Pengertian Pemasaran Menurut Pendapat William J Stanton adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.
Menurut Phillip Kotler, Pengertian Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain.
Dalam The American Marketing Association mengungkapkapkan, Pengertian Pemasaran yaitu pelaksanaan kegiatan dunia usaha yang mengakibatkan aliran barang dan jasa dari para produsen ke para konsumen.
Berdasarkan pengertian pemasaran diatas, dapat disimpulkan bahwa Pengertian Pemasaran adalah tindakan-tindakan yang menyebabkan berpindahnya hak milik atas barang serta jasa dan yang menimbulkan distribusi fisik mereka. Proses pemasaran yaitu meliputi aspek fisik dan nonfisik. Aspek fisik menyangkut perpindahan barang-barang ke tempat di mana mereka dibutuhkan. Sedangkan pada aspek nonfisik dalam arti bahwa para penjual harus mengetahui apa yang diinginkan oleh para pembeli dan pembeli harus pula mengetahui apa yang dijual.
Berdasarkan pengertian pemasaran diatas, dapat disimpulkan bahwa Pengertian Pemasaran adalah tindakan-tindakan yang menyebabkan berpindahnya hak milik atas barang serta jasa dan yang menimbulkan distribusi fisik mereka. Proses pemasaran yaitu meliputi aspek fisik dan nonfisik. Aspek fisik menyangkut perpindahan barang-barang ke tempat di mana mereka dibutuhkan. Sedangkan pada aspek nonfisik dalam arti bahwa para penjual harus mengetahui apa yang diinginkan oleh para pembeli dan pembeli harus pula mengetahui apa yang dijual.
Menjelang akhir Ramadhan seperti sekarang inilah saat paling tepat sebagai orang muslim maupun nonmuslim untuk menentukan target tahun depan. Target pribadi dalam karir bagi yang telah bekerja maupun target pemasaran ataupun pribadi yang sudah memiliki usaha.
Bagi yang telah memiliki usaha sendiri maupun bagi yang bekerja di penjualan atau pemasaran, beberapa target di bawah ini dipilih salah satu atau beberapa sekaligus. Sasaran / target dapat berupa:
1. Sasaran Penjualan dan sejenisnya
2. Sasaran penjualan dalam jumlah barang dan rupiah
3. Sasaran % distribusi dari masing-masing produk ke outlet
4. Sasaran promosi
5. Sasaran merchandising / pemajangan
6. Sasaran Pengembangan Area:
7. Sasaran jumlah outlet / kios / tempat penjualan yang baru
8. Sasaran wilayah kerja baru
9. Sasaran jenis outlet / kios / tempat penjualan yang baru
10.Sasaran Pengembangan Anak Buah:
11.Sasaran pelatihan: Pengetahuan produk, Selling Skills (=keterampilan menjual), Attitude (=sikap) karyawan di tempat kerja, Area knowledge (=pengetahuan wilayah kerja) bagi salesman
12.Sasaran pelaksanaan coaching (= bimbingan)
13.Sasaran pelaksanaan role-play (= simulasi penjualan)
Bagi yang membina karir sebagai profesional di suatu perusahaan, setelah mempelajari posisi sekarang ini maka harus menentukan ke arah mana akan pergi atau menentukan target yang akan dicapai. Tetap di perusahaan sekarang ini dengan apapun yang akan terjadi, atau akan berhijrah ke perusahaan lain jika ada posisi yang lebih tinggi dari sekarang ini. Meski sedang bekerja, setiap orang harus memiliki target. Entah target dalam penghasilan perbulan, atau jenjang kepangkatan.
Meski penuh semangat akan mencapai target, setiap calon entrepreneur maupun karyawan ataupun insan yang telah mempunyai usaha sendiri harus menggunakan metode SMART jika akan menentukan targetnya. SMART merupakan ringkasan dalam bahasa Inggeris yang harus dipenuhi bagi setiap orang yang akan menentukan targetnya. Tanpa mengindahkan metode ini, target menjadi sesuatu yang sangat jauh di awan atau sebaliknya menjadi sangat tak berarti karena sangat rendah dan bahkan telah diraih setiap saat.
S Specific = spesifik
M Measurable = dapat diukur
A Attainable = dapat diraih
R Realistic = realistic / nyata
T Time bounded = dibatasi oleh waktu
S= Specific = spesifik
Suatu target harus dapat disebutkan secara spesifik dan bukan hanya mengambang saja.
Contoh target yang tidak spesifik: Saya mau menjadi orang kaya.
Karena kaya bukan sesuatu yang spesifik, tidak memiliki ukuran yang pasti. Sebab ukuran kaya bagi karyawan sangat berbeda dengan ukuran yang dipakai oleh seorang direktur BUMN/Bank.
Contoh target yang spesifik: Saya ingin memiliki deposito di bank.
Deposito adalah spesifik, karena menunjukkan suatu simpanan uang sejumlah tertentu di suatu bank.
M = Measurable = dapat diukur
Target harus dapat diukur dengan pasti karena ada alat untuk mengukurnya.
Contoh target yang tidak dapat diukur: Saya mau menjadi orang kaya. Gue harus nabung emas batangan. Aku harus punya gedung yang tinggi. Saya harus memilki banyak relasi.
Keempat contoh target di atas tidak ada ukurannya. Apakah jika sudah memiliki sebuah mobil sedan dapat disebut orang kaya? Berapa banyak emas batangan yang harus ditabung, cukupkah sebatang dengan seberat 5 gram? Gedung dengan 3 lantai sudah dianggap tinggi bagi gelandangan, namun kenyataannya masih banyak gedung lain yang berdiri dengan jumlah lantai yang jauh lebih banyak.
Contoh target yang dapat diukur: Saya ingin memiliki deposito sebanyak sepuluh milyar rupiah.
Deposito dalam bentuk uang sebanyak sepuluh milyar rupiah adalah suatu jumlah yang dapat diukur dengan ukuran yang berlaku di masyarakat luas. Dengan demikian contoh target di atas ini adalah spesifik sekaligus dapat diukur dengan pasti. A =Attainable= dapat diraih
Target harus dapat benar-benar diraih karena dapat dibuktikan dengan cara mendapatkannya atau menghitungnya / menggapainya.
Contoh target yang tidak dapat diraih: Jika pencapaian penjualan setiap bulan selama 2 tahun berkisar Rp 1 juta, kemudian menetapkan target setiap bulan naik menjadi Rp 3 juta; maka target yang baru itu berarti tidak akan dapat diraih, selama semuanya tidak ada perubahan yang sangat berarti.
Contoh target yang dapat diraih (attainable): Jika pencapaian penjualan setiap bulan selama 2 tahun berkisar Rp 1 juta, kemudian menetapkan target setiap bulan naik menjadi Rp 1.200.000,- alias 20% dari rata-rata; maka target yang baru itu kemungkinan besar dapat diraih dan memerlukan suatu kerja keras dan cerdas.R = Realistic = realistic / nyata
Target harus yang realistik dan tidak hanya dalam angan-angan saja dan karena diketahui cara menggapainya atau cara menghitungnya.
Contoh target yang tidak realistik: Jika kita adalah seorang warga negara yang biasa saja di lingkungannya - tidak dikenal sebagai orang yang berharta banyak- dan bukan anggota partai maupun selebritis populer namun mentargetkan menjadi walikota di kota kelahiran.
Contoh target yang realistik: Jika kita adalah seorang warga negara yang biasa saja di lingkungannya dan dikenal sebagai orang yang suka menolong tetangga, maka mentargetkan diri menjadi ketua RT adalah suatu hal yang realistik.
T = Time bounded = dibatasi oleh waktu
Untuk mencapai target harus dibatasi dengan waktu yang tertentu, tidak boleh mencapai target dalam waktu seumur hidup.
Contoh target yang tidak dibatasi oleh waktu tertentu:
Saya mau menjadi orang kaya!
Target ini masih menyisakan pertanyaan: ”Kapan menjadi orang kaya? Bulan apa dan tahun berapa? ”
Contoh target yang dibatasi oleh waktu tertentu:
Saya harus mempunyai 1 apotek dan 1 minimarket dalam waktu 5 tahun dari sekarang.
Saya harus dapat menjadi Manajer Penjualan sebelum bulan Juli tahun 2016.
Sebaik-baik target atau sasaran atau disebut goal adalah yang dibuat dengan mengacu metode SMART, namun akan tetap lebih baik lagi jika dilengkapi dengan satu huruf lagi yaitu C dari singkatan Challenge.
C = Challenge.Target harus dibuat yang menantang pemiliknya, karena tanpa situasi yang menantang maka takada semangat mengejarnya. Bahkan justru dapat berakibat pengejar target kehilangan etos kerjanya jika tanpa kerja keraspun target sudah pasti dalam genggaman.
Contoh-contoh target tanpa tantangan:
Jika pencapaian penjualan setiap bulan selama tahun terakhir berkisar Rp 10 juta, kemudian menetapkan target setiap bulan di tahun berikut diangka Rp 9 juta; maka target yang baru itu berarti tidak menantang sama sekali. Bahkan seolah-olah sambil tidurpun sudah pasti akan tercapai. Jadi tak perlu lagi kerja keras untuk meraihnya!
Contoh target yang menantang:
Jika pencapaian penjualan setiap bulan selama 6 bulan terakhir berkisar Rp 10 juta, kemudian menetapkan target setiap bulan di tahun berikut naik menjadi Rp 12 juta; maka target yang baru itu bersifat menantang karena harus dikejar dengan penuh semangat dan tentu saja memerlukan suatu kerja keras nan cerdas.
Sekarang, apa target karir Anda di tahun depan ? Sebaiknya sudah mulai dirancang menjelang akhir tahun ini.
Untuk itu sebelum Anda memulai sebuha usaha, pilih terlebih dahulu tempat usaha yang paling tepat untuk pemasaran usaha Anda. Lakukan riset dan bandingkan beberapa pilihan tempat sebelum akhirnya Anda menentukan lokasi yang paling strategis bagi usaha Anda. Berikut beberapa faktor yang sebaiknya Anda perhatikan, sebagai bahan pertimbangan strategi memilih lokasi usaha.
1. Tingkat kepadatan penduduk sekitar lokasi
Usahakan memilih lokasi usaha yang memiliki kepadatan penduduk cukup tinggi. Semakin tinggi kepadatan penduduk di suatu lokasi, maka semakin besar pula potensi pasar sebuah usaha. Coba saja bandingkan pendapatan usaha yang lokasinya di daerah pedesaan dengan usaha yang berada di daerah perkotaan, omset yang diperoleh akan sangat jauh berbeda.
2. Besar pendapatan masyarakat sekitar lokasi
Besar pendapatan masyarakat yang ada di sekitar lokasi juga mampu mempengaruhi usaha yang akan Anda bangun. Sebab, tingkat pendapatan masyarakat juga akan berpengaruh terhadap daya beli konsumen. Jika Anda ingin menjalankan usaha dengan produk yang harganya sedikit tinggi, sebaiknya pilih lokasi yang daya belinya cukup tinggi ( misalnya di kota – kota besar ). Sedangkan bila ingin menawarkan produk dengan harga yang relative murah, tidak akan jadi masalah jika Anda memilih lokasi usaha yang daya beli masyaratnya kurang untuk. Karena konsumen di daerah tersebut lebih mementingkan harga murah, dibandingkan memperhatikan kualitas produk yang dijual.
3. Memperhatikan tingkat keramaian lalu lang kendaraan yang lewat
Menurut Phillip Kotler, Pengertian Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain.
Dalam The American Marketing Association mengungkapkapkan, Pengertian Pemasaran yaitu pelaksanaan kegiatan dunia usaha yang mengakibatkan aliran barang dan jasa dari para produsen ke para konsumen.
Berdasarkan pengertian pemasaran diatas, dapat disimpulkan bahwa Pengertian Pemasaran adalah tindakan-tindakan yang menyebabkan berpindahnya hak milik atas barang serta jasa dan yang menimbulkan distribusi fisik mereka. Proses pemasaran yaitu meliputi aspek fisik dan nonfisik. Aspek fisik menyangkut perpindahan barang-barang ke tempat di mana mereka dibutuhkan. Sedangkan pada aspek nonfisik dalam arti bahwa para penjual harus mengetahui apa yang diinginkan oleh para pembeli dan pembeli harus pula mengetahui apa yang dijual.
Berdasarkan pengertian pemasaran diatas, dapat disimpulkan bahwa Pengertian Pemasaran adalah tindakan-tindakan yang menyebabkan berpindahnya hak milik atas barang serta jasa dan yang menimbulkan distribusi fisik mereka. Proses pemasaran yaitu meliputi aspek fisik dan nonfisik. Aspek fisik menyangkut perpindahan barang-barang ke tempat di mana mereka dibutuhkan. Sedangkan pada aspek nonfisik dalam arti bahwa para penjual harus mengetahui apa yang diinginkan oleh para pembeli dan pembeli harus pula mengetahui apa yang dijual.
Fate https://woof.tube/stream/AhoQaBrXuGcMensinyalir pengertian pemasaran tersebut maka, Pemasaran memiliki peranan penting atau fungsi yang signifikan dalam keberlanjutan sebuah perusahaan yang ingin memperoleh laba/keuntungan semaksimal mungkin.
Menjelang akhir Ramadhan seperti sekarang inilah saat paling tepat sebagai orang muslim maupun nonmuslim untuk menentukan target tahun depan. Target pribadi dalam karir bagi yang telah bekerja maupun target pemasaran ataupun pribadi yang sudah memiliki usaha.
Bagi yang telah memiliki usaha sendiri maupun bagi yang bekerja di penjualan atau pemasaran, beberapa target di bawah ini dipilih salah satu atau beberapa sekaligus. Sasaran / target dapat berupa:
1. Sasaran Penjualan dan sejenisnya
2. Sasaran penjualan dalam jumlah barang dan rupiah
3. Sasaran % distribusi dari masing-masing produk ke outlet
4. Sasaran promosi
5. Sasaran merchandising / pemajangan
6. Sasaran Pengembangan Area:
7. Sasaran jumlah outlet / kios / tempat penjualan yang baru
8. Sasaran wilayah kerja baru
9. Sasaran jenis outlet / kios / tempat penjualan yang baru
10.Sasaran Pengembangan Anak Buah:
11.Sasaran pelatihan: Pengetahuan produk, Selling Skills (=keterampilan menjual), Attitude (=sikap) karyawan di tempat kerja, Area knowledge (=pengetahuan wilayah kerja) bagi salesman
12.Sasaran pelaksanaan coaching (= bimbingan)
13.Sasaran pelaksanaan role-play (= simulasi penjualan)
Bagi yang membina karir sebagai profesional di suatu perusahaan, setelah mempelajari posisi sekarang ini maka harus menentukan ke arah mana akan pergi atau menentukan target yang akan dicapai. Tetap di perusahaan sekarang ini dengan apapun yang akan terjadi, atau akan berhijrah ke perusahaan lain jika ada posisi yang lebih tinggi dari sekarang ini. Meski sedang bekerja, setiap orang harus memiliki target. Entah target dalam penghasilan perbulan, atau jenjang kepangkatan.
Meski penuh semangat akan mencapai target, setiap calon entrepreneur maupun karyawan ataupun insan yang telah mempunyai usaha sendiri harus menggunakan metode SMART jika akan menentukan targetnya. SMART merupakan ringkasan dalam bahasa Inggeris yang harus dipenuhi bagi setiap orang yang akan menentukan targetnya. Tanpa mengindahkan metode ini, target menjadi sesuatu yang sangat jauh di awan atau sebaliknya menjadi sangat tak berarti karena sangat rendah dan bahkan telah diraih setiap saat.
S Specific = spesifik
M Measurable = dapat diukur
A Attainable = dapat diraih
R Realistic = realistic / nyata
T Time bounded = dibatasi oleh waktu
S= Specific = spesifik
Suatu target harus dapat disebutkan secara spesifik dan bukan hanya mengambang saja.
Contoh target yang tidak spesifik: Saya mau menjadi orang kaya.
Karena kaya bukan sesuatu yang spesifik, tidak memiliki ukuran yang pasti. Sebab ukuran kaya bagi karyawan sangat berbeda dengan ukuran yang dipakai oleh seorang direktur BUMN/Bank.
Contoh target yang spesifik: Saya ingin memiliki deposito di bank.
Deposito adalah spesifik, karena menunjukkan suatu simpanan uang sejumlah tertentu di suatu bank.
M = Measurable = dapat diukur
Target harus dapat diukur dengan pasti karena ada alat untuk mengukurnya.
Contoh target yang tidak dapat diukur: Saya mau menjadi orang kaya. Gue harus nabung emas batangan. Aku harus punya gedung yang tinggi. Saya harus memilki banyak relasi.
Keempat contoh target di atas tidak ada ukurannya. Apakah jika sudah memiliki sebuah mobil sedan dapat disebut orang kaya? Berapa banyak emas batangan yang harus ditabung, cukupkah sebatang dengan seberat 5 gram? Gedung dengan 3 lantai sudah dianggap tinggi bagi gelandangan, namun kenyataannya masih banyak gedung lain yang berdiri dengan jumlah lantai yang jauh lebih banyak.
Contoh target yang dapat diukur: Saya ingin memiliki deposito sebanyak sepuluh milyar rupiah.
Deposito dalam bentuk uang sebanyak sepuluh milyar rupiah adalah suatu jumlah yang dapat diukur dengan ukuran yang berlaku di masyarakat luas. Dengan demikian contoh target di atas ini adalah spesifik sekaligus dapat diukur dengan pasti. A =Attainable= dapat diraih
Target harus dapat benar-benar diraih karena dapat dibuktikan dengan cara mendapatkannya atau menghitungnya / menggapainya.
Contoh target yang tidak dapat diraih: Jika pencapaian penjualan setiap bulan selama 2 tahun berkisar Rp 1 juta, kemudian menetapkan target setiap bulan naik menjadi Rp 3 juta; maka target yang baru itu berarti tidak akan dapat diraih, selama semuanya tidak ada perubahan yang sangat berarti.
Contoh target yang dapat diraih (attainable): Jika pencapaian penjualan setiap bulan selama 2 tahun berkisar Rp 1 juta, kemudian menetapkan target setiap bulan naik menjadi Rp 1.200.000,- alias 20% dari rata-rata; maka target yang baru itu kemungkinan besar dapat diraih dan memerlukan suatu kerja keras dan cerdas.R = Realistic = realistic / nyata
Target harus yang realistik dan tidak hanya dalam angan-angan saja dan karena diketahui cara menggapainya atau cara menghitungnya.
Contoh target yang tidak realistik: Jika kita adalah seorang warga negara yang biasa saja di lingkungannya - tidak dikenal sebagai orang yang berharta banyak- dan bukan anggota partai maupun selebritis populer namun mentargetkan menjadi walikota di kota kelahiran.
Contoh target yang realistik: Jika kita adalah seorang warga negara yang biasa saja di lingkungannya dan dikenal sebagai orang yang suka menolong tetangga, maka mentargetkan diri menjadi ketua RT adalah suatu hal yang realistik.
T = Time bounded = dibatasi oleh waktu
Untuk mencapai target harus dibatasi dengan waktu yang tertentu, tidak boleh mencapai target dalam waktu seumur hidup.
Contoh target yang tidak dibatasi oleh waktu tertentu:
Saya mau menjadi orang kaya!
Target ini masih menyisakan pertanyaan: ”Kapan menjadi orang kaya? Bulan apa dan tahun berapa? ”
Contoh target yang dibatasi oleh waktu tertentu:
Saya harus mempunyai 1 apotek dan 1 minimarket dalam waktu 5 tahun dari sekarang.
Saya harus dapat menjadi Manajer Penjualan sebelum bulan Juli tahun 2016.
Sebaik-baik target atau sasaran atau disebut goal adalah yang dibuat dengan mengacu metode SMART, namun akan tetap lebih baik lagi jika dilengkapi dengan satu huruf lagi yaitu C dari singkatan Challenge.
C = Challenge.Target harus dibuat yang menantang pemiliknya, karena tanpa situasi yang menantang maka takada semangat mengejarnya. Bahkan justru dapat berakibat pengejar target kehilangan etos kerjanya jika tanpa kerja keraspun target sudah pasti dalam genggaman.
Contoh-contoh target tanpa tantangan:
Jika pencapaian penjualan setiap bulan selama tahun terakhir berkisar Rp 10 juta, kemudian menetapkan target setiap bulan di tahun berikut diangka Rp 9 juta; maka target yang baru itu berarti tidak menantang sama sekali. Bahkan seolah-olah sambil tidurpun sudah pasti akan tercapai. Jadi tak perlu lagi kerja keras untuk meraihnya!
Contoh target yang menantang:
Jika pencapaian penjualan setiap bulan selama 6 bulan terakhir berkisar Rp 10 juta, kemudian menetapkan target setiap bulan di tahun berikut naik menjadi Rp 12 juta; maka target yang baru itu bersifat menantang karena harus dikejar dengan penuh semangat dan tentu saja memerlukan suatu kerja keras nan cerdas.
Sekarang, apa target karir Anda di tahun depan ? Sebaiknya sudah mulai dirancang menjelang akhir tahun ini.
Cara-Cara Menentukan Tempat Pemasaran
Dalam menentukan tempat pemasaran, atau strategi pemasaran ialah. adanya pemilihan lokasi usaha yang strategis menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kesuksesan pemasaran dari sebuah usaha. Semakin strategis lokasi usaha yang dipilih, semakin tinggi pula tingkat penjualan dan sudah pasti berpengaruh terhadap kesuksesan sebuah usaha untuk mendapatkan laba sebesar-besarnya. Begitu juga sebaliknya, jika lokasi usaha yang dipilih tidak strategis atau tidak menunjang untuk kemajuan usaha, maka penjualan pun juga tidak akan mungkin mencapai target yang diharapkan, yakni; untuk meningkatkan hasil penjualan.Untuk itu sebelum Anda memulai sebuha usaha, pilih terlebih dahulu tempat usaha yang paling tepat untuk pemasaran usaha Anda. Lakukan riset dan bandingkan beberapa pilihan tempat sebelum akhirnya Anda menentukan lokasi yang paling strategis bagi usaha Anda. Berikut beberapa faktor yang sebaiknya Anda perhatikan, sebagai bahan pertimbangan strategi memilih lokasi usaha.
1. Tingkat kepadatan penduduk sekitar lokasi
Usahakan memilih lokasi usaha yang memiliki kepadatan penduduk cukup tinggi. Semakin tinggi kepadatan penduduk di suatu lokasi, maka semakin besar pula potensi pasar sebuah usaha. Coba saja bandingkan pendapatan usaha yang lokasinya di daerah pedesaan dengan usaha yang berada di daerah perkotaan, omset yang diperoleh akan sangat jauh berbeda.
2. Besar pendapatan masyarakat sekitar lokasi
Besar pendapatan masyarakat yang ada di sekitar lokasi juga mampu mempengaruhi usaha yang akan Anda bangun. Sebab, tingkat pendapatan masyarakat juga akan berpengaruh terhadap daya beli konsumen. Jika Anda ingin menjalankan usaha dengan produk yang harganya sedikit tinggi, sebaiknya pilih lokasi yang daya belinya cukup tinggi ( misalnya di kota – kota besar ). Sedangkan bila ingin menawarkan produk dengan harga yang relative murah, tidak akan jadi masalah jika Anda memilih lokasi usaha yang daya beli masyaratnya kurang untuk. Karena konsumen di daerah tersebut lebih mementingkan harga murah, dibandingkan memperhatikan kualitas produk yang dijual.
3. Memperhatikan tingkat keramaian lalu lang kendaraan yang lewat
pemilihan lokasi usahaPerhatikan trafik lalu lalang kendaraan atau pejalan kaki yang lewat, karena hal ini juga mempengaruhi jenis usaha yang cocok di daeah tersebut. Untuk daerah yang dilalui pejalan kaki, usaha toko kelontong atau usaha minuman dingin cocok untuk dibangun di daerah tersebut. Sedangkan untuk lokasi yang banyak dilalui kendaraan bermotor, bisa mencoba usaha bengkel yang lebih dibutuhkan. Sesuaikan jenis usaha Anda dengan para konsumen yang lalu lalang di lokasi tersebut.
4. Banyaknya usaha yang menduukung lokasi tersebut
Semakin banyak usaha yang ada di sekitar lokasi, maka konsumen yang datang ke lokasi tersebut juga semakin ramai. Karena di lokasi tersebut terdapat berbagai macam usaha yang menyediakan produk yang berbeda pula, sehingga para konsumen lebih tertarik datang ke lokasi yang terdapat berbagai macam usaha. Misalnya saja lokasi pasar, atau mall yang selalu ramai pengunjung.
5. Sesuaikan dana dengan lokasi usaha yang akan dipilih
Biasanya lokasi usaha yang ada di keramaian seperti mall, atau di pinggir jalan yang strategis harga sewanya lebih mahal dibandingkan lokasi usaha yang kurang strategis. Untuk itu sesuaikan dana yang Anda miliki, dengan lokasi usaha yang di pilih. Jangan memilih lokasi yang harga sewanya mahal, tetapi ternyata tidak ramai pengunjung.
6. Pilih lokasi usaha yang tingkat kompetisinya rendah
Jika di lokasi tersebut sudah banyak usaha yang sejenis dengan usaha Anda, sebaiknya lokasi ini dihindari. Namun jika Anda yakin karena posisinya yang sangat strategis, Anda harus siap bersaing dengan menciptakan inovasi baru yang dapat membedakan usaha Anda dengan usaha lain yang sejenis.
7. Perhatikan pula akses menuju lokasi usaha
Usahakan pilih lokasi yang mudah di akses oleh para konsumen. Jika memungkinkan, pilih lokasi usaha yang dilalui transportasi umum. Agar konsumen yang tidak memiliki kendaraan pribadi juga bisa menjangkau lokasi usaha Anda.
8. Tingkat keamanan yang mendukung
Lokasi usaha yang aman juga menambah kenyamanan para konsumen. Mereka tidak akan ragu meninggalkan kendaraan mereka di tempat parkir, dan bisa meninkmati pelayanan usaha Anda dengan merasa nyaman. Dengan lingkungan yang aman, Anda bisa mengurangi resiko pencurian maupun perusakan yang bisa terjadi pada usaha yang ada di lokasi kurang aman.
9. Dan yang ke-9 adalah, perhatikan kebersihan lokasi usaha
Konsumen tidak akan mengunjungi sebuah toko, warung ataupun sebuah outlet yang berada di lingkungan kotor atau kumuh. Mereka akan merasa ragu untuk membeli produk Anda. Untuk itu jaga kebersihan lingkungan sekitar Anda, agar konsumen merasa nyaman berkunjung ke lokasi usaha Anda.
Tips
Sebelum membuka usaha sebaiknya Anda harus mengetahui apakah bangunan yang disewa atau yang Anda dirikan semua perijinannya sudah beres, seperti ijin mengenai analisa dampak lingkungan ( AMDAL ), ijin mendirikan bangunan ( IMB ), serta ijin gangguan ( HO ). Agar tidak terjadi kejadian tidak terduga, yang akan merugikan usaha yang Anda jalankan. Banyaknya peristiwa tempat usaha yang dihancurkan hanya karena tidak memiliki ijin, dapat menjadi pelajaran penting bagi Anda yang sedang mencari lokasi usaha. Salam sukses, dan bagi orang muslim jangan lupa keluarkan zakatnya..
4. Banyaknya usaha yang menduukung lokasi tersebut
Semakin banyak usaha yang ada di sekitar lokasi, maka konsumen yang datang ke lokasi tersebut juga semakin ramai. Karena di lokasi tersebut terdapat berbagai macam usaha yang menyediakan produk yang berbeda pula, sehingga para konsumen lebih tertarik datang ke lokasi yang terdapat berbagai macam usaha. Misalnya saja lokasi pasar, atau mall yang selalu ramai pengunjung.
5. Sesuaikan dana dengan lokasi usaha yang akan dipilih
Biasanya lokasi usaha yang ada di keramaian seperti mall, atau di pinggir jalan yang strategis harga sewanya lebih mahal dibandingkan lokasi usaha yang kurang strategis. Untuk itu sesuaikan dana yang Anda miliki, dengan lokasi usaha yang di pilih. Jangan memilih lokasi yang harga sewanya mahal, tetapi ternyata tidak ramai pengunjung.
6. Pilih lokasi usaha yang tingkat kompetisinya rendah
Jika di lokasi tersebut sudah banyak usaha yang sejenis dengan usaha Anda, sebaiknya lokasi ini dihindari. Namun jika Anda yakin karena posisinya yang sangat strategis, Anda harus siap bersaing dengan menciptakan inovasi baru yang dapat membedakan usaha Anda dengan usaha lain yang sejenis.
7. Perhatikan pula akses menuju lokasi usaha
Usahakan pilih lokasi yang mudah di akses oleh para konsumen. Jika memungkinkan, pilih lokasi usaha yang dilalui transportasi umum. Agar konsumen yang tidak memiliki kendaraan pribadi juga bisa menjangkau lokasi usaha Anda.
8. Tingkat keamanan yang mendukung
Lokasi usaha yang aman juga menambah kenyamanan para konsumen. Mereka tidak akan ragu meninggalkan kendaraan mereka di tempat parkir, dan bisa meninkmati pelayanan usaha Anda dengan merasa nyaman. Dengan lingkungan yang aman, Anda bisa mengurangi resiko pencurian maupun perusakan yang bisa terjadi pada usaha yang ada di lokasi kurang aman.
9. Dan yang ke-9 adalah, perhatikan kebersihan lokasi usaha
Konsumen tidak akan mengunjungi sebuah toko, warung ataupun sebuah outlet yang berada di lingkungan kotor atau kumuh. Mereka akan merasa ragu untuk membeli produk Anda. Untuk itu jaga kebersihan lingkungan sekitar Anda, agar konsumen merasa nyaman berkunjung ke lokasi usaha Anda.
Tips
Sebelum membuka usaha sebaiknya Anda harus mengetahui apakah bangunan yang disewa atau yang Anda dirikan semua perijinannya sudah beres, seperti ijin mengenai analisa dampak lingkungan ( AMDAL ), ijin mendirikan bangunan ( IMB ), serta ijin gangguan ( HO ). Agar tidak terjadi kejadian tidak terduga, yang akan merugikan usaha yang Anda jalankan. Banyaknya peristiwa tempat usaha yang dihancurkan hanya karena tidak memiliki ijin, dapat menjadi pelajaran penting bagi Anda yang sedang mencari lokasi usaha. Salam sukses, dan bagi orang muslim jangan lupa keluarkan zakatnya..
Loading...
No comments:
Post a Comment