.000
| ||
Ditambah: Pembelian ……………….
|
100.000
| ||
Tersedia Dipakai …………..………...
|
105.000 105
| ||
Dikurangi : Persediaan 31 Desember
|
9.000
| ||
Bahan Baku Dipakai ………………………………..
|
Rp 96.000
| ||
Biaya Tenaga Kerja Langsung …………………….….
|
200.000
| ||
Biaya Overhead Pabrik:
| |||
Tenaga Kerja Tidak Langsung ..……
|
Rp 50.000
| ||
Listrik dan Air …………………………
|
140.000
| ||
Bahan Habis Pakai Pabrik ………….
|
30.000
| ||
Penyusutan Gedung Pabrik ………...
|
120.000
| ||
Penyusutan Mesin …………………...
|
60.000
| ||
Total Biaya Overhead Pabrik ………………………
|
400.000
| ||
Total Biaya Produksi tahun ini ……………………………………
|
696.000
| ||
Total Biaya Barang Dalam Proses …………………………………
|
706.000
| ||
Dikurangi:
| |||
Persediaan Barang Dalam Proses 31 Desember ……………..
|
18.000
| ||
Harga Pokok Produksi ………………………………………………
|
688.000
| ||
HARGA POKOK PRODUKSI
Biaya produksi atau Harga Pokok Produksi (Cost of Goods Manufactured) merupakan kumpulan dari biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh dan mengolah bahan baku sampai menjadi barang jadi.
Biaya-biaya tersebut terdiri dari:
Biaya Bahan Baku (disingkatBBB)
Biaya Tenaga Kerja Langsung ( disingkat BTKL)
Biaya Overhead Pabrik (disingkat BOP)
Biaya Bahan Baku
Biaya Bahan Baku adalah harga perolehan (harga pokok) seluruh substansi / materi pokok yang terdapat pada barang jadi.
Bahan baku merupakan bagian Barang jadi yang dapat ditelusur keberadaannya.
Bahan baku pada sebuah pabrik dapat berasal dari Barang jadi pabrik yang lain.
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang memiliki kinerja langsung terhadap proses pengolahan barang, baik menggunakan kemampuan fisiknya maupun dengan bantuan mesin.
Tenaga kerja langsung memperoleh kontraprestasi yang dikategorikan sebagai Biaya tenaga kerja langsung. Jadi, Biaya Tenaga Kerja Langsung adalah semua kontraprestasi yang diberikan kepada tenaga kerja langsung.
Biaya Overhead Pabrik
Biaya Overhead Pabrik adalah biaya-biaya yang timbul dalam proses pengolahan, yang tidak dapat digolongkan dalam biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
Biaya-biaya yang termasuk dalam biaya overhead pabrik, a.l.:
Biaya tenaga kerja tidak langsung, seperti Upah pengawas, mandor, mekanik, bagian reparasi, dll
Biaya bahan penolong, yaitu macam-macam bahan yang digunakan dalam proses pengolahan, tetapi kuantitasnya sangat kecil dan tidak dapat ditelusur keberadaannya pada barang jadi.
Biaya penyusutan gedung pabrik, Biaya penyusutan mesin, dll
SIKLUS AKUNTANSI
Siklus akuntansi perusahaan manufaktur sama dengan siklus akuntansi perusahaan dagang.
Akuntansi perusahaan manufaktur dengan sistem fisik:
Rekening Persediaan Bahan Baku hanya digunakan untuk mencatat nilai bahan baku yang masih tersisa, baik di awal maupun akhir periode.
Transaksi pembelian Bahan baku tidak dicatat ke rekening Persediaan Bahan Baku, tetapi dicatat ke rekening Pembelian Bahan Baku, seperti terlihat pada jurnal berikut:
Mei
|
17
|
Pembelian Bahan Baku
Kas / Utang Dagang
|
Rp 100.000
|
Rp 100.000
|
ü Rekening Persediaan Barang Dalam Proses hanya digunakan untuk mencatat nilai barang yang masih dalam proses, baik di awal maupun akhir periode.
Rekening Persediaan Barang Jadi hanya digunakan untuk mencatat nilai barang jadi pada awal dan akhir periode.
Jurnal penyesuaian untuk perusahaan manufaktur sama dengan jurnal penyesuaian untuk perusahaan dagang.
Neraca Lajur untuk perusahaan manufaktur pada prinsipnya sama dengan neraca lajur untuk perusahaan dagang, tetapi ditambahkan kolom untuk skedul harga pokok produksi.
Contoh Neraca Lajur Sebagian:
Perusahaan Manufaktur
Neraca Lajur sebagian
Periode tahun 2010
| ||||||||
Nama Rekening
|
NSSD
|
Harga Pokok Poduksi
|
Laporan Rugi-Laba
|
Neraca
| ||||
Debit
|
Kredit
|
Debit
|
Kredit
|
Debit
|
Kredit
|
Debit
|
Kredit
| |
Persediaan Barang Jadi
|
12.000
|
12.000
|
15.000
|
15.000
| ||||
Persed. Barang Dlm. Proses
|
10.000
|
10.000
|
18.000
|
18.000
| ||||
Persediaan Bahan Baku
|
5.000
|
5.000
|
9.000
|
9.000
| ||||
Pembelian Bahan Baku
|
100.000
|
100.000
| ||||||
Biaya Tenaga Kerja Lgsg.
|
200.000
|
200.000
| ||||||
Biaya Tenaga Kerja Tak Lgsg.
|
50.000
|
50.000
| ||||||
Biaya Listrik dan Air
|
140.000
|
140.000
| ||||||
Biaya Bahan Habis Pakai
|
30.000
|
30.000
| ||||||
Biaya Penyst. Gedung Pabrik
|
120.000
|
120.000
| ||||||
Biaya Penyst. Mesin
|
60.000
|
60.000
| ||||||
Biaya Pemasaran
|
40.000
|
40.000
| ||||||
Penjualan
|
1.500.000
|
1.500.000
| ||||||
……….
|
………..
|
715.000
|
27.000
| |||||
Harga Pokok Produksi
|
688.000
| |||||||
715.000
|
715.000
|
JURNAL PENUTUP
Jurnal penutup untuk perusahaan manufaktur berbeda dengan perusahaan dagang. Dalam perusahaan manufaktur, rekening Harga Pokok Produksidigunakan untuk menutup semua rekening yang akan dilaporkan di Skedul Harga Pokok Produksi. Saldo rekening ini kemudian ditransfer ke rekening Ikhtisar Rugi-Laba.
Contoh:
Des.
|
31
|
Harga Pokok Produksi
Persediaan Barang Dalam Proses
Persediaan Bahan Baku
Pembelian Bahan Baku
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya Tenaga Kerja Tak Langsung
Biaya Listrik dan Air
Biaya Bahan Habis Pakai
Biaya Penyusutan Gedung Pabrik
Biaya Penyusutan Mesin
(untuk menutup rekening-rekening Persediaan Bahan Baku awal, Barang Dalam Proses awal, dan rekening-rekening Biaya produksi)
|
Rp 715.000
|
Rp 10.000
5.000
100.000
200.000
50.000
140.000
30.000
120.000
60.000
|
31
|
Persediaan Barang Dalam Proses
Persediaan Bahan Baku
Harga Pokok Produksi
(untuk mencatat persediaan akhir barang dalam proses dan bahan baku)
|
Rp 18.000
9.000
|
Rp 27.000
| |
31
|
Persediaan Barang Jadi
Penjualan
Ikhtisar Rugi-Laba
(untuk mencatat persediaan akhir barang jadi dan menutup rekening penjualan)
|
Rp 15.000
1.500.000
|
Rp 1.515.000
| |
31
|
Ikhtisar Rugi-Laba
Persediaan Barang Jadi
Harga Pokok Produksi
(untuk menutup rekening persediaan awal barang jadi dan harga pokok produksi)
|
Rp 700.000
|
Rp 12.000
688.000
| |
31
|
Ikhtisar Rugi-Laba
Biaya Pemasaran
(untuk menutup biaya pemasaran)
|
Rp 40.000
|
Rp 40.000
|
Contoh Soal Dasar Akuntansi Perusahaan Manufaktur
Kasus 1.
Persediaan barang dalam proses awal Rp. 40.000,Persediaan bahan baku awal Rp. 60.000 sedangkan bahan baku tersedia dipakai sebanyak Rp. 810.000 jumlah pemakaian bahan baku Rp. 785.000, BTKL Rp. 500.000
Biaya TKTL Rp. 220.000, bahan penolong Rp. 50.000, BOP lain2 Rp. 50.000,biaya asuransi mesin Rp. 12.000,biaya sewa gedung pabrik Rp. 160.000 dan biaya depresiasi mesin pabrik Rp, 50.000 sedangkan persediaan barang dalam proses akhir periode Rp. 30.000
Hitunglah besarnya Harga Pokok Produksinya.
Jawab:
Persediaan Barang Dalam Proses Awal Rp. 40.000
Pemakaian Bahan baku:
Persediaan bahan baku awal Rp. 60.000
Pembelian bahan baku Rp. 750.000+
Bahan baku tersedia dipakai Rp. 810.000
Persediaan baham baku akhir Rp. 25.000-
Pemakaian bahan baku Rp. 785.000
Biaya TKL Rp. 500.000
BOP
BTKTL Rp. 220.000
Biaya Bahan Penolong Rp. 50.000
BOP lainnya Rp. 50.000
Biaya Asuransi Mesin Rp. 12.000
Biaya sewa gedung pabrik Rp. 160.000
Biaya penyusutan Mesin pabrik Rp. 50.000+
Rp 542.000+
Biaya Produksi Rp.1.827.000+
Barang Siap Digunakan Rp.1.867.000
Persediaan Barang Dalam Proses Akhir Rp. 30.000-
Harga Pokok Produksi Rp.1.837.000
==========
Kasus 2.
PT BSI memiliki Persediaan bahan baku awal tahun atau 1 Januari 2010 Rp. 1.000.000,Pembelian bahan baku selama tahun 2010 Rp. 10.000.000 sedangkan persediaan akhir bahan baku per 31 desember 2010 Rp. 500.000
Pertanyaan:
a. Hitunglah pemakaian bahan baku selama tahun 2010
b. Buatlah jurnal untuk mencatat transaksi yang berhubungan dengan bahan baku.
Jawab:
a. Biaya pemakaian bahan baku
Persediaan bahan baku 1 Januari 2010 Rp. 1.000.000
Pembelian selama 2010 Rp. 10.000.000+
Bahan baku siap untuk dipakai Rp. 11.000.000
Persediaan bahan baku per 31 desember 2010 Rp. 500.000-
Biaya Pemakaian bahan baku tahun 2010 Rp. 10.500.000
b. Jurnal pembelian bahan baku
Pembelian Rp. 10.000.000
Kas/utang Rp. 10.000.000
Jurnal pemindahan pembelian bahan baku ke persediaan bahan baku pada akhir periode (AJP)
Persediaan bahan baku Rp. 10.000.000
Pembelian Rp. 10.000.000
Jurnal pemakaian bahan baku (AJP)
Persediaan barang DP Rp. 10.500.000
Persediaan bahan baku Rp. 10.500.000
Kasus 3.
PT. BSI mengeluarkan biaya TKL selama 2010 sebesar Rp. 5.000.000
Buatlah jurnal pencatatan yang berhubungan dengan BTKL
Jawab:
Pada saat membayar BTKL
Biaya gaji/upah Rp. 5.000.000
Kas Rp. 5.000.000
Pada saat akhir periode melalui AJP dipindahkan persediaan BDP
Persediaan BDP Rp. 5.000.000
Biaya gaji/upah Rp. 5.000.000
Kasus 4.
PT.BSI membayar perskot asuransi mesin pabrik Rp. 40.000 untuk masa 2 tahun,BTKTL Rp. 500.000 yang belum dibayar per 31 desember 2010 Rp. 50.000,Biaya bahan penolong Rp. 100.000, biaya sewa gedung Rp. 400.000 80% dibebankan pabrik yang 20% dibebankan biaya kantor, BOP lainnya Rp. 25.000, Biaya penyusutan mesin pabrik 10% dari harga perolehan Rp. 1.000.000
Buatlah pencatatan yang dilakukan PT BSI berhubungan dengan BOP
Jawab:
Pada Saat pembayaran
a. Porskot asuransi Rp.40.000
Kas Rp. 40.000
b. BTKTL Rp.500.000
Kas Rp. 500.000
c. Biaya sewa gedung Rp. 400.000
Kas Rp. 400.000
d. BOP lain2 Rp. 25.000
Kas Rp. 25.000
e. Jurnal AJP pembebanan kemasing2 jenis biaya
1. Asuransi ½ x Rp. 40.000 = Rp. 20.000
Biaya Asuransi mesin pabrik Rp. 20.000
Porskot asuransi mesin pabrik Rp. 20.000
2. Biaya TK yang belum dibayar Rp. 50.000
BTKTL Rp. 50.000
Hutang BTKTL Rp. 50.000
3. Pembebanan Biaya BP Rp. 100.000
Biaya BP Rp. 100.000
Persediaan BP Rp. 100.000
4. Biaya sewa gedung pabrik 80% x Rp. 400.000 = Rp. 320.000
Biaya sewa gedung kantor Rp. 80.000
Biaya sewa gedung pabrik Rp. 320.000
Biaya sewa gedung Rp. 400.000
5. Biaya penyusutan mesin 10% x Rp. 1.000.000 = Rp. 100.000
Biaya penyusutan mesin pabrik Rp. 100.000
Akumulasi penyusutan mesin pabrik Rp. 100.000
6. BOP Rp. 1.115.000
Biaya BP Rp. 100.000
BTKTL Rp. 550.000
Biaya asuransi mesin pabrik Rp. 20.000
BOP lain-lain Rp. 25.000
Biaya penyusutan mesin pabrik Rp. 100.000
Biaya sewa gedung pabrik Rp. 320.000
7. Persediaan barang dalam proses Rp. 1.115.000
BOP Rp. 1.115.000
Kasus 5.
Dari data kasus diatas jika persediaan awal barang dalam proses Rp. 80.000 dan persediaan akhir barang dalam proses Rp. 60.000 hitunglah Harga Pokok Produksinya
Jawab
Persediaan awal barang dalam proses Rp. 80.000
Biaya barang dalam proses Rp 16.615.000 +
Rp.16.695.000
Persediaan akhir barang dalam proses Rp. 60.000 -
Harga Pokok Produksi Rp.16.635.000
============
Kasus 6.
Pada data PT. BSI diatas jika ditambahkan jumlah persediaan awal barang jadi per 1 januari 2010 Rp. 200.000 dan persediaan akhir 31 Desember 2010 untuk barang jadi Rp. 100.000.
Hitunglah Harga Pokok Penjualannya
Jawab:
Persediaan awal barang jadi 1 januari 2010 Rp. 20.000
Harga Pokok Produksi Rp.16.635.000+
Rp.16.655.000
Persediaan akhir barang jadi 31 desember 2010 Rp. 100.000 -
Harga Pokok Penjualan Rp.16.555.000
===========
SOAL KASUS UNTU NERACA LAJUR PERUSAHAAN MANUFAKTUR
Data Keuangan untuk Neraca Saldo per 31 desember 2010 PT. BSI adalah sebaga berkut:
Kas Rp. 100.000
Persediaan bahan baku Rp. 120.000
Persediaan barang dalam proses Rp. 80.000
Persediaan barag jadi Rp. 200.000
Porskot asuransi Rp. 48.000
Mesin pabrik Rp. 1.000.000
Perabot kantor Rp. 200.000
Pembelian bahan baku Rp. 1.500.000
Biaya BTKL Rp. 1.000.000
BTKTL Rp. 400.000
Pemakaian Bahan penolong Rp. 100.000
Biaya sewa gedung Rp. 400.000
BOP lain2 Rp. 100.000
Biaya administrasi kantor Rp. 200.000
Akumulasi penyusutan mesin pabrik Rp. 100.000
Akumulasi penyusutan perabot kantor Rp. 40.000
Modal saham Rp. 1.000.000
Laba ditahan Rp. 308.000
Penjualan Rp. 4.000.000
Jumlah Rp. 5.448.000 Rp. 5.448.000
=========== =============
Data Untuk AJP adalah sebagai berikut:
1. Porskot asuransi untuk mesin pabrik selama dua tahun . asuransi sampai dengan 31 desember 2011 dan dibayar per 1 januari 2010
2. Biaya tenaga kerja tidak langsung yang belum dibayarkan sebanyak Rp. 40.000
3. Sewa gedung untuk beban pabrik sebanyak 80% dan beban kantor 20%
4. Mesin pabrik disusutkan 10% pertahun dan perabot 5% .masing2 harga perlehan dianggap tidak memiliki nilai residu
5. Persediaan bahan baku 31desember 2010 senilai Rp. 50.000,persediaan barang dalam proses Rp. 60.000 dan persediaan barang jadi Rp. 100.000
Dari data diatas buatlah Work Sheet atau neraca lajur, harga pokok produksi,harga pokok penjualan,rugi laba ,neraca dan laporan laba ditahan per 31 Desember 2010.
Jawab:
Ayat Jurnal Penyesuaian:
1. Biaya Asuransi mesin pabrik Rp. 24.000
Porskot/uangmuka asuransi Rp. 24.000
2. Biaya TKTL Rp. 40.000
Hutang BTKTL Rp. 40.000
3. Biaya sewa gedung pabrik Rp. 320.000
Biaya sewa gedung kantor Rp. 80.000
Biaya sewa gedng Rp. 400.000
4. Biaya penyusutan mesin pabrik Rp. 100.000
Ak.Penyusutan mesin pabrik Rp. 100.000
5. Biaya penyusutan perabot kantor Rp. 10.000
Ak. Penyusutan perabot kantor Rp. 10.000
6. Persediaan bahan baku Rp. 1.500.000
Pembelian bahan baku Rp.1.500.000
7. Biaya Overhead Pabrik Rp. 1.084.000
BTKTL Rp. 440.000
Biaya Bahan penolong Rp. 100.000
BOP lain2 Rp. 100.000
Biaya Asuransi mesin pabrik Rp. 24.000
Biaya sewa gedung Rp. 320.000
Biaya Penyusutan Mesin Pabrik Rp. 100.000
8. Persediaan barang dalam proses Rp. 1.570.000
Persediaan bahan baku Rp. 1.570.000
9. Persediaan Barang Dalam Proses Rp. 1.000.000
BTKL Rp. 1.000.000
10. Persediaan Barang Dalam Proses Rp. 1.084.000
BOP Rp. 1.084.000
11. Persediaan Barang Jadi Rp. 3.674.000
Persediaan Barang Dalam Proses Rp. 3.674.000
12. HPP Rp. 3.774.000
Persediaan Barang Jadi Rp. 3.774.000
PT.BSI
Neraca Lajur ( Work Sheet )
Periode tahun 2010
| ||||||||||||||
Nama Rekening
|
NERACA SALDO
|
AJP
|
NSSD
|
RUGI LABA
| ||||||||||
Debit
|
Kredit
|
Debit
|
Kredit
|
Debit
|
Kredit
|
Debit
|
Kredit
| |||||||
Kas
|
100000
|
100000
| ||||||||||||
Persd Bahan Baku
|
120000
|
1500000(6)
|
1570000 (8)
|
50000
| ||||||||||
Persd Barang Dalam Proses
|
80000
|
1570000(8)
1000000(9)
1084000(10)
|
3674000(11)
|
60000
| ||||||||||
Persediaan Barang Jadi
|
200000
|
3674000(11)
|
3774000(12)
|
100000
| ||||||||||
Porskot Asuransi.
|
48000
|
24000(1)
|
24000
| |||||||||||
Mesin Pabrik
|
1000000
|
1000000
| ||||||||||||
Ak. Peny Mesin Pabrik
|
100000
|
100000(4)
|
200000
| |||||||||||
Perabot Kantor
|
200000
|
200000
| ||||||||||||
Ak Peny. Perabot Kantor
|
40000
|
10000(5)
|
50000
| |||||||||||
Modal Saham
|
1000000
|
1000000
| ||||||||||||
Laba Ditahan
|
308000
|
308000
| ||||||||||||
Penjualan
|
4000000
|
4000000
|
4000000
| |||||||||||
Pembelian Bahan Baku
|
1500000
|
1500000(6)
| ||||||||||||
BTKL
|
1000000
|
1000000(9)
| ||||||||||||
BTKTL
|
400000
|
440000(7)
| ||||||||||||
Biaya Bahan Penolong
|
100000
|
100000(7)
| ||||||||||||
Biaya Sewa Gedung
|
400000
|
400000(3)
| ||||||||||||
BOP lain2
|
100000
|
100000(7)
| ||||||||||||
Biaya adm kantor
|
200000
|
200000
|
200000
| |||||||||||
Total
|
5448000
|
5448000
| ||||||||||||
Biaya Asuransi mesin pabrik
|
24000(1)
|
24000(7)
| ||||||||||||
TKTL Terhutang
|
40000(2)
|
40000
| ||||||||||||
Biaya Sewa Gedung pabrik
|
320000(3)
|
320000(7)
| ||||||||||||
Biaya sewa gedung kantor
|
80000(3)
|
80000
|
80000
| |||||||||||
Biaya Peny mesin Pabrik
|
100000(4)
|
100000(7)
| ||||||||||||
Biaya Peny Perabot kantor
|
10000(5)
|
10000
|
10000
| |||||||||||
BOP
|
1084000(7)
|
1084000(10)
| ||||||||||||
HPP
|
3774000(12)
|
3774000
|
3774000
| |||||||||||
14.260000
|
14260000
|
5598000
|
5598000
|
4064000
|
4000000
| |||||||||
64000
| ||||||||||||||
4064000
|
4064000
| |||||||||||||
Nama Rekening
|
RUGI LABA
|
NERACA
| ||||||||||||
Debit
|
Kredit
|
Debit
|
Kredit
| |||||||||||
Kas
|
100000
| |||||||||||||
Persd Bahan Baku
|
50000
| |||||||||||||
Persd Barang Dalam Proses
|
60000
| |||||||||||||
Persediaan Barang Jadi
|
100000
| |||||||||||||
Porskot Asuransi.
|
24000
| |||||||||||||
Mesin Pabrik
|
1000000
| |||||||||||||
Ak. Peny Mesin Pabrik
|
200000
| |||||||||||||
Perabot Kantor
|
200000
| |||||||||||||
Ak Peny. Perabot Kantor
|
50000
| |||||||||||||
Modal Saham
|
1000000
| |||||||||||||
Laba Ditahan
|
308000
| |||||||||||||
Penjualan
|
40000000
| |||||||||||||
Pembelian Bahan Baku
| ||||||||||||||
BTKL
| ||||||||||||||
BTKTL
| ||||||||||||||
Biaya Bahan Penolong
| ||||||||||||||
Biaya Sewa Gedung
| ||||||||||||||
BOP lain2
| ||||||||||||||
Biaya adm kantor
|
200.000
| |||||||||||||
Total
| ||||||||||||||
Biaya Asuransi mesin pabrik
| ||||||||||||||
TKTL Terhutang
|
40000
| |||||||||||||
Biaya Sewa Gedung pabrik
| ||||||||||||||
Biaya sewa gedung kantor
|
80.000
| |||||||||||||
Biaya Peny mesin Pabrik
| ||||||||||||||
Biaya Peny Perabot kantor
|
10.000
| |||||||||||||
BOP
| ||||||||||||||
HPP
|
3.774.000
| |||||||||||||
4.064.000
|
4.000.000
|
1.534.000
|
1.598.000
| |||||||||||
64.000
|
64.000
| |||||||||||||
4.064.000
|
4.064.000
|
1.598.000
|
1.598.000
| |||||||||||
PT. BSI
Laporan Harga Pokok Produksi
Periode 31 Desember 2010
--------------------------------------------------------------------------------------------------
Persediaan Barang Dalam Proses Awal Rp. 80.000
Pemakaian Bahan baku:
Persediaan bahan baku awal Rp . 120.000
Pembelian bahan baku Rp. 1.500.000+
Bahan baku tersedia dipakai Rp. 1.620.000
Persediaan bahan baku akhir Rp. 50.000-
Pemakaian bahan baku Rp. 1,570.000
Biaya TKL Rp. 1.000.000
BOP:
BTKTL Rp. 440.000
Biaya Bahan Penolong Rp. 100.000
BOP lainnya Rp. 100.000
Biaya Asuransi Mesin Rp. 24.000
Biaya sewa gedung pabrik Rp. 320.000
Biaya penyusutan Mesin pabrik Rp. 100.000+
Rp 1.084.000+
Biaya Produksi Rp. 3.734.000
Persediaan barang dalam proses akhir Rp. 60.000-
Harga Pokok Produksi Rp. 3.674.000
PT.BSI
Laporan Perhitungan Rugi Laba
Periode 31 Desember 2010
-----------------------------------------------------------------------------------------------
Penjualan Rp. 4.000.000
Harga Pokok Penjualan:
Persediaan Barang jadi awal Rp. 200.000
Harga Pokok Produksi Rp. 3.674.000+
Rp. 3.874.000
Persediaan Barang jadi akhir Rp. 100.000-
Harga Pokok Penjualan Rp. 3.774.000-
Laba Kotor Rp. 226.000
Biaya Operasional:
Biaya Administrasi Kantor Rp. 200.000
Biaya Sewa Gedung Kantor Rp. 80.000
Biaya Penyusutan Perabot kantor Rp. 10.000+
Rp. 290.000-
Rugi Operasional Rp. 64.000
===========
PT.BSI
Neraca
Per 31 Desember 2010
--------------------------------------------------------------------------------------------------
Aktva Lancar:
Kas Rp. 100.000
Persediaan:
Persediaan Bahan Baku Rp. 50.000
Persediaan BDP Rp. 60.000
Persediaan Barang Jadi Rp. 100.000+
Rp. 210.000
Porsekot asurasi Rp. 24.000+
Jumlah Aktiva Lancar Rp. 334.000
Aktiva Tetap:
Mesin Pabrik Rp. 1.000.000
Ak. Peny Mesin pabrik Rp. 200.000-
Rp. 800.000
Perabot Kantor Rp. 200.000
Ak. Peny Perabot kantor Rp. 50.000-
Rp. 150.000+
Jumlah aktiva Tetap Rp950.000+
Jumlah Akiva Rp1.284.000
==========
Hutang lancar:
Hutang Biaya TKTL Rp. 40.000
Modal:
Modal Saham Rp. 1.000.000
Laba Ditahan Rp. 244.000+
Jumlah Modal Rp. 1.244.000+
Jumlah Pasiva Rp. 1.284.000
============
PT.BSI
Laporan Laba Ditahan
Per 31 Desember 2010
--------------------------------------------------------------------------------------------------
Laba Ditahan 1 Januari 2010 Rp. 308.000
Rugi Tahun Berjalan Rp. 64.000-
Laba Ditahan 31 Desember 2010 Rp. 244.000
==============
SOAL LATIHAN
PT.Nisa Mandiri perusahaan yang bergerak dibidang keramik pada tanggal 31 Desember 2010 memiliki data Neraca Saldo sebagai berikut:
PT.Nisa Mandiri
Neraca Saldo
31 Desember 2010
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kas Rp. 50.000
Persediaan bahan baku Rp. 60.000
Persediaan barang dalam proses Rp. 40.000
Persediaan barag jadi Rp. 100.000
Porskot asuransi Rp. 24.000
Mesin pabrik Rp. 500.000
Perabot kantor Rp. 100.000
Pembelian bahan baku Rp. 750.000
Biaya BTKL Rp. 500.000
BTKTL Rp. 200.000
Pemakaian Bahan penolong Rp. 50.000
Biaya sewa gedung Rp. 200.000
BOP lain2 Rp. 50.000
Biaya administrasi kantor Rp. 100.000
Akumulasi penyusutan mesin pabrik Rp. 50.000
Akumulasi penyusutan perabot kantor Rp. 20.000
Modal saham Rp. 500.000
Laba ditahan Rp. 154.000
Penjualan __ Rp. 2.000.000+
Jumlah Rp. 2.724.000 Rp. 2.724.000
=========== ============
Data Untuk AJP adalah sebagai berikut:
1. Porskot asuransi untuk mesin pabrik selama dua tahun . asuransi
sampai dengan 31 desember 2011 dan dibayar per 1 januari 2010
2. BTKTL yang belum dibayarkan sebanyak Rp. 30.000
3. Sewa gedung untuk beban pabrik sebanyak 70% dan beban kantor
30%
4. Mesin pabrik disusutkan 15% pertahun dan perabot 10 % .masing2
harga perlehan dianggap tidak memiliki nilai residu
5. Persediaan bahan baku per 31desember 2010 senilai Rp30.000,
persediaan barang dalam proses Rp. 40.000 dan persediaan barang jadi Rp. 75.000
Dari data diatas buatlah Work Sheet atau neraca lajur, harga pokok produksi,harga pokok penjualan, rugi laba, neraca dan laporan laba ditahan per 31 Desember 2010.
1.
C . Tabungan D . Inkaso E . Giro Kunci : C 66.
Berikut ini merupakan tujuan kebijaksanaan fiskal, kecuali ……..
A . Stabilitas perekonomian B . Menaikkan hasil produksi C . Memperluas kesempatan kerja D . Memantapkan pertumbuhan pendapatan E . Meningkatkan keadilan pembagian pendapatan Kunci : B 67. Tabel pendapatan dari tarif pajak
Dari tabel di atas, tarif III merupakan tarif pajak ……..
A . tetap B . proporsional C . progresif D . degresif E . regresif Kunci : C 68. Beberapa kelebihan dan kekurangan sistem ekonomi: 1. Perseorangan bebas memiliki sumber/alat produksi 2. Perekonomian masyarakat Bersifat statis 3. Pemerintah mudah melakukan pengawasan kegiatan ekonomi 4. Setiap individu termotivasi untuk menjadi produsen 5. Kurang adanya pemerataan pendapatan 6. Umumnya masyarakat bersifat aktif Ter
masuk kelebihan dan kekurangan sistem ekonomi tradisional adalah ……..
A . 1 dan 2 B . 2 dan 4 C . 3 dan 4 D . 5 dan 6 E . 4 dan 6 Kunci : B 69. Harga yang adil dan pantas adalah harga yang besarnya sama dengan biaya dan upah tenaga kerja yang dikeluarkan untuk membuat barang tersebut.
Teori dalam aliran praklasik ini.dikemukakan oleh ……..
A . Plato B . Aristoteles C . Xenophon D . Albertus Magnum E . Thomas Aquinas Kunci : B 70. Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memproduksi 1 unit beras dan 1 unit kain di negara A
2
dan B
Dari tabel di atas, keuntungan komparatif akan terjadi bila ………
A . Negara A dan negara B memproduksi beras dan kain B . Negara A memproduksi kain dan negara B memproduksi beras saja C . Negara A memproduksi beras dan negara B memproduksi kain saja D . Negara A menukarkan beras dengan kain dari negara B E . Negara A dan negara B mengadakan hubungan dagang Kunci : B 71. Sebelum berangkat ke Amerika, Budi menukar uangnya sebesar Rp 60.000.000,00 dengan dolar Amerika, kurs saat itu : Kurs beli 1 US $ = Rp 7.000,00 ; Kurs jual I US $ = Rp 7.500,00. Di Amerika Budi membelanjakan uangnya sebesar 6.000 US $. Sekembalinya di Indonesia, Budi menukar kembali sisa dolarnya ke rupiah, saat itu Kurs beli 1 US $ = Rp 7.300,00
–
dan Kurs jual 1 US $ = Rp 7.800,00; maka sisa uang Budi
sebesar ……..
A . Rp 14.600.000,00 B . Rp 15.000.000,00 C . Rp 15.600.000,00 D . Rp 18.771.428,57 E . Rp 20.057.142,86 Kunci : A Penyelesaian : Jumlah dollar yang diterima Budi adalah : Rp 60.000.000,00: Rp 7.500,00 = 8000 US $9 Sisa uang Budi dalam dollar adalah : 8.000 US $
–
6.000 US $ = 2.000 US $ Sisa uang Budi dalam rupiah adalah : 2.000 US $ x Rp 7.300,00 = Rp 114.600.000,00 72.
Bagan di atas adalah merupakan bentuk kerja sama ekonomi ……..
A . bilateral B . regional C . antar regional D . multilateral E . internasional Kunci : D 73. Harga barang X Rp 800,00 per unit, jumlah permintaannya 120 unit, setelah harga naik menjadi Rp 1.000,00 per unit jumlah permintaannya menjadi 100 unit. Berdasarkan data di ata
s fungsi permintaannya adalah ……..
A . Qd = 8.120
–
10 p B . Qd = -8.120 + 10 p C . Qd = 8.120
–
20 p D . Qd = 20 p
–
8.120 E . Qd = 200
–
p Kunci : E
3
Penyelesaian : P 1 = 800 Q 1 = 120 P 2 = 1.000 Q 2 = 100 -20 (P
–
800) = 200 (Q
–
120) -P + 800 = 10Q
–
1200 10 Q = 2000
–
P 10 Q = 200
–
P 74. Fungsi biaya total TC = 2 Q²
–
16 Q + 54 Jika jumlah produksi yang dihasilkan 6 unit,
maka besarnya biaya marginal (MC) adalah ……..
A . 4 C . 24 B . 5 D . 30 E . 54 Kunci : B Penyelesaian : = 12
–
16 + 9 = 5 75. Indeks harga 3 macam barang Berdasarkan tabel di atas, besarnya indeks harga Las Payres adalah A . 91,83 B . 92,04 C . 108,47 D . 108,64 E . 108,88 Kunci : C 76. Macam-macam korelasi: 1. Korelasi positif: menunjukkan titik-titik dalam diagram pencar berada di sekitar garis lurus regresi yang arahnya positif (dari bawah ke kanan atas). 2. Korelasi negatif: menunjukkan titik-titik dalam diagram pencar berada di sekitar garis lurus regresi yang arahnya negatif (dari atas ke kiri bawah). 3. Tidak berkorelasi: jika arah antara dua variabel tidak teratur.
Dari diagram pencar di atas menunjukkan hubungan ……..
A . positif B . negatif C . korelasi positif D . korelasi negatif E . lemah Kunci : C 77. Diketahui persamaan garis regresi y = 4 + 0,2 x di mana, x = jumlah penggunaan pupuk dalam kg/ha y = hasil panen dalam ton/ha
Dari data di atas maka pernyataan berikut ini yang benar adalah ……..
A . Setiap kenaikan penggunaan pupuk 1 kg/ha maka akan menyebabkan kenaikan basil panen 1 ton/ha B . Setiap kenaikan penggunaan pupuk 1 kg/ha maka akan menyebabkan kenaikan
4
hasil panen 0,2 ton/ha C . Setiap kenaikan penggunaan pupuk 1 kg/ha maka akan menyebabkan kenaikan hasil panen 4,2 ton/ha D . Jika hasil panen 10 ton/ha maka penggunaan pupuk saat itu 1,2 kg/ha E . Jika penggunaan pupuk 10 ton/ha maka hasil panen 6 ton/ha Kunci : E Penyelesaian : Y = 4 + 0,2x 5y = 20 + x, jika x = 1.0 ton/ha, maka y = 6 ton 5y = 20 + 10 y = 30 : 5 = 6 (terbukti) 78.
Rumus Y’ = a o + bx
Digunakan untuk mencari nilai trend dengan
metode ……..
A . Gerakan ganjil B . Gerakan genap C . Setengah rata-rata D . Jumlah kuadrat terkecil E . Penerapan garis linear secara bebas Kunci : C Penyelesaian : Metode untuk mencari nilai trend.: 1. Metode penerapan garis lurus secara bebas 2. Metode setengah rata-rata : Rumus: y = a o+ bx 3. Metode regresi : Rumus: y = a + bt 79. Pendapatan per kapita Indonesia sebagai berikut: - Tahun 1998 = US .$ 625 - Tahun 1999 = US $ 640 - Tahun 2000 = US $ 650 Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 1999 dengan pendapatan per kapita
sebesar ……..
A . 1,54% B . 1,56% C . 2,34% D . 2,40% E . 4,00% Kunci : D Penyelesaian : Jadi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 1999 adalah : IPC = IPC 1999- IPC 1998 = US $ 640
–
US $ 625 = US $ 15 IPC t = IPC 1998 = US $ 625 Pertumbuhan ekonomi tahun 1999 adalah: US$15 x 100% =
–
2,40% US$625
5
80. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembangunan ekonomi: 1. Sumber daya manusia yang banyak 2. Kesempatan kerja sempit 3. Sumber daya alam yang melimpah 4. Modal yang sedikit 5. Penguasaan teknologi modern Yang termasuk faktor-faktor yang menghambat pembangunan
ekonomi di negara
berkembang adalah ……..
A . 1, 2, dan 3 B . 1, 2, dan 4 C . 1, 3, dan 5 D . 2, 3, dan 4 E . 2, 4, dan 5 Kunci : E Penyelesaian : Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi: 1. Sumber daya alam 3. Sumber daya modal 2. Sumber daya
manusia 4. Teknologi 81. Setiap perusahaan di Indonesia wajib menyusun laporan keuangan, terutama
……..
A . Arus kas dan rekonsiliasi bank B . Neraca dan arus kas C . Neraca dan persediaan barang D . Neraca dan perhitungan R/L E . Laporan perubahan modal dan perhitungan R/L. Kunci : E 82. Perhatikan data harta tetap berikut: Harga beli Rp 5.000.000,00 Biaya angkut Rp 100.000,00 Beban bongkar Rp 25.000,00 Beban pasang Rp 50.000,00
Besarnya harga perolehan harta tetap adalah ……..
A . Rp 5.000.000,00 B . Rp 5.100.000,00 C . Rp 5.125.000,00 D . Rp 5.150.000,00 E . Rp 5.175.000,00 Kunci : E Penyelesaian : Harga perolehan = harga beli + beban atau biaya = Rp 5000.000 + (100.000 + 25.000 + 50.000) = Rp 5000.000,00 + 175.000 = Rp 5.175.000
6
A. Ikhtisar Laba Rugi Rp 3.000.000,00 Persediaan Barang Dagang Rp 3.000.000,00 B. HPP Rp 3.000.000,00 Persediaan Barang Dagang Rp 3.000.000,00 C. Persediaan Barang Dagang Rp 4.000.000,00 Ikhtisar Laba Rugi Rp 4.000.000,00 D. Persediaan Barang Dagang Rp 3.000.000,00 HPP Rp 3.000.000,00 E. HPP Rp 7.000.000,00 Ikhtisar Laba Rugi Rp 7.000.000,00 Kunci : D Penyelesaian : Menampilkan persediaan barang dagangan akhir dengan pendekatan HPP Persediaan barang dagangan Rp 3.000.000,00 Harga Pokok Penjualan (HPP) Rp 3.000.000,00 91. Penjualan Rp 31.400.000,00 Retur penjualan Rp 750.000,00 Potongan penjualan Rp 600.000,00 Pembelian Rp 20.000.000,00 Retur pembelian Rp 2.000.000,00 Potongan pembelian Rp 600.000,00 Beban angkut pembelian R p 200.000,00 Beban usaha Rp 500.000,00 Pendapatan lain Rp 100.000,00 Persediaan awal Rp 2.500.000,00 Persediaan akhir Rp 3.500.000,00
Laba bersih yang diperoleh ……..
A . Rp 8.350.000,00 B . Rp 8.450.000,00 C . Rp 12.450.000,00 D . Rp 13.050.000,00 E . Rp 13.450.000,00 Kunci : E Penyelesaian : Penjualan
………………………………………………………………………….. Rp
31.400.000,00
Retur penjualan ……………………………………….. Rp 750.000,00
Potongan penjualan ………………………………….. Rp 600.000,00 +
Rp 1.350.000,00 -
Penjualan bersih ……………………………………………………………. Rp
30.050.000,00
Pendapatan lain …………………………………………………………….. Rp
100.000,00 + Rp 30.150.000,00 Harga Pokok Penjualan :
Persediaan awal ………………………………………….. Rp 2.500.000,00
Pembelian …………………………..Rp 20.000.000,00
Beban angkut pembelian …………Rp 200.000,00 +
Rp 20.200.000,00
7
Retur pembelian …..Rp 2.000.000,00
Potongan pembelian Rp 600.000,00 + Rp 2.600.000,00 - Rp 17.600.000,00 +
Barang tersedia untuk dijual …………………………….Rp 20.100.000,00
Persediaan akhir ……………………………………………Rp 3.500.000,00
-
Harga pokok penjualan ………………………………………………………….
Rp 16.600.000,00-
Laba kotor ……………………………………………………………………..Rp
13.550.000,00 Beban lain-
lain ………………………………………………………………..Rp
100.000,00- Laba bersih
……………………………………………………………………. R
p 13.450.000,00 92.
Berdasarkan bukti transaksi di atas, telah terjadi transaksi ……..
A . Pembayaran piutang kepada anggota B . Pembayaran tagihan kepada anggota C . Pembayaran tagihan oleh anggota D . Pembayaran angsuran kepada anggota E . Pembayaran angsuran oleh anggota Kunci : E 93. Koperasi menerima uang dari anggota yang baru masuk hari ini, sebesar Rp 100.000,00 sebagai simpanan pokok dan 25.000,00 simpanan wajib. Anggota tersebut langsung membeli barang dagangan dari koperasi seharga Rp 75.000,00 dan mendapat potongan sebesar Rp 10.000,00.
Pencatatan yang benar adalah ……..
A . 1 B . 2 C . 3 D . 4 E . 5 Kunci : E Penyelesaian : Pencatatan yang benar adalah K a s (D) Rp 190.000,00 Potongan (D) Rp 10.000,00 Simpanan pokok (K) Rp 100.000,00 Simpanan wajib (K) Rp 25.000,00 Penjualan (K) Rp 75.000,00
8
94. Pada neraca saldo disesuaikan per 31 Desember 1998 Koperasi Maju terdapat akun: akumulasi penyusutan peralatan (K) R p 1.200.000,00 jumal penyesuaiannya menunjukkan: Beban penyusutan peralatan Rp 300.000,00 Akumulasi penyusutan peralatan Rp 300.000,00 Dari data di atas, akun akumulasi penyusutan peralatan akan dicatat pada kertas kerja
pada ……..
A . R/L (debet) Rp 1.500.000,00 B . R/L (kredit) Rp 1.500.000,00 C . Neraca (debet) Rp 1.500.000,00 D . Neraca (kredit) Rp 1.500.000,00 E . R/L (D) dan neraca (D) masing-masing Rp 1.500.000,00 Kunci : D Penyelesaian : Neraca yang disesuaikan (K) = Neraca akumulasi penyusutan peralatan (K) + Akumulasi penyusutan peralatan (K) = 1.200.000,00 + 300.000,00 = 1.500.000,00 Jadi akumulasi penyusutan peralatan akan dicatat pada kertas kerja pada : Neraca (kredit) Rp 1.500.000,00. 95. Uang
sebagai alat pembayaran yang sah dikeluarkan oleh….
A. bank sentral B. bank umum C. bank tabungan Negara D. bank pembangunan E. bank syariah Kunci : A 96.
Yang bukan merupakan tugas Bank Indonesia sebagai bank sentral adalah….
A. menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter B. memberi dan menyalurkan kredit kepada masyarakat C. menjaga kelancaran system pembayaran D. mengurus bank pemerintah dan bank swasta E. mengawasi operasional bank-bank Kunci : B 97. Seseorang yang menyimpan uangnya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
disebut….
A. profit motive B. social motive C. precautionary motive D. transaction motive E. speculative motive Kunci : D
9
98. Untuk mengurangi laju inflasi pada suatu Negara, pemerintah dapat mengeluarkan kebijakan yang berkaitan dengan pengaturan peredaran uang agar
dapat menjamin kestabilan nilai uang. Kebijakan tersebut adalah kebijakan…..
A. moneter B. fiskal C. non moneter D. non fiscal E. politik diskonto Kunci : A 99. Kebijakan bank yang berhubungan dengan perubahan tingkat suku bunga
disebut….
A. politik pasar terbuka B. politik diskonto C. politik pembatasan kredit D. politik uang ketat E. politik cadangan kas Kunci : B 100. Kebijakan fiskal dan mo
neter merupakan kebijakan dari segi ….
A. permintaan B. penawaran C. pengeluaran D. pembiayaan E. perekonomian Kunci : E
10
A. Ikhtisar Laba Rugi Rp 3.000.000,00 Persediaan Barang Dagang Rp 3.000.000,00 B. HPP Rp 3.000.000,00 Persediaan Barang Dagang Rp 3.000.000,00 C. Persediaan Barang Dagang Rp 4.000.000,00 Ikhtisar Laba Rugi Rp 4.000.000,00 D. Persediaan Barang Dagang Rp 3.000.000,00 HPP Rp 3.000.000,00 E. HPP Rp 7.000.000,00 Ikhtisar Laba Rugi Rp 7.000.000,00 Kunci : D Penyelesaian : Menampilkan persediaan barang dagangan akhir dengan pendekatan HPP Persediaan barang dagangan Rp 3.000.000,00 Harga Pokok Penjualan (HPP) Rp 3.000.000,00 91. Penjualan Rp 31.400.000,00 Retur penjualan Rp 750.000,00 Potongan penjualan Rp 600.000,00 Pembelian Rp 20.000.000,00 Retur pembelian Rp 2.000.000,00 Potongan pembelian Rp 600.000,00 Beban angkut pembelian R p 200.000,00 Beban usaha Rp 500.000,00 Pendapatan lain Rp 100.000,00 Persediaan awal Rp 2.500.000,00 Persediaan akhir Rp 3.500.000,00
Laba bersih yang diperoleh ……..
A . Rp 8.350.000,00 B . Rp 8.450.000,00 C . Rp 12.450.000,00 D . Rp 13.050.000,00 E . Rp 13.450.000,00 Kunci : E Penyelesaian : Penjualan
………………………………………………………………………….. Rp
31.400.000,00
Retur penjualan ……………………………………….. Rp 750.000,00
Potongan penjualan ………………………………….. Rp 600.000,00 +
Rp 1.350.000,00 -
Penjualan bersih ……………………………………………………………. Rp
30.050.000,00
Pendapatan lain …………………………………………………………….. Rp
100.000,00 + Rp 30.150.000,00 Harga Pokok Penjualan :
Persediaan awal ………………………………………….. Rp 2.500.000,00
Pembelian …………………………..Rp 20.000.000,00
Beban angkut pembelian …………Rp 200.000,00 +
Rp 20.200.000,00
11
Retur pembelian …..Rp 2.000.000,00
Potongan pembelian Rp 600.000,00 + Rp 2.600.000,00 - Rp 17.600.000,00 +
Barang tersedia untuk dijual …………………………….Rp 20.100.000,00
Persediaan akhir ……………………………………………Rp 3.500.000,00
-
Harga pokok penjualan ………………………………………………………….
Rp 16.600.000,00-
Laba kotor ……………………………………………………………………..Rp
13.550.000,00 Beban lain-
lain ………………………………………………………………..Rp
100.000,00- Laba bersih
……………………………………………………………………. R
p 13.450.000,00 92.
Berdasarkan bukti transaksi di atas, telah terjadi transaksi ……..
A . Pembayaran piutang kepada anggota B . Pembayaran tagihan kepada anggota C . Pembayaran tagihan oleh anggota D . Pembayaran angsuran kepada anggota E . Pembayaran angsuran oleh anggota Kunci : E 93. Koperasi menerima uang dari anggota yang baru masuk hari ini, sebesar Rp 100.000,00 sebagai simpanan pokok dan 25.000,00 simpanan wajib. Anggota tersebut langsung membeli barang dagangan dari koperasi seharga Rp 75.000,00 dan mendapat potongan sebesar Rp 10.000,00.
Pencatatan yang benar adalah ……..
A . 1 B . 2 C . 3 D . 4 E . 5 Kunci : E Penyelesaian : Pencatatan yang benar adalah K a s (D) Rp 190.000,00 Potongan (D) Rp 10.000,00 Simpanan pokok (K) Rp 100.000,00 Simpanan wajib (K) Rp 25.000,00 Penjualan (K) Rp 75.000,00
12
94. Pada neraca saldo disesuaikan per 31 Desember 1998 Koperasi Maju terdapat akun: akumulasi penyusutan peralatan (K) R p 1.200.000,00 jumal penyesuaiannya menunjukkan: Beban penyusutan peralatan Rp 300.000,00 Akumulasi penyusutan peralatan Rp 300.000,00 Dari data di atas, akun akumulasi penyusutan peralatan akan dicatat pada kertas kerja
pada ……..
A . R/L (debet) Rp 1.500.000,00 B . R/L (kredit) Rp 1.500.000,00 C . Neraca (debet) Rp 1.500.000,00 D . Neraca (kredit) Rp 1.500.000,00 E . R/L (D) dan neraca (D) masing-masing Rp 1.500.000,00 Kunci : D Penyelesaian : Neraca yang disesuaikan (K) = Neraca akumulasi penyusutan peralatan (K) + Akumulasi penyusutan peralatan (K) = 1.200.000,00 + 300.000,00 = 1.500.000,00 Jadi akumulasi penyusutan peralatan akan dicatat pada kertas kerja pada : Neraca (kredit) Rp 1.500.000,00. 95. Uang
sebagai alat pembayaran yang sah dikeluarkan oleh….
A. bank sentral B. bank umum C. bank tabungan Negara D. bank pembangunan E. bank syariah Kunci : A 96.
Yang bukan merupakan tugas Bank Indonesia sebagai bank sentral adalah….
A. menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter B. memberi dan menyalurkan kredit kepada masyarakat C. menjaga kelancaran system pembayaran D. mengurus bank pemerintah dan bank swasta E. mengawasi operasional bank-bank Kunci : B 97. Seseorang yang menyimpan uangnya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
disebut….
A. profit motive B. social motive C. precautionary motive D. transaction motive E. speculative motive Kunci : D
13
98. Untuk mengurangi laju inflasi pada suatu Negara, pemerintah dapat mengeluarkan kebijakan yang berkaitan dengan pengaturan peredaran uang agar
dapat menjamin kestabilan nilai uang. Kebijakan tersebut adalah kebijakan…..
A. moneter B. fiskal C. non moneter D. non fiscal E. politik diskonto Kunci : A 99. Kebijakan bank yang berhubungan dengan perubahan tingkat suku bunga
disebut….
A. politik pasar terbuka B. politik diskonto C. politik pembatasan kredit D. politik uang ketat E. politik cadangan kas Kunci : B 100. Kebijakan fiskal dan mo
neter merupakan kebijakan dari segi ….
A. permintaan B. penawaran C. pengeluaran D. pembiayaan E. perekonomian Kunci : E
27
A. Ikhtisar Laba Rugi Rp 3.000.000,00 Persediaan Barang Dagang Rp 3.000.000,00 B. HPP Rp 3.000.000,00 Persediaan Barang Dagang Rp 3.000.000,00 C. Persediaan Barang Dagang Rp 4.000.000,00 Ikhtisar Laba Rugi Rp 4.000.000,00 D. Persediaan Barang Dagang Rp 3.000.000,00 HPP Rp 3.000.000,00 E. HPP Rp 7.000.000,00 Ikhtisar Laba Rugi Rp 7.000.000,00 Kunci : D Penyelesaian : Menampilkan persediaan barang dagangan akhir dengan pendekatan HPP Persediaan barang dagangan Rp 3.000.000,00 Harga Pokok Penjualan (HPP) Rp 3.000.000,00 91. Penjualan Rp 31.400.000,00 Retur penjualan Rp 750.000,00 Potongan penjualan Rp 600.000,00 Pembelian Rp 20.000.000,00 Retur pembelian Rp 2.000.000,00 Potongan pembelian Rp 600.000,00 Beban angkut pembelian R p 200.000,00 Beban usaha Rp 500.000,00 Pendapatan lain Rp 100.000,00 Persediaan awal Rp 2.500.000,00 Persediaan akhir Rp 3.500.000,00
Laba bersih yang diperoleh ……..
A . Rp 8.350.000,00 B . Rp 8.450.000,00 C . Rp 12.450.000,00 D . Rp 13.050.000,00 E . Rp 13.450.000,00 Kunci : E Penyelesaian : Penjualan
………………………………………………………………………….. Rp
31.400.000,00
Retur penjualan ……………………………………….. Rp 750.000,00
Potongan penjualan ………………………………….. Rp 600.000,00 +
Rp 1.350.000,00 -
Penjualan bersih ……………………………………………………………. Rp
30.050.000,00
Pendapatan lain …………………………………………………………….. Rp
100.000,00 + Rp 30.150.000,00 Harga Pokok Penjualan :
Persediaan awal ………………………………………….. Rp 2.500.000,00
Pembelian …………………………..Rp 20.000.000,00
Beban angkut pembelian …………Rp 200.000,00 +
Rp 20.200.000,00
14
Retur pembelian …..Rp 2.000.000,00
Potongan pembelian Rp 600.000,00 + Rp 2.600.000,00 - Rp 17.600.000,00 +
Barang tersedia untuk dijual …………………………….Rp 20.100.000,00
Persediaan akhir ……………………………………………Rp 3.500.000,00
-
Harga pokok penjualan ………………………………………………………….
Rp 16.600.000,00-
Laba kotor ……………………………………………………………………..Rp
13.550.000,00 Beban lain-
lain ………………………………………………………………..Rp
100.000,00- Laba bersih
……………………………………………………………………. R
p 13.450.000,00 92.
Berdasarkan bukti transaksi di atas, telah terjadi transaksi ……..
A . Pembayaran piutang kepada anggota B . Pembayaran tagihan kepada anggota C . Pembayaran tagihan oleh anggota D . Pembayaran angsuran kepada anggota E . Pembayaran angsuran oleh anggota Kunci : E 93. Koperasi menerima uang dari anggota yang baru masuk hari ini, sebesar Rp 100.000,00 sebagai simpanan pokok dan 25.000,00 simpanan wajib. Anggota tersebut langsung membeli barang dagangan dari koperasi seharga Rp 75.000,00 dan mendapat potongan sebesar Rp 10.000,00.
Pencatatan yang benar adalah ……..
A . 1 B . 2 C . 3 D . 4 E . 5 Kunci : E Penyelesaian : Pencatatan yang benar adalah K a s (D) Rp 190.000,00 Potongan (D) Rp 10.000,00 Simpanan pokok (K) Rp 100.000,00 Simpanan wajib (K) Rp 25.000,00 Penjualan (K) Rp 75.000,00
15
94. Pada neraca saldo disesuaikan per 31 Desember 1998 Koperasi Maju terdapat akun: akumulasi penyusutan peralatan (K) R p 1.200.000,00 jumal penyesuaiannya menunjukkan: Beban penyusutan peralatan Rp 300.000,00 Akumulasi penyusutan peralatan Rp 300.000,00 Dari data di atas, akun akumulasi penyusutan peralatan akan dicatat pada kertas kerja
pada ……..
A . R/L (debet) Rp 1.500.000,00 B . R/L (kredit) Rp 1.500.000,00 C . Neraca (debet) Rp 1.500.000,00 D . Neraca (kredit) Rp 1.500.000,00 E . R/L (D) dan neraca (D) masing-masing Rp 1.500.000,00 Kunci : D Penyelesaian : Neraca yang disesuaikan (K) = Neraca akumulasi penyusutan peralatan (K) + Akumulasi penyusutan peralatan (K) = 1.200.000,00 + 300.000,00 = 1.500.000,00 Jadi akumulasi penyusutan peralatan akan dicatat pada kertas kerja pada : Neraca (kredit) Rp 1.500.000,00. 95. Uang
sebagai alat pembayaran yang sah dikeluarkan oleh….
A. bank sentral B. bank umum C. bank tabungan Negara D. bank pembangunan E. bank syariah Kunci : A 96.
Yang bukan merupakan tugas Bank Indonesia sebagai bank sentral adalah….
A. menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter B. memberi dan menyalurkan kredit kepada masyarakat C. menjaga kelancaran system pembayaran D. mengurus bank pemerintah dan bank swasta E. mengawasi operasional bank-bank Kunci : B 97. Seseorang yang menyimpan uangnya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
disebut….
A. profit motive B. social motive C. precautionary motive D. transaction motive E. speculative motive Kunci : D
16
98. Untuk mengurangi laju inflasi pada suatu Negara, pemerintah dapat mengeluarkan kebijakan yang berkaitan dengan pengaturan peredaran uang agar
dapat menjamin kestabilan nilai uang. Kebijakan tersebut adalah kebijakan…..
A. moneter B. fiskal C. non moneter D. non fiscal E. politik diskonto Kunci : A 99. Kebijakan bank yang berhubungan dengan perubahan tingkat suku bunga
disebut….
A. politik pasar terbuka B. politik diskonto C. politik pembatasan kredit D. politik uang ketat E. politik cadangan kas Kunci : B 100. Kebijakan fiskal dan mo
neter merupakan kebijakan dari segi ….
A. permintaan B. penawaran C. pengeluaran D. pembiayaan E. perekonomian Kunci : E
Loading...
No comments:
Post a Comment